Ilustrasi (Foto: Pixabay)
Dream – Dalam sebuah studi terbaru ditemukan bahwa kebanyakan orang masih menggunakan password yang mudah ditebak. Bahkan satu dari 142 password memakai angka 123456.
Penelitian ini dilakukan oleh mahasiswa teknik komputer asal Turki, Ata Hakcil. Dia menganalisa kombinasi uername dan password dari berbagai perusahaan yang bocor setelah peretasan.
Tumpukan data ini telah ada lebih dari setengah dekade dan menumpuk saat perusahaan baru diretas. Data tersebut banyak ditemukan secara online di situs-situs seperti GitHub atau GitLab.
Data tersebut didistribusikan secara bebas melalui portal peretasan atau hacker. Hakcil mengunduh dan mencoba menganalisis lebih dari satu miliar kredensial data yang bocor itu.
Selama bertahun-tahun banyak perusahaan teknologi yang mengumpulkan data ini, seperti Google, Microsoft, dan Apple. Mereka mengumpulkan data kredensial yang bocor untuk membuat sistem peringatan internal yang memperingatkan pengguna ketika mereka menggunakan kata sandi " lemah" atau " umum"
Bulan lalu, Hakc?l, yang belajar di sebuah universitas di Siprus, mengunduh dan menganalisis lebih dari satu miliar pasword yang bocor.
Penemuan utamanya adalah, dari satu miliar lebih kredensial data set itu hanya 168.919.919 yang merupakan password unik. Sedangkan lebih dari 7 juta berisi 123456.
Ini berarti bahwa setiap 1 dari 142 password masih menggunakan angka dari satu hingga enam. Dan hal itu terus bertambah selama lima tahun berturut-turut.
Hackil juga menemukan fakta bahwa panjang password rata-rata adalah 9,48 karakter. Dan hal itu dianggap tidak buruk namun juga tidak terlalu baik.
Sebagian besar pakar keamanan merekomendasikan untuk menggunakan password sepanjang mungkin. Biasanya dalam ranah 16 hingga 24 karakter atau bahkan lebih.
Tetapi panjang karakter dalam password bukanlah satu-satunya masalah. Hackil mengungkapkan bahwa kompleksitas password dapat menjadi sebuah masalah. Dengan hanya 12 persen dari password yang mengandung karakter khusus.
Dalam kebanyakan kasus, pengguna memilih password sederhana seperti hanya menggunakan huruf (29 persen) atau angka (13 persen). Ini berarti sekitar 42 persen dari semua password yang termasuk dalam 1 miliar set data rentan terhadap serangan.
Tetapi panjang kata sandi bukan satu-satunya masalah yang ditemukan Hakcil. Peneliti Turki mengatakan bahwa kompleksitas kata sandi juga merupakan masalah, dengan hanya 12% dari kata sandi yang mengandung karakter khusus.
Dalam kebanyakan kasus, pengguna memilih kata sandi sederhana seperti hanya menggunakan huruf (29%) atau angka (13%). Ini berarti bahwa sekitar 42% dari semua kata sandi yang termasuk dalam 1 miliar set data rentan terhadap serangan kamus cepat yang akan memungkinkan pelaku ancaman mendapatkan akses ke akun tanpa kesulitan atau kesulitan teknis.
Sumber: zdnet.com
Advertisement
Jadi Pahlawan Lingkungan Bersama Trash Hero Indonesia
10 Brand Kosmetik Paling Ramah Muslim di Dunia, Wardah Nomor Satu
KAJI, Komunitas Bagi Para Alumni Mahasiswa Indonesia di Jepang
4 Komunitas Seru di Depok, Membaca Hingga Pelestarian Budaya Lokal
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
Azizah Salsha di Usia 22 Tahun: Keinginanku Adalah Mencari Ketenangan
Benarkah Gaji Pensiunan PNS Naik Bulan Ini? Begini Penjelasan Resminya!
Timnas Padel Indonesia Wanita Cetak Sejarah Lolos ke 8 Besar FIP Asia Cup 2025
Hore, PLN Berikan Diskon Tambah Daya Listrik 50% Hingga 30 Oktober 2025
AMSI Ungkap Ancaman Besar Artificial Intelligence Pada Eksistensi Media
10 Brand Kosmetik Paling Ramah Muslim di Dunia, Wardah Nomor Satu