Makanan Kaleng. (Source: Shutterstock)
Dream - Makanan kalengan seperti ikan sarden, manisan buah, dan corned beef bisa jadi santapan alternatif ketika ingin lebih praktis. Rasa makanan kalengan juga tetap lezat. Lalu, amankah mengonsumsi makanan kalengan secara rutin?
Menurut dokter yang juga lifestyle influencer, Nadia Alaydrus, makanan kalengan mengandung bahan pengawet yang bisa berdampak bahaya bagi kesehatan. Menurutnya, menyantap makanan segar masih tetap lebih baik dibandingkan dalam bentuk kaleng.
Terutama, bagi seseorang yang memiliki riwayat darah tinggi karena makanan kalengan cenderung mengandung banyak garam atau natrium.
Foto: Shutterstock
Selain itu, makanan kaleng seperti sarden juga mengandung zinc oxide yang bisa mengganggu kinerja usus dalam menyerap berbagai nutrisi.
" Bahkan menurut salah satu penelitian, kandungan zinc oxide dalam makanan kaleng itu bisa 100 kali lebih banyak daripada kebutuhan harian kita," ujarnya dalam unggahan di Instagram.
Perhatikan juga label pada makanan kaleng. Hindari makanan kaleng dengan kandungan BPA tinggi yang bisa menyebabkan gangguan hormonal. Jadi, pilih makanan kaleng yang berlabel 'BPA free'. Kontrol juga konsumsi makanan kaleng agar tidak berlebihan.
View this post on Instagram
Dream - Tak jarang kita menemukan stok makanan kaleng yang disimpan jauh melebihi tanggal kedaluwarsa. Mulai dari kornet sampai olahan buah. Sebagian orang mungkin akan langsung membuang stok tersebut jika melewati tanggalnya.
Ada juga yang memilih untuk tetap menyantapnya. Terkadang melewati tanggal sampai berbulan-bulan. Lalu apakah aman jika mengonsumsi makanan kaleng jika sudah kedaluwarsa.
Menurut USDA (United States Department of Agriculture), makanan kaleng aman dan sehat dikonsumsi melewati tanggal kedaluwarsa jika dirawat dengan baik. Bila kondisinya masih baik, baik aroma maupun teksturnya, cenderung aman untuk dikonsumsi.
Tanggal kedaluwarsa umumnya bukan mengindikasi keamanan pangan, namun kapan makanan berkurang kualitas, kesegaran, atau nilai gizinya. Meskipun makanan kaleng yang sudah kedaluwarsa mungkin berkurang kadar vitaminnya, namun protein dan mineral yang terkandung tetap sama.
Sebaliknya, jika makanan kaleng tersebut berbau busuk, berubah warna dan berlendir, segera buang dan jangan dikonsumsi. Produk yang kondisi kalengnya sudah rusak, berkarat atau menggembung juga pertanda makanan di dalamnya sudah tak layak dikonsumsi. Hal tersebut merupakan indikasi adanya pembusukan mikroorganisme atau racun berbahaya.
Produk yang memiliki asam tinggi seperti tomat, buah-buahan, atau acar memiliki umur simpan lebih pendek, yaitu 12 - 18 bulan. Sedangkan produk yang memiliki asam rendah seperti daging dan sayuran dapat bertahan selama 2 - 5 tahun.
Menurut USDA, bahwa sebagian besar makanan tahan lama (shelf-stable) aman tanpa batas. Namun tetap penting untuk memeriksa aroma dan penampilan produk kaleng sebelum dikonsumsi.
Penyimpanan Makanan Kaleng yang Benar
Makanan kaleng sebaiknya disimpan di suhu sejuk dan kering, seperti pantry atau lemari yang tidak terekspos suhu ekstrem. Disarankan untuk menyimpan makanan kaleng pada suhu 85 fahrenheit atau lebih dan menghindari titik beku serta lebih dari 100 derajat fahrenheit.
Ketika makanan kaleng bersisa, simpan di wadah tertutup dalam lemari es. Produk dengan kandungan asam tinggi dapat bertahan 5-7 hari, sementara produk dengan asam rendah dapat bertahan 3-5 hari.
Laporan: Meisya Harsa Dwipuspita/ Sumber: RD
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN