Juara II Dream Girls 2016, Salsabila Mayang Sari (Foto: Glugut Hari Pamungkas/Dream.co.id)
Dream – " Hal yang membuat saya malu, saat tidak mampu melakukan amal shaleh dan kebajikan. Sebagaimana dalam surat Al Asr, bahwa manusia akan berada dalam kerugian jika tidak dapat memperbaiki diri dari hari kemarin. Untuk mengatasinya, saya berusaha meningkatkan diri melakukan amal shaleh dan kebajikan (kebermanfaatan) bagi Allah SWT, sesama, dan keluarga pastinya."
Salsabila Mayang menutup kalimatnya. Tepuk tangan membahana di Main Hall Ground Floor Gandaria City, Jakarta Selatan, Jumat 19 Agustus 2019 petang. Finalis nomor punggung 84 itu baru saja menjawab pertanyaan dari salah satu Dewan Juri Dream Girls 2016 yang juga Wakil Pemimpin Redaksi Dream.co.id Ismoko Widjaya.
Mahasiswi cantik jurusan Psikologi Universitas Indonesia itu seperti berjodoh dengan pertanyaan juri. Jawaban spontan mengesankan, dengan pertanyaan yang tepat untuknya.
" Hal apa yang membuat kamu malu dan bagaimana cara mengatasinya?"
Jawaban impressif itu yang membuat Dewan Juri tercekat. Semua nyaris memberi nilai sempurna.
" Jawabannya memorable banget," kata Dewan Juri dari Pond`s, Nur Aliqa Sendyalaras, saat menentukan pemenang kedua. Empat juri lainnya, Ismoko; Tasya Nurmedina dari Meccanism, Wisnu Murtiono dari First Travel, dan Adhitya Mulya dari Talk Inc, sepakat. Keputusan bulat dibuat.
Tasya yang juga kakak pesinetron Zaskia Mecca maju ke atas panggung. Dengan suara lantang, Tasya mengucap " Salsabila Mayang Sari...!"
Suara tepuk tangan memenuhi ruang tengah mal. Sore itu, dara kelahiran Prabumulih, Sumatera Selatan itu dinobatkan menjadi Juara Kedua Dream Girls 2016. Menyingkirkan 410 pendaftar dan 50 finalis Dream Gilrs 2016. Salsabila berhak atas hadiah ibadah umroh dan hadiah menarik lainnya. Dengan juara pertamanya, Siti Hajar Riska Ariyanti.
" Persiapannya bermodalkan nekat dan nothing to lose saja. Saya ingin menantang diri dengan hal yang berbeda dan baru," ujar wanita yang berangkat dari Depok, Jawa Barat ini.
Dream - Bagi Mayang, ajang Dream Girls berbeda dengan perhelatan sejenis lainnya. Lantaran, ada seleksi menulis kreatif yang menjadi syarat utama. Ada tahapan seleksi menulis kisah inspiratif, mengutamakan keaktifan serta berwawasan luas. " Ini membuat saya yakin, bahwa Dream Girls ajang yang beda," ucapnya.
Mayang pun mengirimkan tulisan tentang perjalanan hidupnya sebagai salah satu syarat utama. " Bersahabat dengan Hari Kemarin." Begitu judulnya. Dalam tulisan sepanjang 5.649 karakter itu, Mayang mengisahkan proses yang selama ini dilalui hingga membentuknya menjadi sosok yang sekarang. Baginya, masa lalu adalah bekal berharga yang membentuk kepribadian seseorang.
Bermodal tulisan itu, gadis cantik yang hendak melanjutkan pendidikan pada program magister Ilmu Psikologi di Universitas Indonesia itu mengambil tantangan hal baru. Mendaftar Dream Girls 2016.
" Alhamdulillah, saya bisa menjawab dengan tenang, percaya diri dan yakin," pungkasnya.
Mayang bersyukur mendapat kesempatan beribadah umroh. Berharap kesempatan itu dapat membawa hal positif bagi dirinya dan orang lain. Hadiah umroh semakin menyadarkannya untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT.
" Insya Allah dengan kesempatan umroh ini akan membawa banyak hal positif bagi saya dan orang sekitar, serta semakin ingin mendekatkan diri pada Allah SWT," ucap dia.
Dream - Hijab, bisa dibilang merupakan hal baru yang ada dalam diri Mayang. Akhir 2011, saat beberapa bulan menjadi mahasiswi Psikologi Universitas Indonesia, Mayang memutuskan berhijrah.
" Sebelumnya, hanya saat menghadiri acara keagamaan saja pakai (hijab)," ujar Mayang.
Mayang kerap mendengar kewajiban berhijab dari pelbagai majelis taklim yang diikuti. Terbersit keinginan untuk menutup aurat usai mengikuti majelis taklim. Tetapi, keinginan itu belum kuat. Sehingga keputusan berhijab harus ditunda.
Sampai suatu hari, Mayang benar-benar merasakan kuatnya niat menutup aurat. Bermula saat akan menjalankan sholat di mushola kampus. Sebelum sholat, dia merasa perlu menyucikan diri dengan berwudhu.Tempat wudhu terletak agak jauh dari mushola. Sehingga setelah bersuci, Mayang harus berjalan menuju mushola dengan dilihat banyak orang.
" Sudah wudhu, kok malah terbuka dan dilihat banyak orang. Akhirnya saya putuskan berhijab," ucap Mayang.
Kala itu juga, ada kekaguman dalam diri Mayang melihat para wanita berhijab. Dia melihat para wanita itu justru malah lebih terlindungi dengan hijab. Semua orang justru malah segan dengan wanita berhijab.
" Dan hijab tidak mengganggu mereka dalam berkarya," kata Mayang.
Keputusannya berhijab dinilai sangatlah tepat. Segala kekhawatiran dalam dirinya hilang begitu auratnya sepenuhnya tertutup. Dia justru mendapat dukungan dari banyak teman, terutama para wanita berhijab.
" Seperti menemukan diri saya yang sesungguhnya," ucap dia.
Mayang tidak mengkhawatirkan masa depannya karena memutuskan berhijab. Sebaliknya. Hijab bukan penghalang bagi wanita untuk eksis. " Kita tetap setara dengan yang lain,” ujar calon psikolog ini. (Ism)
Advertisement
Detail Spesifikasi iPhone 17 Air, Seri Paling Tipis yang Pernah Ada
4 Komunitas Seru di Bogor, Capoera hingga Anak Jalanan Berprestasi
Resmi Meluncur, Tengok Spesifikasi dan Daftar Harga iPhone 17
Keren! Geng Pandawara Punya Perahu Ratusan Juta Pengangkut Sampah
Pakai AI Agar Tak Khawatir Lagi Salah Pilih Warna Foundation