Ilustrasi (Foto: Shutterstock)
Dream - Meski menyusui merupakan hal alami yang akan dialami para calon ibu, namun tak jarang dari mereka mengalami kesulitan untuk melakukannya.
Jika kamu di antaranya, jangan buru-buru berkecil hati, Sahabat Dream. Lewat beberapa langkah cara menyusui yang benar berikut, proses menyusui akan lebih mudah bagi ibu dan bayi.
Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi di Jakarta pada Jumat, 20 Desember 2019 mengungkapkan beberapa cara yang benar saat melakukan laktasi.
Pertama, posisi ibu harus ergonomis, di mana wajib bersender agar otot punggung rileks dan dapat mengeluarkan ASI (Air Susu Ibu) dengan lancar.
Kedua, saat melakukan laktasi, disarankan untuk tidak di tempat yang terlalu terang, karena dapat menyebabkan pengalihan kepada ibu.
Ketiga, saat melakukan laktasi juga tidak disarankan sambil berbicara, karena dapat menurunkan konsentrasi sehingga tidak dapat mengeluarkan asi yang maksimal.

“ Menurut penelitian, ibu yang memberikan ASI eksklusif juga dapat mengurangi resiko penyakit jantung dan keganasan di kemudian hari. Jadi, saat laktasi keluar, dapat membuat ibu menjadi lebih rileks,” ujarnya.

(Laporan: Michelle Rachel Evangelista Maramis)
Dream - Dalam 15 tahun terakhir, penelitian terbaru menunjukkan pengetahuan dan perilaku laktasi ibu di Indonesia, terutama ibu pekerja tidak menunjukkan perbaikan signifikan.
Bertepatan dengan momentum Hari Ibu yang diperingati tiap 22 Desember, Health Collaborative Center ingin menegaskan kepada pemerintah dan masyarakat, untuk tidak menomorduakan upaya kualitas laktasi working mom.

“ Negara masih gagal untuk memproteksi hak ASI (Air Susu Ibu) di Indonesia," ungkap Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi di Jakarta, Jumat, 20 Desember 2019.

Dr Ray/Foto: Dream-Michelle Rachel
Buktinya, kata dia, dari hasil Riskesdas 2003 hingga 2018, prevalenss ASI eksklusif nasional cuma berkisar antara 32 hingga 38 persen. " Yang sangat jauh dari target nasional yaitu 80 persen," terang Dokter Ray lagi.
Ia juga menegaskan, dukungan tempat kerja juga belum kondusif.
Melalui penelitian, ia menunjukkan bahwa sekitar 21 persen tempat kerja di Indonesia yang memberikan dukungan fasilitas memadai untuk laktasi, dan 7,5 persen pekerja di Indonesia yang bisa menikmati program promosi laktasi di tempat kerja.
“ Apabila pemerintah belum bisa memberikan cuti melahirkan hingga enam bulan, maka sangat penting bagi pemerintah untuk memastikan implementasi dukungan laktasi di tempat kerja menjadi maksimal,” tegasnya.

Efek laktasi dan menyusui sangat besar, bukan hanya terhadap kesehatan ibu dan bayi tetapi juga untuk kesehatan bangsa.
Oleh karena itu, Dr. Ray melalui Health Collaborative Center mengajak seluruh masyarakat fokus menjadikan ASI eksklusif dan laktasi sebagai prioritas pembangunan kesehatan nasional.

(Laporan: Michelle Rachel Evangelista Maramis)
Advertisement
Influencer Fitness Meninggal Dunia Setelah Konsumsi 10.000 Kalori per Hari

Raih Rekor Dunia Guinness, Robot Ini Bisa Jalan 106 Km Selama 3 Hari

Sensasi Unik Nikmati Rempeyek Yutuk Camilan Khas Pesisir Kebumen-Cilacap

5 Destinasi Wisata di Banda Neira, Kombinasi Sejarah dan Keindahan Alam Memukau

Habib Husein Jafar Bagikan Momen Saat Jenguk Onad di Panti Rehabilitasi


5 Destinasi Wisata di Banda Neira, Kombinasi Sejarah dan Keindahan Alam Memukau
Throwback Serunya Dream Day Ramadan Fest bersama Royale Parfume Series by SoKlin Hijab

Sensasi Unik Nikmati Rempeyek Yutuk Camilan Khas Pesisir Kebumen-Cilacap

Raih Rekor Dunia Guinness, Robot Ini Bisa Jalan 106 Km Selama 3 Hari

Influencer Fitness Meninggal Dunia Setelah Konsumsi 10.000 Kalori per Hari

VinFast Beri Apreasiasi 7 Figur Inspiratif Indonesia, Ada Anya Geraldine hingga Giorgio Antonio

Influencer Fitness Meninggal Dunia Setelah Konsumsi 10.000 Kalori per Hari

Raih Rekor Dunia Guinness, Robot Ini Bisa Jalan 106 Km Selama 3 Hari