Dream - Sejak usia 13 tahun, Melissa bisa dibilang sosok yang punya naluri peka soal agama. Dia bergabung dalam band yang mengusung lagu-lagu rohani.
Namun saat diajak tur keliling Jerman pada 2002, Melissa mulai merasa bahwa agama tidak boleh dibuat iseng. Saat itu usianya baru 14 tahun.
Setelah menyelesaikan tur keliling Jerman, Melissa segera menemui pastor. Ia menceritakan segala yang dirasakannya.
Melissa juga menanyakan beberapa hal serius yang telah membuat ia meragukan agamanya. Namun Melissa mendapat jawaban yang tidak membuatnya lega.
Keraguan membuat Melissa mencari agama lain yang bisa membuat hatinya tenang dalam menjalankannya. Teman-teman Melissa ternyata juga dilanda kebimbangan soal keyakinan.
Mereka mulai merokok, mabuk-mabukan dan berpesta untuk melupakan apa yang dirasakan. Begitu pula dengan Melissa.
Namun Melissa masih bisa mengendalikan diri hingga akhirnya dia mendengar sebuah agama bernama Islam. Dia kemudian mencari informasi tentang Islam. Melissa membeli beberapa buku tentang Islam tapi dia lebih banyak membaca melalui internet.
" Saya belajar agama baru, asing dan dicurigai banyak orang ini. Tidak tahu bahwa agama inilah yang akan mengubah hidup saya," kenang Melissa dikutip Dream.co.id dari laman OnIslam.net, Kamis 10 Desember 2014.
Melissa membaca tentang banyak hal. Mulai dari pengertian Islam, bagaimana cara salat, bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, puasa, zakat, berziarah ke Mekah dan sebagainya.
Dia juga mendapatkan informasi bahwa Islam sangat menghargai perempuan. Mereka mendapat hak seperti para perempuan di Amerika Serikat dan Eropa pada umumnya. Melissa baru menyadari bahwa budaya dan agama sangat berbeda.
Melissa mulai belajar salat sebaik mungkin, termasuk mengingat bacaan Arab dan gerakannya. Meski belum resmi menjadi muslim, Melissa sudah puasa di bulan Ramadan.
Sebagai calon muslim, Melissa merasa harus bersikap rendah hati dan tidak keras kepala. Dia belajar bahwa muslim harus menghormati orang yang lebih tua dan dirinya sendiri.
Melissa juga mulai memakai hijab saat memasuki semester pertama di sekolahnya. Melissa memakainya karena percaya tubuhnya adalah urusannya sendiri.
Hanya karena menutupi rambut, bukan berarti Melissa perempuan lemah, namun pada kenyataannya, itu membuatnya merasa lebih dari seorang perempuan. Melissa merasa hijab telah membuatnya aman dari pandangan yang tidak baik.
Setelah memahami semua yang dilakukannya memiliki tujuan untuk membahagiakannya di dunia dan akhirat, maka pada Mei 2004 Melissa memutuskan untuk menjadi seorang muslim.
" Agama Islam telah membentuk pandangan hidup, perilaku, dan persepsi saya dan penerimaan orang lain terhadap saya. Ini sangat penting bagiku karena itu adalah bagian dari diri saya setiap hari, setiap saat," ujarnya.
Bagi Melissa, manusia menyembah Allah dengan cara yang Dia kehendaki dan bukan dengan cara yang manusia inginkan. " Saya berhubungan dengan Allah tidak pada hari-hari tertentu saja atau ketika mendapat kesulitan. Tapi setiap saat, setiap hari," katanya
Islam tidak hanya telah membentuk keyakinan Melissa, tetapi juga pemikiran dan tindakannya. (Ism)
Advertisement


IOC Larang Indonesia Jadi Tuan Rumah Ajang Olahraga Internasional, Kemenpora Beri Tanggapan

Ada Komunitas Mau Nangis Aja di X, Isinya Curhatan Menyedihkan Warganet

Wanita 101 Tahun Kerja 6 Hari dalam Seminggu, Ini Rahasia Panjang Umurnya

Kenalan dengan CX ID, Komunitas Customer Experience di Indonesia

Ranking FIFA Terbaru, Indonesia Turun ke Peringkat 122 Dunia

Warung Ayam yang Didatangi Menkeu Purbaya Makin Laris, Antreannya Panjang Banget