Bukan Asal Stylish, Yuk Jaga Lingkungan dengan Terapkan Responsible Fashion

Reporter : Jeffreydien Winanda
Senin, 18 April 2022 09:32
Bukan Asal Stylish, Yuk Jaga Lingkungan dengan Terapkan Responsible Fashion
Seperti apa sih fashion yang bertanggung jawab?

Permasalahan lingkungan yang muncul dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir memang perlu diperhatikan secara serius. Mulai dari pencemaran udara, timbunan sampah di mana-mana, lautan yang tercemar, dan sederet isu terkait lingkungan lainnya perlu ditindaklanjuti agar terhindar dari kerusakan yang lebih parah. Beragam upaya pun telah dilakukan banyak pihak untuk mengatasi pencemaran lingkungan seperti pemerintah, sederet organisasi hingga pihak-pihak lainnya.

Tak hanya dari pemerintah dan lembaga saja, permasalahan lingkungan juga merupakan tanggung jawab bersama bahkan di tingkat individu. Hal ini disebabkan banyak sekali kebiasaan-kebiasaan sederhana yang memicu munculnya kerusakan lingkungan.

Dari beberapa penyebab kerusakan lingkungan, tak banyak yang menyadari jika industri fashion juga berpotensi turut menyumbang dampak negatif ini. Untuk itulah diperlukan konsep responsible fashion agar turut membantu menjaga kelestarian lingkungan.

Industri fashion sendiri juga bisa berkontribusi terhadap kondisi lingkungan. Hal ini disebabkan industri fashion melibatkan banyak elemen mulai dari tahap produksi hingga pemasaran.

Seperti penggunaan bahan baku yang secara massal bisa berpengaruh ke keadaan lingkungan, proses produksi yang melibatkan bahan kimia, hingga potensi limbah yang bisa muncul. Hal inilah yang membuat industri fashion juga memegang peranan penting dalam kondisi lingkungan.

Untuk membahas lebih detail tentang responsible fashion, tim redaksi Dream.co.id berksempatan untuk berbincang dengan Gita Syahrani selaku Kepala Sekretariat Lingkar Temu Kabupaten Lestari (LTKL), serta Chitra Subyakto, pakar fesyen sekaligus founder dari fashion brand Sejauh Mata Memandang. Fashion Brand Sejauh Mata Memandang sendiri menjadi salah satu yang menerapkan responsible fashion loh. Lantas, seperti apa sih responsible fashion itu?

1 dari 7 halaman

Hubungan Antara Fashion Brand dengan Lingkungan

Sama seperti industri di bidang lain, fashion juga melibatkan berbagai elemen yang berhubungan baik secara langsung maupun tidak langsung dengan lingkungan. Mulai dari proses produksi hingga fashion tersebut digunakan oleh masyarakat memiliki keterkaitan terhadap kondisi lingkungan. Hal ini disampaikan langsung oleh Chitra Subyakto

" Banyak elemen yang terjadi dalam satu jenis pakaian, mulai dari proses produksi hingga penjualan, dan inilah yang berpotensi menjadi penyebab kerusakan lingkungan jika tidak dilakukan secara bijak," ujar Citra.

Apa yang disampaikan oleh Chitra Subyakto juga diyakini Gita Syahrani sebagai langkah yang tepat. Menurutnya, hubungan antara produk fashion dengan lingkungan ada pada pengetahuan tentang latar belakang produk tersebut serta dampaknya bagi lingkungan.

" Sama seperti mbak Chitra, hubungan antara pakaian dan kelestarian lingkungan serta krisis iklim adalah bagaimana latar belakang produknya. Kita jadi tahu cara memilih barang. Sehingga kita juga perlu menjadi smart shopper," ujar Gita.

Chitra Subyakto juga berpendapat jika era modern seperti sekarang membuat semua orang turut terjun ke sistem yang berpotensi mengarah ke kerusakan lingkungan. Bukan tanpa alasan, eksplorasi industri di berbagai bidang juga bisa memicu dampak terhadap kondisi alam baik secara langsung maupun tidak langsung.

" Pada dasarnya kita lahir di sistem yang secara otomatis akan menjadi bagian dari kerusakan lingkungan, sebab di era sekarang industri sudah berkembang sangat pesat," jelas fashion designer berusia 49 tahun ini.

