Dream - Gempa bumi berkekuatan 7,9 SR di Nepal pada Jumat, 24 April 2014 lalu telah menewaskan ribuan orang. Begitu banyak pula rumah dan gedung yang luluh lantak rata dengan tanah. Tidak terkecuali rumah yang menjadi tempat tinggal Srijana Nepal (16).
Setelah rumahnya hancur, Srijana Nepal harus menelan satu lagi pil pahit dalam hidupnya. Ia diikat ayahnya di sebuah pohon lantaran khawatir Srijana yang menyandang disabilitas itu akan hilang di tengah situasi kota yang tidak kondusif pasca gempa.
Pasalnya, kondisi mental Srijana yang tak stabil kerap membuatnya bepergian tak tentu arah. Baik waktu siang, malam bahkan disaat ia tertidur pun. Oleh karena itu, orang tuanya selalu menguncinya di dalam kamar dan mengikat dirinya pada tangan sang ibu ketika ia tertidur.
“ Sebenarnya hati saya sangat sakit melakukan hal itu, saya ingin menguncinya dalam kamar seperti biasa, namun setelah rumah kami hancur, tak ada lagi ruangan aman yang kami punya,” tutur ayah Srijana, Krishnaprasad Nepal dikutip dari Gulfnews, Senin, 18 Mei 2015.
Krishnaprasad Nepal melanjutkan, anak pertamanya itu memang sudah menyandang disabilitas sejak masih kanak-kanak. Ia pun mengakui anaknya memiliki kebutuhan khusus yang mesti dipenuhi untuk menunjang hidupnya. Namun, hal tersebut tidak bisa ia lakukan, biaya perawatan medis sangat mahal dan tidak terjangkau oleh Krishnaprasad.
“ Setiap hari saya selalu berusaha untuk memberi makan keluarga. Saya benar-benar tak memiliki cukup uang untuk membayar dokter. Tapi saya berusaha untuk menjaga Srijana, dengan cara terbaik yang bisa saya lakukan,” tambah Krishnaprasad.
Ia pun sangat mengerti bahwa anak perempuannya itu tidak suka dikurung bahkan diikat ke pohon dan ingin dibebaskan. “ Tapi apa yang harus saya lakukan?” ratap ayah empat anak itu.
Sebelumnya keluarga Krishnaprasad menempati rumah tembok yang memiliki lima kamar. Namun, akibat gempa bumi dahsyat yang melanda, semuanya runtuh. Kini mereka tinggal di hunian sementara yang hanya terbuat dari terpal.
Bahan makanan memang tersedia berkat banyaknya bantuan internasional untuk para korban gempa bumi di Nepal. Namun, tanpa rumah, Krishnaprasad tak punya pilihan lain untuk tidak mengikat Srijana di pohon demi keamanannya.
“ Kami pernah berkali-kali kehilangan Srijana, sebab dia akan lari tak tentu arah jika tak ada yang menjaga,” tutup Krishnaprasad.
Laporan Kurnia Yunita Rahayu
Advertisement
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Penampilan Alya Zurayya di Acara Dream Day Ramadan Fest 2023 Day 6
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Kebiasaan Pakai Bra saat Tidur Berbahaya? Cari Tahu Faktanya