5 Langkah Mengatasi Masalah Jerawat Di Telinga
Dream - Semua orang pasti setuju bahwa jerawat yang tumbuh di dalam lubang atau cuping telinga lebih menyakitkan daripada di wajah. Selain sakit, si bintik merah menjengkelkan itu juga membuat kita merasa mengganggu. Apalagi ditambah rasa gatal karena kulit telinga sangat sensitif.
Jerawat di telinga sebenarnya terjadi karena pembentukan sel kulit mati atau bakteri yang menyumbat pori-pori.
Penyebab jerawat muncul di telinga lainnya bisa karena kebiasaan menggunakan kapas untuk membersihkan telinga.
Memakai ponsel, anting-anting, topi dan helm yang kotor juga jadi penyebab jerawat muncul di telinga. Karena itu, rajin-rajinlah membersihkan telinga serta benda yang sering dipakai dan menyentuh telinga.
Selain itu, ikut langkah-langkah mengatasi jerawat di telinga yang dilansir Dream dari mStar.com berikut ini.
1. Sediakan air hangat dan kain lembut untuk digosokkan ke telinga. Ini bertujuan untuk membuka pori-pori sehingga mudah dalam menghilangkan kotoran dan minyak yang menempel di telinga.

2. Jika jerawat sudah pecah, berhati-hati dalam untuk membersihkannya karena cairan dari jerawat dapat menyebabkan masalah menjadi lebih buruk.
3. Gunakan pembersih telinga yang dicelupkan ke dalam air hangat sebelum membersihkan bagian dalam telinga dengan hati-hati.

4. Alirkan air hangat ke telinga untuk membersihkan kotoran yang tertinggal.
5. Jika jerawat belum pecah, sebaiknya biarkan ia pecah dengan sendirinya dan bersihkan dengan mulai dari langkah kedua.
Dream - Musik bisa membuat suasana hati jadi lebih baik. Bisa jadi hiburan di kala suntuk dan atau menghilangkan kebosanan. Apalagi bagi mereka yang pulang pergi beraktivitas terjebak kemacetan.
Kita pun bisa memunculkan suasana relaksasi dari mendengarkan musik. Saat mendengarkan musik di jalan, earphone atau headphone selalu jadi andalan.
Nah, meski memiliki banyak manfaat, mendengarkan musik juga memiliki sisi negatif apalagi jika dilakukan setiap hari selama berjam-jam menggunakan earphone atau headphone.
Jika ingin mendengarkan musik tanpa berpotensi mengganggu pendengaran, gunakan aturan 60:60. Artinya, dengarkan musik tidak lebih dari 60 menit tiap hari. Selain itu, atur volume suara tidak melebihi 60% dari volume maksimal.
Hindari mendengarkan musik dengan volume yang terlalu tinggi. Tanda-tanda bahwa seseorang mendengarkan musik terlalu keras adalah ketika suara yang muncul tidak nyaman di telinga, yang biasanya menyebabkan pusing atau sakit pada gendang telinga.

Jika memakai headset dengan suara yang terdengar oleh orang lain, berarti volume musik yang didengarkan terlalu keras. Segera kurangi volume suara tersebut.
Sebaiknya kenakan headphone yang memblokir suara dari luar saat mendengarkan musik. Memakai alat ini bisa membantu seseorang mendengarkan musik dengan volume lebih rendah, namun lebih nyaman karena suara bising di sekitar kita masih bisa diminimalkan.

Meski menimbulkan kenyamanan, istirahatkan telinga dari mendengarkan musik dengan bantuan headphone secara berkala.
Saat menonton pertunjukan musik, sebaiknya gunakan earplug (sumbat telinga) untuk mengurangi kebisingan. Pemakaian alat ini tidak akan mengurangi kenikmatan seseorang saat mendengar musik yang dihadirkan secara langsung. Faktanya, memakai penutup telinga bisa menurunkan suara antara 15-35 desibel.
Dengan tetap melindungi pendengaran saat mendengarkan musik, maka dapat memperoleh dua manfaat sekaligus, yaitu meningkatkan rasa bahagia dalam jiwa kita sekaligus menjauhkan diri dari risiko gangguan pendengaran.
Akan tetapi, apabila Sahabat Drean mengalami gangguan pendengaran setelah mendengarkan musik, sebaiknya segera kunjungi dokter spesialis THT agar dapat diberikan penanganan.
Dream - Tumpukan kotoran di telinga memang membuat rasa gatal dan tak nyaman. Biasanya, kita langsung membersihkannya dengan cotton bud. Cara ini memang sangat berisiko.
Bagian dalam telinga bisa saja terluka atau malah kapas terlepas dan tertinggal di dalam. Dokter spesialis telinga, hidung, tenggorokan (THT) bedah kepala, leher, Rumah Sakit Pondok Indah - Bintaro Jaya, Hably Warganegara, memberi tips membersihkan kotoran telinga dengan aman.

Pada dasarnya, kotoran telinga kita bisa keluar dengan sendirinya. Hal itu disebabkan dari aktivitas mengunyah dan menelan yang kita lakukan setiap hari. " Kita punya yang namanya self mechanism," ujar Hably, beberapa waktu lalu.
Saat keluar, kotoran berada di sepertiga telinga bagian luar. Kotoran yang berada di luar dan terlihat itulah yang bisa dibersihkan dengan cotton bud. Bukan kotoran yang berada di bagian dalam. Harus ekstra hati-hati dalam membersihkannya, jika tidak, serumen akan masuk lagi ke dalam telinga.
" Karena kotoran berada di bagian luar telinga, membersihkannya cukup pada area tersebut saja. Jangan sampai masuk. Apalagi sampai batang cutton bud tidak kelihatan," Hably mengingatkan.
Menurutnya kulit daun telinga kita sangat tipis. Bila berlebihan dalam membersihkannya, membuat kulit mudah terkelupas. Hindari juga membersihkan terlalu dalam.
" Kebiasaan kita setiap habis mandi pasti korek kuping. Tidak perlu juga seperti itu," katanya.
Laporan: Aditya Eka/ Sumber: Liputan6.com
Advertisement
4 Komunitas Seru di Depok, Membaca Hingga Pelestarian Budaya Lokal

Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah

UU BUMN 2025 Perkuat Transparansi dan Efisiensi Tata Kelola, Tegas Anggia Erma Rini

Masa Tunggu Haji Dipercepat, dari 40 Tahun Jadi 26 Tahun

Viral Laundry Majapahit yang Bayarnya Hanya Rp2000


Azizah Salsha di Usia 22 Tahun: Keinginanku Adalah Mencari Ketenangan
Hj.Erni Makmur Berdayakan Perempuan Kalimantan Timur Lewat PKK

Benarkah Gaji Pensiunan PNS Naik Bulan Ini? Begini Penjelasan Resminya!

Timnas Padel Indonesia Wanita Cetak Sejarah Lolos ke 8 Besar FIP Asia Cup 2025

Hore, PLN Berikan Diskon Tambah Daya Listrik 50% Hingga 30 Oktober 2025

75 Ucapan Hari Santri Nasional 2025 yang Penuh Makna dan Bisa Jadi Caption Media Sosial

4 Komunitas Seru di Depok, Membaca Hingga Pelestarian Budaya Lokal

Clara Shinta Ungkap Rumah Tangganya di Ujung Tanduk, Akui Sulit Bertahan karena Komunikasi Buruk