Ustaz Solmed Dan Aziz Gagap
Dream – Aroma tengik menerobos hidung. Namun pria itu sepertinya tak terganggu. Kedua tangannya terus mengaduk adonan dalam baskom besar. Bentuknya seperti bubur dan berwarna putih. Aroma tak sedap itu terus menguap dari ampas tahu dan tempe yang menjadi bahan dasar adonan.
" Makanan sudah siap," kata pria itu sambil menggotong baskom berisi adonan itu mendekati sekumpulan kambing.
Dia kemudian mengambil tumpukan rumput dan meletakkannya di wadah kayu berbentuk persegi panjang. Kumpulan kambing yang sedari tadi menunggu, langsung menyambar menu 'salad rumput dengan mayonaise ampas tahu'.
" Hebat Pak Ustaz ini," pikir seorang wanita yang sedari tadi melihat aksi pria itu, layaknya menonton acara masaknya chef Gordon Ramsey. Maklum, di Indonesia pria yang biasa dipanggil Pak Ustaz itu tak kalah tenar dengan Gordon Ramsey. Dialah Shaleh Mahmud, atau nama panggungnya Ustaz Solmed.
Siang itu Dream menemuinya di sebuah kios di atas lahan seluas lapangan bolavoli di kawasan Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Sejak pekan lalu, tempat itu dipakai untuk menjual hewan kurban. Puluhan kambing dan sapi berderet dengan tali kekang terikat di batang-batang kayu.
" Ya beginilah kios hewan kurban saya," kata Ustad Solmed, tentang usaha sampingannya menjelang Idul Adha. Sebuah gubuk berdinding bambu berada di salah satu sisinya untuk istirahat atau menerima pembeli.
Ustad Solmed memang sudah cukup kondang. Sering mengisi acara rohani di televisi, menjadi bahan berita di acara infotainment dan sering nongol dengan mobil mewah Lamborghini. Lengkaplah sudah: ganteng, ngetop, kaya. Mengapa masih susah-susah memberi makan dan menjual hewan kurban ?
Solmed mengaku usaha itu digelutinya sejak lima tahun terakhir. " Kebetulan teman punya peternakan. Ternyata binis sampingan ini menjanjikan. Jadi ketagihan sampai sekarang," kata pria kelahiran Jakarta, 31 tahun lalu.
Dia juga tak enggan membuat sendiri adonan makanan hewan itu selama jadwalnya tidak terlalu padat.
Meski pedagang hewan kurban menjamur menjelang Idul Adha, suami April Jasmine ini tak merasa khawatir kalah bersaing. Wajar saja dengan relasinya yang cukup luas, Solmed jauh lebih dikenal.
Belum lagi jika beruntung, pembeli bisa bertemu dengan selebriti, sang Ustad Solmed tadi. Plus, dia siap jor-joran untuk promosi melalui situs jejaring sosial.
Untung besar donk? " Keuntungannya normatif saja," kata Pak Ustaz sambil tersenyum. Mungkin maksudnya relatif. Baginya yang penting usaha lancar dan bisa mempererat tali silaturahmi dan berkahnya saja. Yang pasti setiap tahun ratusan kambing seharga Rp 1 juta hingga Rp 3 juta terjual. Sedangkan puluhan sapi seharga Rp 9 juta sampai Rp 15 juta setiap tahun berpindah tangan.
Keuntungannya, antara Rp 200 ribu hingga Rp 400 ribu per ekor. Baik sapi ataupun kambing. Lumayan, kan ? Usaha ini juga tidak ada cerita bakal rugi. Hewan kurban itu statusnya titipan. " Saya ambil dari kawan peternak di Jakarta dan Jawa Tengah," katanya. Jika dagangan tinggal sedikit, tinggal ambil lagi. Sementara jika masa penjualan sudah selesai tapi barang tidak habis, tinggal dikembalikan.
Wajar jika Solmed yang memulai karir di dunia hiburan lewat sinetron Pesantren Rock n Roll itu punya mimpi. Dia berharap kelak bisa punya peternakan sendiri. " Tapi itu butuh bekal pengetahuan yang mumpuni serta persiapan matang," katanya.
Jika mimpi itu terwujud, akan melengkapi usahanya yang lain diantaranya, bisnis properti, jual-beli mobil, rumah makan, serta butik pakaian. " Doakan saja, ya…?" katanya kepada Dream. Amin.
Laporan: Kusmiyati Baca Juga: Cara Baru Berkurban Kisah Mak Yati, Pemulung yang Berkurban Showroom Sapi SPG Cantik
Dream - " Beli kambing, bonus foto selfie bareng pedagangnya," kata pedagang kambing kurban itu berpromosi. Kalau bukan lapaknya pelawak Azis Gagap, promo bonus ini tak akan menjadi daya tarik. Berhubung pedagangnya penghibur yang cukup tenar di televisi, para pembeli kambing kurban itu tak membuang kesempatan.
Itu hanya cara Azis menghibur dan menarik simpati pembeli. Pelawak ini tetap saja melayani foto, meski yang datang tak jadi membeli hewan kurban yang dijualnya.
Muhammad Azis alias Aziz Gagap mengakui usaha jual beli kambing dan sapi kurban memang untuk investasi di masa depan. Dia menyadari betul dunia hiburan tak selamanya bisa diandalkan. Apalagi, di dunia hiburan selalu muncul wajah-wajah baru yang siap menggantikan para senior seperti dirinya yang beranjak tua.
Azis tidak sekadar menjadi penjual. Pria yang berusia 40 tahun ini sudah mengembangkan usaha membuka peternakan kambing dan sapi potong. Dia mengakui usaha ini dilakukannya seperti berekreasi. Dia menikmati setiap saat mengunjungi tempat usaha yang sudah dirintis sejak lima tahun terakhir.
Jika ada waktu luang di tengah kesibukan, Azis turun langsung memberi makan ternak, vitamin, sampai meladeni pembeli. Berbekal dengan kemampuan melawak, Azis dengan mudah menaklukan pembeli. " Biasanya kalau pembeli datang suka nanya Azis mana?" kata Azis.
Jika musim haji datang, Azis mengaku panen rejeki dari jualan hewan ternak. Seekor sapi bisa terjual sampai Rp 17 juta. Idul Adha tahun lalu, pendiri dan pengasuh Pesantren Aziziyah, Bogor ini menjual 20 sapi dan 100 kambing.
Kalau sepi peminat, Azis tak ambil pusing. Karena ini adalah hewan ternak sendiri, bukan dibeli dari orang lain. Biasanya jika bukan musim kurban, hewan miliknya banyak dibeli untuk aqiqah.
" Kalau untung lumayan lah. Yang penting kita ikhlas. Ngerawat juga dengan kasih sayang. Seperti hubungan dengan manusia. Malah saya suka curhat sama hewan-hewan ini. Soalnya ga bakalan diaduin, rahasia terjamin," kata Azis tertawa.
Advertisement