2 dari 7 halaman

Penting Bagi Konsumen untuk Membeli Produk secara Selektif demi Kebaikan Lingkungan

Bukan Asal Stylish, Yuk Jaga Lingkungan dengan Terapkan Responsible Fashion

Kata kunci yang tepat untuk memulai kebiasaan responsible fashion adalah menjadi konsumen yang cerdas. Menurut Chitra Subyakto, mengedukasi diri sendiri sebelum berbelanja akan memunculkan kebiasaan selektif serta tracing sehingga bisa lebih memahami berbagai produk yang dikonsumsi termasuk dari segi fashion.

" Penting untuk selektif dalam membeli produk fashion. Kita perlu memilih barang, mewaspadai asal produknya, apakah sumbernya sustainable atau tidak, atau komoditasnya baik atau tidak. Intinya adalah menjadi shopper yang lebih terdukasi," ujar desainer yang pernah meraih Piala Citra untuk Penata Busana Terbaik ini.

3 dari 7 halaman

Cara Membedakan Bahan Pakaian yang Ramah Lingkungan

Bagi orang yang awam terhadap rancangan busana, akan sulit mengetahui mana bahan dari pakaian harian yang ramah lingkungan. Namun, Chitra Subyakto memiliki beberapa kriteria dasar yang membedakan pakaian sesuai bahan yang digunakan.

" Kita bisa mengetahui bahan pakaian berdasarkan tekstur dan tampilannya. Seperti polyester, viscose, atau katun. Jika tampilannya mengkilat dan teksturnya stretch, itu bisa jadi berbahan polyester yang mana bahan ini tidak ramah lingkungan karena berbahan dasar serat plastik,"

Polyester, katun, dan viscose sendiri menjadi bahan yang paling sering digunakan dalam berbagai model serta produk fashion. Namun, tak semua dari bahan ini ramah lingkungan. Indikator ramah lingkungan pada bahan dasar pakaian ini bukan hanya dilihat dari segi produksi, namun juga dari bahan baku, proses pembuatannya, hingga efek apa yang ditimbulkan.

" Sebenarnya katun dan viscose bisa diolah kembali karena terbuat dari alam. Katun dari serat tumbuhan sementara viscose dari kayu. Sementara polyester sulit untuk didaur ulang ke arah organik karena terbuat dari plastik, sehingga proses daur ulagnya harus dengan cara lain," tutur Chitra.

4 dari 7 halaman

Fashion Brand Perlu Mengembangkan Konsep Responsible dalam Proses Produksi

Pemahaman akan responsible fashion menjadi penting untuk diterapkan sekarang juga oleh pegiat industri fesyen dan kreatif. Hal ini ditujukan untuk melestarikan alam sekaligus mencegahnya dari kerusakan yang lebih parah. Chitra Subyakto juga mengatakan bahwa industri fashion perlu menerapkan konsep baru untuk menerapkan responsible fashion ini.

" Selama ini, industri fashion cenderung sirkular mulai dari pra produksi hingga pasca produksi. Namun sistem ini berhenti di pemasaran saja, padahal penting untuk memikirkan bagaimana dampak yang dihasilkan terhadap lingkungan," jelas Chitra.

5 dari 7 halaman

Langkah Sederhana yang Bisa Dilakukan untuk Mendukung Responsible Fashion

Bukan Asal Stylish, Yuk Jaga Lingkungan dengan Terapkan Responsible Fashion

Ada banyak langkah sederhana yang bisa dilakukan untuk menerapkan konsep responsible fashion mulai dari diri sendiri. Chitra Subyakto mengatakan bahwa memilih dan menggunakan outfit yang tepat juga bisa membantu melestarikan alam loh.

" Saran saya, pilih outfit yang nggak trendi agar bisa dipakai kapanpun, sebab tren akan selalu berputar dalam kurun waktu tertentu. Kemudian pilih yang kemungkinan masa pakainya lama, bisa lebih dari 5 atau bahkan 10 tahun. Swap cloth dengan teman atau saudara juga bisa dilakukan untuk menghindari kebosanan," jelas Chitra.

