(Foto: Bangkokpost.com)
Dream - Seorang wanita muda menderita akibat menerima perlakuan diskriminatif usai dirinya didiagnosis terinfeksi HIV sejak masih kecil. Namun penderitaan gadis ini berakhir setelah melakukan uji ulang kesehatan di Pusat Penelitian Penunjang Palang Merah Thailand (TRC-ARC) pada hari Kamis.
Suthida Saengsumat, 20, pergi ke Bangkok untuk melakukan tes HIV kedua pada hari Kamis, setelah tes sebelumnya di sana pada tanggal 23 Mei menunjukkan bahwa dia HIV-negatif.
Dr Praphan Phanuphak, Direktur TRC-ARC, dalam sebuah konferensi pers selama 30 menit menegaskan bahwa gadis itu telah bebas dari HIV. Dia membenarkan hasil tes kedua tersebut konsisten.
Suthida menangis. Dia sangat berterima kasih kepada para dokter yang terlibat dan mengatakan bahwa masyarakat sekarang harus berhenti melakukan diskriminasi terhadapnya karena dia bkan penderita HIV-AIDS.
" Anak-anak saya, mulai sekarang Anda tidak perlu malu atau bersembunyi dari orang lain. Kami akan hidup bersama lagi. Kami tidak akan berpisah lagi, karena saya tidak memiliki AIDS," kata ibu dua anak, berusia 5 tahun dan 1 tahun itu.
Mimpi buruk HIV-nya dimulai saat dia berusia 8 tahun. Gurunya membawanya untuk tes HIV di sebuah rumah sakit di Provinsi Roi Et karena ibunya memiliki alergi parah dan ayahnya meninggal karena AIDS.
Tes pertama menunjukkan dia terinfeksi virus. Tidak ada tes kedua untuk memastikan diagnosisnya. Dia menderita sejak itu.
Semua orang, termasuk tetangga dan teman sekolah menjauhkan diri darinya. Akibatnya dia tidak mau bersekolah.
" Akhirnya saya keluar dan tumbuh menjadi orang yang tidak berpendidikan, meski saya bermimpi menjadi dokter," kata Suthida.
Kemudian dia menikah, dan meskipun dia menggunakan kontrasespsi, dia hamil. Dia memutuskan untuk menjaga anaknya yang kini berusia 5 tahun. Ketika tes HIV pada bayinya yang baru lahir tebrukti negatif, dia mencari tes HIV baru untuk dirinya sendiri. Ini terbukti negatif, jadi dia berhenti minum obat HIV-nya.
Meski begitu, dia terus meragukan kesehatannya. Akhirnya, pengacara Songkran Achariyasap membawanya ke Bangkok untuk melakukan tes ulang di Pusat Palang Merah Thailand.
Hasil tes hari Kamis, mengkonfirmasikan bahwa dia tidak terinfeksi. Dan ini telah memberinya kehidupan baru, kata Suthida.
Dr Praphan mengatakan tes modern jauh lebih akurat daripada bertahun-tahun yang lalu, dengan tingkat kesalahan hanya 1/1000.
Kasus Suthida biasanya menunjukkan bahwa masyarakat Thailand memiliki sedikit pemahaman tentang HIV-AIDS dan secara tidak adil mendiskriminasikan orang-orang yang terinfeksi, yang sebenarnya dapat menjalani kehidupan normal seperti orang lain dan berkontribusi pada masyarakat, kata Direktur Pusat Penelitian AIDS.
(Sumber: bangkokpost.com)
Advertisement
Ratu Ratu Queens The Series, Cerita Seru 4 Perempuan Diaspora di New York
5 Komunitas Khusus Perempuan di Indonesia, Gabung Yuk!
5 Tanda Komunikasi Orang Tua dan Remaja Sudah Berjalan Sehat
3 Komunitas Kesehatan Mental di Indonesia, Kini Kamu Tak Perlu Merasa Sendiri Lagi
Saat Anak Mulai Ngebet Punya Akun Sosmed: Umur Berapa Sebenarnya Boleh?
Film Sukma: Cermin Tua, Misteri Membayang, dan Ketakutan yang Dekat
XL Weekend Rush Semarang: Fun Bike, Festival Digital, dan Jaringan Lebih Kuat dari XLSMART
Ratu Ratu Queens The Series, Cerita Seru 4 Perempuan Diaspora di New York
XL Weekend Rush Semarang: Fun Bike, Festival Digital, dan Jaringan Lebih Kuat dari XLSMART