Pengalaman Bertugas di Negara Muslim Buat Relawan Peluk Islam

Reporter : Ahmad Baiquni
Kamis, 1 Oktober 2015 10:46
Pengalaman Bertugas di Negara Muslim Buat Relawan Peluk Islam
Saat bertugas membantu masyarakat miskin Tunisia, Eric menemukan kedamaian dalam Islam.

Dream - Eric Hensel merupakan seorang relawan kemanusiaan asal Amerika Serikat. Dia kerap mendapat tugas di sejumlah negara muslim seperti Tunisia, Oman, Bahrain, Uni Emirat Arab, dan Mesir.

Selama bertugas, dia kerap menjelajahi lokasi tugasnya. Tetapi, terselip sebuah keinginan sekaligus untuk melakukan pengembaraan spiritual.

Eric tumbuh dan besar di Amerika. Sebelum memeluk Islam, Eric mendapat pendidikan agama yang cukup baik. Namun, dengan berlalunya waktu, Eric secara perlahan-lahan mulai menjauh dari ajaran agama.

" Bukannya saya berhenti dari percaya pada Tuhan, tetapi ada sesuatu yang membuat kami tidak bisa menerima ajaran agama kami," kenang Eric.

Pada saat itulah Eric memulai pengembaraan spiritualnya. Dia mencari jawaban di berbagai agama termasuk Judaisme, Kristen dan Islam.

Pengembaraan spiritual Eric akhirnya berhenti ketika menemukan Islam setelah bekerja sebagai relawan untuk orang-orang miskin di Tunisia.

Eric sangat berminat ketika ditawari bekerja di negara muslim tersebut. Tetapi, pergi dan beradaptasi di negara Muslim bukanlah perkara mudah bagi Eric. Apalagi banyak teman-temannya berkata tentang Afrika Utara yang banyak dihuni suku-suku Arab. Namun Eric tidak mengindahkannya dan tetap pergi ke Tunisia.

Di Tunisia, Eric tinggal di sebuah negara muslim yang mengamalkan ajaran Islam. Dia melihat banyak nilai-nilai Islam yang masuk ke dalam budaya dan adat istiadat negara ini.

Eric pertama kali mendengar suara azan, ketika sedang berjalan di sebuah lorong. Saat itu, tiba-tiba saja terdengar suara 'Allahu Akbar' dari speaker.

" Saya bertanya dalam bahasa Prancis 'Qui chante?' yang artinya 'Siapa sedang menyanyi?'," kata Eric.

Eric tidak tahu bahwa itu adalah suara azan. Dia mengira ada seseorang yang sedang menyanyi lewat speaker, seperti yang selalu dia dengar di Tunisia.

Karena semua yang dia dengar di Tunisia adalah musik dan semua orang menyanyi, sehingga jenis 'lagu' tersebut mengejutkannya.

Ketika berada di universitas, Eric belajar sedikit mengenai Islam dan dia merasakan agama itu adalah sesuatu yang suci tetapi berbeda. Eric tidak pernah punya pikiran jahat berkaitan agama maupun penganutnya. Hanya saja Eric merasakan Islam begitu asing baginya.

" Saya pikir Islam akan dipandang rendah oleh masyarakat Amerika, dan sudah pasti akan terjadi perubahan besar dalam gaya hidup. Namun Islam mengajarkan kehidupan yang lebih baik dari kehidupan bebas dan longgar yang saya amalkan selama ini."

Untuk memperdalam Islam, Eric juga berinteraksi dengan Muslim di universitas, kemudian juga di Tunisia, di Dubai, di Bahrain, Oman, dan hampir semua negara Teluk. Tetapi tidak ada yang begitu menarik perhatiannya sampai dia membaca buku yang ditulis oleh pria dari Iowa, Amerika Serikat.

Dia tinggal di Inggris dan menulis sebuah buku berjudul 'A Short History of Nearly Everything'.

Buku setebal 800 halaman itu mengisahkan berbagai sejarah dunia. Dan pada setiap topik selalu mengatakan bahwa segala sesuatu itu diciptakan oleh Tuhan, di mana para ilmuwan mencoba untuk mencari tahu rahasia yang tersembunyi dari penciptaan-Nya itu.

Pada akhir bagian, penulis buku akan selalu berkata: " Tapi ini kurang dari 5 persen dari informasi yang sebenarnya ada di luar sana."

Pencarian Eric terus berlanjut hingga pada satu titik dia gemetar dan berkeringat. Dia merasakan tekanan luar biasa.

Saat itu Eric berada di Timur Tengah. Dia membeli selembar sajadah dan mulai mencari berbagai informasi mengenai Islam baik melalui internet dan buku-buku.

Selama satu minggu, Eric terus berpikir mengenai langkah besar yang akan diambilnya. Langkah baru tetapi bukan sesuatu yang berbeda. Eric merasa seperti lahir kembali bagaikan seorang bayi.

" Saya pun mengucapkan kalimat syahadat, sendirian, dalam kamar saya, terasing. Saya berusaha untuk salat sebaik mungkin tanpa mengetahui apa-apa," kata dia.

Beri Komentar