Lebih jauh lagi, Gita Syahrani menyampaikan bahwa melakukan sesuatu yang baik nggak perlu harus menunggu kesempurnaan. Menurutnya, ketakutan untuk melakukan suatu langkah perubahan akan membuat kita semua terhambat dalam melangkah.

" Jangan sampai pada akhirnya kita ketakukan terhadap labelling yang malah akhirnya membuat kita nggak bisa ngapa-ngapain. Padahal perubahan positif bisa dimulai dengan cara-cara sederhana," ujar Gita.

Chitra Subyakto juga menjelaskan bahwa konsep daur ulang tak hanya berlaku untuk sampah. Namun, pakaian yang sudah mengalami kerusakan pun juga bisa dimanfaatkan sebagai hal lain yang fungsional berbekal kreativitas yang dimiliki.

" Jika misalnya memiliki kaos yang sudah bolong dan kurang layak pakai jangan langsung dibuang. Coba buat didaur ulang secara kreatif, contohnya dengan cara memotong bagian lengannya dan menjahit bagian bawah baju untuk dijadikan tas belanja," lanjut Chitra.

6 dari 7 halaman

Pentingnya Kolaborasi Lintas Kreatif untuk Wujudkan Kelestarian Lingkungan

Penerapan responsible fashion ini juga memerlukan dukungan banyak pihak. Tak hanya pegiat industri fesyen sendiri, namun kolaborasi dengan berbagai lintas kreatif menjadi salah satu upaya yang efektif dalam menjaga lingkungan.

" Intinya adalah penting untuk berkolaborasi, tak hanya dengan satu atau dua lembaga, melainkan dari lintas kreatif. Semua elemen punya cara masing-masing dalam menjaga kelestarian lingkungan," ujar Chitra.

Hal ini juga dikonfirmasi oleh Gita Syahrani. Dirinya mengatakan bahwa pernah ada masa di mana kebijakan pemerintah yang berkolaborasi dengan industri lokal kurang memiliki indikator yang spesifik. Namun dengan kesadaran akan lingkungan yang lestari, kebijakan tersebut mulai berkembang ke arah responsible.

" Sebenarnya saat ini sudah ada kebijakan dari pemerintah yang intinya setiap pengadaan barang dan jasa, 40% harus berasal dari produk lokal. Namun selama ini belum ada indikator spesifik seputar produk lokal ini. Tapi setelah bertemu dengan produk seperti brand Sejauh Mata Memandang dan produk lain, sudah ada indikator bahwa produk lokal tersebut haruslah yang mengedepankan kelestarian lingkungan," ujar Gita.

7 dari 7 halaman

Harapan Industri Fashion terhadap Lingkungan

Perubahan konsep yang perlu dilakukan industi fashion menurut Chitra Subyakto adalah dengan menghadirkan solusi terhadap limbah serta pertanggungjawaban atas efek lingkungan yang dihasilkan. Semua aspek ini bisa dimasukkan dalam satu rangkaian proses produksi dalam industri fashion tersebut.

" Industri fashion perlu untuk redesign, jadi bikin konsep baru berupa produksi ramah lingkungan, pemasaran, dan proses pasca produksi berupa pembuangan limbah yang aman serta bertanggung jawab. Dengan cara ini akan membantu untuk memwujudkan responsible fashion," lanjut founder dari fashion brand Sejauh Mata Memandang ini.

Sebagai penutup, Chitra Subyakto berpesan kepada semua orang untuk secara konsisten melakukan hal sesederhana mungkin dalam menjaga kelestarian lingkungan. Membuang sampah sesuai tempatnya atau membawa bekal makan dan minum sendiri adalah salah satu contohnya. Chitra juga mengajak semua pihak untuk menjadi bagian dari solusi, bukan malah menciptakan polusi.

" Sebagai manusia, ingatlah dan lakukanlah segala hal sederhana yang berdampak positif bagi lingkungan seperti membawa botol minum sendiri, buang sampah dengan cara dipilah sesuai tempat, hingga berbelanja dengan menerapkan konsep ramah lingkungan. Sebab, kita harus menjadi bagian dari solusi, bukan malah menciptakan polusi," tutup Chitra.

Beri Komentar