Sumber Foto: Shutterstock
Dream - Dampak terbesar dari pemanasan global saat ini adalah perubahan iklim yang mengakibatkan suhu bumi menjadi lebih panas. Suhu yang meningkat ini mengakibatkan kekeringan dan membawa perubahan besar bagi beberapa habitat dan organisme.
Mengurangi emisi gas rumah kaca bumi harus lebih gencar dilakukan. Namun sayangnya masih banyak generasi muda yang belum mengerti mengenai emisi gas rumah kaca karena aktivitas sehari-hari.
Limbah sisa makanan salah satunya. Limbah nasi, daging, dan sayuran, dari sisa makanan dengan pestisida yang membusuk menghasilkan gas metana yang mengakibatkan emisi gas rumah kaca.
Selain itu, aktivitas sehari-hari seperti penggunaan energi listrik, kendaraan bermotor, juga membakar sampah dapat memicu pemanasan global.
Meningkatkan kesadaran masyarakat khususnya anak muda tentang pemanasan global melalui musik, JTZ meluncurkan Lestari (Life We Can’t Waste). Ini hasil kolaborasi musisi-musisi muda Indonesia, yaitu Nikita Dompas, Anda Perdana, Faye Risakotta, dan Herald Genio.

“ Semangat project lagu Lestari adalah kolaborasi dalam memerangi efek perubahan iklim sekaligus ingin mendekatkan diri kepada generasi muda sebagai penerus. Kami ingin mengajak semua pihak untuk berperan aktif dalam upaya global ini,” jelas Communication Manager Katingan Mentaya Project (KMP), Syane Luntungan, pada konferensi virtual, Selasa 23 November 2021.
Musisi memiliki cara tersendiri untuk mengajak masyarakat lebih mencintai bumi dan mencegah pemanasan global. Melalui musik dan lirik, musisi dapat menghantarkan pesan untuk menggerakan masyarakat untuk ikut peduli dengan masalah lingkungan ini.

“ Kita tidak bisa tinggal diam dan ingin ikut melakukan pencegahan terhadap pemanasan global dan climate change ini, dan kami tuangkan melalui lagu agar semua orang terutama generasi muda mulai start action dari hal-hal kecil yang bisa kita lakukan dalam keseharian kita,” jelas Nikita, Music Director Lestari (Life We Can’t Waste).
Project Lestari (Life We Can’t Waste) ini tidak hanya melibatkan para musisi saja, beberapa kolaborator yang terdiri dari Praktisi Circular Fashion, Waste Management, dan Waste Processor turut mendukung pembuatan video klip ini.
Para Kolaborator seperti Ensemble, Bluesville, Pijak Bumi, Pable, dan Rekosistem mempunyai perhatian yang sama dan ikut memberikan dukungannya untuk project ini melalui bidang mereka.

“ Keterlibatan para seniman dan kolaborator ini semakin membuat kami merasa tidak sendiri dalam mengkampanyekan isu global tersebut karena membutuhkan peran aktif semua pihak,” tutup Syane.
Advertisement
Ferry Irwandi Galang Donasi Banjir Sumatera Tembus Rp10 Miliar: dari Rakyat untuk Rakyat

Ada Kuota 5 Persen Jemaah Haji Lansia di Setiap Provinsi, Ini Ketentuannya

PNS Dihukum Penjara 5 Tahun Setelah Makan Gaji Buta 10 Tahun

Potret Persaingan Panas di The Nationals Campus League Futsal 2025

PLN Percepat Pemulihan Jaringan Listrik di 3 Wilayah Bencana



Film `Agak Laen: Menyala Pantiku!` Tembus 2 Juta Penonton dalam 4 Hari


Bae Suzy dan Kim Seon-ho Bikin Geger Vietnam, Joging Santuy Tanpa Masker

YouTube Resmi Luncurkan Fitur 'Recap', Tampilkan Statistik Tontonan dan Profil Kepribadian Pengguna

Waspada! BPOM Rilis Daftar 34 Obat Herbal Ilegal Berbahaya, Ini Daftarnya

29 Pekerja Migran Indonesia Selamat dari Kebakaran Maut Hong Kong, Tiga Masih Dicari