(Foto: Shutterstock)
Dream - Bagi sebagian orang, makeup menjadi kebutuhan sehari-hari yang tak dapat ditinggalkan. Mereka beralasan, kosmetik memiliki segudang manfaat untuk melindungi wajah dari ultraviolet.
Namun, ada juga makeup yang mengandung formula berbahaya, yang mengakibatkan keriput lebih cepat datang. Jadi sebenarnya, makeup itu baik atau buruk sih di kulit wajah?
Dilansir The Conversation, makeup akan menyesuaikan jenis kulit masing-masing orang yang memakainya. Sehingga penting memperhatikan kandungan untuk membuatnya, apakah makeup organik atau natural? Bebas Paraben dan hypoallergenic?

Walaupun sebagian besar makeup cukup aman, namun ada juga beberapa kasus masalah kulit akibat memakai makeup. Untuk itu, sesuaikan makeup dengan kondisi kulit kamu.
Seperti misalnya timbul acne cosmetica, yaitu jenis jerawat yang muncul karena menggunakan kosmetik tertentu. Ini berhubungan dengan penyumbatan pori-pori sehingga timbul jerawat. Meskipun kebanyakan orang menganggap bahwa makeup yang menutup pori-pori wajah. Ternyata anggapan itu salah. sel kulit matilah yang menutupi pori-pori.
Pembengkakan ringan dapat muncul karena penutupan pori-pori, dan minyak wajah menjadi penyebab utamanya. Makeup tidak selalu menjadi penyebab kerusakan kulit wajah, tapi bergantung dari apa formulanya, seberapa banyak kamu memakainya, dan cara memakainya.

Selanjutnya ada Irritant dermatitis, yang sangat rentan terjadi pada orang berkulit sensitif dengan riwayat penyakit eczema atau rosacea. Kondisi ini dapat menyebabkan rasa gatal, merah meradang, bahkan melepuh.
Allergic contact dermatitis dapat muncul ketika seseorang sangat peka terhadap salah satu bahan baku makeup yang diaplikasikan. Rasa gatal dan memerah terkadang disertai dengan pembengkakan selama 12-48 jam setelah pemakaian makeup, dan dapat menjadi kronis dengan penggunaan berkelanjutan.
Bahan penyebab alergi ini cukup sulit ditemukan, karena biasanya kondisi ini terjadi dalam durasi bulanan atau bahkan setahun setelah memakai produk.

Hati-hati juga saat mengenakan pewangi, pasalnya bahan parfum dan pengawet adalah penyebab alergi yang sering terjadi. Ada sekitar 5.000 parfum yang berbeda di dalam produk perawatan kulit. Kebanyakan parfum berasal dari ekstrak tanaman alami dan essential oils.
Penyebab alergi lainnya yakni lanolin, coconut diethanolamide (foaming angent) dan sunscreen agents. Pengawet seperti parabem formaldehyde, dan Quaternium-15 dibutuhkan untuk segala jenis produk cair untuk stabilisasi dan mencegah pertumbuhan bakteri.
Beberapa pemahaman keliru adalah, bahan alami tidak dapat menyebabkan alergi atau iritasi. Hal itu tidaklah sepenuhnya benar.

Untuk itu, memilih produk dengan formula hypoallergenic, fragrance-free, dan non-comedogenic adalah hal yang bijak. Buat kamu yang kulitnya berminyak atau punya riwayat jerawat, hindari kosmetik berbasis minyak.
Sedangkan yang kulitnya sensitif atau kering, hindari produk dengan foaming agents seperti toner yang menghapus minyak. Scrubs dan acids (alpha hidroxy dalam kandungan anti-aging) biasanya cenderung menyebabkan alergi.
(Laporan: Annisa Mutiara Asharini)
Advertisement
Perlindungan Rambut Maksimal yang Ringan dan Praktis Lewat Ellips Hair Serum Ultra Treatment

Temukan Pengalaman Liburan Akhir Tahun yang Hangat di Archipelago Hotels

Kolaborasi Strategis KEC dan Archipelago Hadirkan Perusahaan Manajemen Hotel Baru di Madinah

Komunitas `Hutan Itu Indonesia` Ajak Anak Muda Jatuh Cinta Lagi pada Zamrud Khatulistiwa

Influencer Fitness Meninggal Dunia Setelah Konsumsi 10.000 Kalori per Hari
