Mesin Mobil Bisa Terlalu Panas Kalau Radiator Bocor. (Foto: Shutterstock)
Dream – Mesin mobil yang mengalami overheat (kepanasan,red) bisa terjadi karena beberapa faktor. Salah satu pemicu yang paling sering terjadi adalah radiator yang bocor.
Kebocoran akan menyebabkan air radiator terbuang sia-sia. Padahal, fungsi air ini bertujuan untuk mendinginkan mesin.
Mengutip laman Suzuki, Jumat, 3 Januari 2020, ada empat penyebab radiator bisa bocor. Pertama, umur radiator. Setiap komponen memang memiliki usia pemakaian masing-masing, termasuk radiator.
Tapi, tak sedikit yang menginjak usia 5 tahun, radiator mulai bermasalah. Kalau sudah radiator sudah retak atau bocor, segerala untuk menggantinya.
Kedua, saluran radiator terhambat. Kalau menggunakan air biasa dan tak rajin memperhatikan kondisi air radiator, lama-lama akan muncul kotoran yang bisa menghalangi jalur distribusi air radiator.
Ketika sudah terhambat, panas dari mesin tidak dapat disalurkan ke elemen pelepas panas radiator. Sebaiknya dicek kondisinya tiap 30 ribu km atau 40 ribu km supaya radiator tetap dalam kondisi prima dan maksimal kinerjanya.
Ketiga, terkena benda asing, Supaya radiator bisa menangkap udara segar, komponen ini diposisikan di depan mesin dengan kisi-kisi atau grill yang terbuka. Tapi, hal tersebut membuat radiator berisiko terkena batuan kerikil atau hewan-hewan yang terbang.
Saat radiator bertrabrakan dengan benda-benda tersebut, bukan tak mungkin kisi-kisi atau dinding radiator rusak dan akhirnya muncul kebocoran.
Keempat, komponen karet dan plastik yang getas. Fungsi dan letak radiator yang saling berdekatan dengan panas mesin membuat komponen pendukung lainnya juga bisa mengalami kegetasan. Misalnya, selang radiator yang terbuat dari karet dan tabung reservoir yang terbuat dri plastik.
Tabung plastik yang terkena panas terus menerus bisa memicu keretakan dan akhirnya menyebabkan kebocoran pada sistem radiator.
Dream – Mobil overheat atau mengalami peningkatan temperatur, sangat mengkhawatirkan pengemudi. Overheat bisa membahayakan keselamatan.
Dikutip dari Liputan6.com, Jumat 23 Agustus 2019, kondisi ini ditandai dengan jarum indikator temperatur yang melewati batas tengah pada sistem analog atau menyalanya lampu indikator temperatur pada sistem digital.
Meningkatnya temperatur mobil secara tidak normal dapat disebabkan oleh beberapa hal.
" Penyebabnya bisa saja karena radiatornya mampet, kalo yang pake motor fan, ya, motornya. Lebih sering itu ada kebocoran di radiator atau selang,” kata pemilik bengkel mobil Oscar di Gading Serpong, A. Guan.
Kondisi overheat ini bisa merusak komponen yang ada di mobil. “ Kalau dibiarkan, overheat bisa menyebabkan mesin jebol (dan) cylinder head melengkung,” kata dia.
A. Guan mengatakan, dalam kondisi darurat, overheat bisa diatasi dengan sementara. Caranya dengan mengurangi beban kerja mobil.
Misalnya, mengurangi kecepatan mobil dan mematikan AC. Pengemudi juga bisa menghentikan mobil atau mematikan mesin jika kondisinya sudah mengkhawatirkan.
Guan mengatakan, sebagai antisipasi, penumpang disarankan untuk melakukan pengecekan berkala dengan memperkecil kemungkinan kerusakan komponen yang menyebabkan overheat pada mobil.
(Sumber: Liputan6.com/Khema Aryaputra)
Dream – Kemacetan parah bisa membuat radiator mobil bisa bekerja kurang optimal karena kurang mendapatkan embusan udara dingin. Suhu panas di ruangan mesin juga akan terperangkan sehingga membuat bagian penting mobil ini panas.
Dalam kondisi ekstrem, mesin bisa mengalami overheat dan mati mendadak. Hal ini disebakan oleh oli yang menguap.
Dikutip dari Auto2000, Senin, 12 Agustus 2019, saat suhu kerja mesin normal, sebenarnya oli telah membantu tugas mengurangi panas mesin. Masalahnya, oli mesin tidak memiliki sistem pendingin khusus sehingga menemui kesulitan melepaskan panas yang berlebih saat jalanan macet.
Secara alami oli juga mengalami penguapan saat suhu tinggi. Karena pada batas temperatur tertentu, energi dalam yang mengikat molekul hidrokarbonnya tidak sanggup lagi menahan diri akibat adanya energi panas dari luar.
Asal masih dalam kadar aman, penguapan oli mesin masih wajar saja. Direkomendasikan pemilik mobil mengganti oli setiap 6 bulan sekali atau 10 ribu km.
Kalau kamu sama sekali tidak peduli pada kondisi oli mesin, seperti tidak pernah mengecek volume oli lewat tongkat pemeriksa (dipstick), ini akan bermasalah. Tanpa sadar, oli mesin berkurang atau bahkan mengering.
Volume oli yang tidak sesuai kebutuhan akan membuat tugasnya melumasi, mendinginkan, membersihkan, dan melindungi mesin semakin berat. Jika dibiarkan akan membuat usia pakai komponen mesin turun dan cepat rusak.
Turunnya kondisi komponen membuat mesin kesulitan mengail tenaga sehingga performanya turun. Selain tentunya membuat boros konsumsi bensin karena kamu akan menekan pedal gas lebih dalam untuk mendapatkan tenaga.
Apalagi kalau sampai oli mesin habis total. Komponen mesin yang bergesekan tanpa ada pelumas akan membuat mesin macet dan rusak parah. Biaya yang dikeluarkan untuk memperbaiki pun tidak murah.
Advertisement
4 Komunitas Animasi di Indonesia, Berkarya Bareng Yuk!
Senayan Berbisik, Kursi Menteri Berayun: Menanti Keputusan Reshuffle yang Membentuk Arah Bangsa
Perusahaan di China Beri Bonus Pegawai yang Turun Berat Badan, Susut 0,5 Kg Dapat Rp1 Juta
Style Maskulin Lionel Messi Jinjing Tas Rp1 Miliar ke Kamp Latihan
Official Genas, Komunitas Dance dari Maluku yang `Tularkan` Goyang Asyik Tabola Bale
Konser Sejarah di GBK: Dewa 19 All Stars Satukan Legenda Rock Dunia dalam Panggung Penuh Magis
Desain Samsung Galaxy S26 Bocor, Isu Mirip iPhone 17 Pro Bikin Heboh Pecinta Gadget
Official Genas, Komunitas Dance dari Maluku yang `Tularkan` Goyang Asyik Tabola Bale
Selamatkan Kucing Uya Kuya Saat Aksi Penjarahan, Sherina Dipanggil Polisi
Rekam Jejak Profesional dan Birokrasi Purbaya Yudhi Sadewa, Menkeu Pengganti Sri Mulyani Indrawati