Olahraga Berbahaya Para Gadis Teheran

Reporter : Editor Dream.co.id
Selasa, 25 Maret 2014 15:17
Olahraga Berbahaya Para Gadis Teheran
Olahraga kaum urban ini menuntut gerak cepat dari berjalan, melompat, berguling, senam, hingga masuk ke dalam kolong-kolong bangunan.

Gaya hidup barat perlahan menginvasi Iran, negeri para mullaf yang selama ini kerap dikabarkan salah oleh media barat. Pada sebuah taman di Teheran, misalnya, sekelompok wanita pemberani ini bersenda gurau. Mereka masih muda-muda. Masih sekolah, kuliah, dan baru tamat. Kebanyakan  berusia belasan.  

Di tengah senda gurau itu, tiba-tiba ada yang melompat ke udara dalam gerakan yang indah tapi menakutkan. Yang lain susul melompat. Jungkir balik di atas sana. Memutar badan. Memintir tubuh  dan bergerak dari satu pilar ke pilar lain di taman itu. Dan dalam hitungan menit mereka mendarat dengan manis di tanah.

Olahraga Berbahaya Para Gadis Teheran

 

Gerakan yang terlihat aneh itu, namanya Parkour. Sebuah jenis olahraga yang lahir di Prancis akhir 1980-an. Olahraga kaum urban ini menuntut gerak cepat. Gerakan dimulai dengan berjalan, lalu melompat, berguling, senam, hingga masuk ke dalam kolong-kolong bangunan. Menyenangkan sekaligus menyeramkan.

Tapi para gadis di Teheran itu, nekat beraksi dan mengambil segenap resiko itu. Memakai  hijab, mereka begitu tangkas memperagakan gerakan-gerakan yang enerjik ini. " Sebagai seorang wanita gerakan itu agak rumit," kata Maryam Sedighian Rad, sebagaimana dilansir Dailystar, 21 Maret 2014. Maryam adalah pemimpin kelompok berusia 28 tahun. Dia adalah pemegang gelar master dalam ilmu fisiologi.

Dan sebagaimana para wanita lain di negeri itu, Sedighian wajib berbusana santun, mengenakan jilbab saban hari. Tapi itu bukan penghalang. Dalam setiap aksinya Maryam  tak jarang didampingi laki-laki. Bahkan didampingi polisi ketika beraksi di taman. Dia mulai menekuni olahraga ini semenjak Mei 2012.

 

Olahraga Berbahaya Para Gadis Teheran

Meski syarat celaka, olahraga ini terus mewabah ke sejumlah Negara. Bahkan merasuk juga ke dunia sineas. Film-film blockbuster seperti " Yamakasi" dan " District B13" turut menyebarkan olahraga ini. Dan hari-hari ini,  Parkour seperti endemik di negeri yang pernah dipimpin Mahmoud Ahmadinejad ini. Selain para lelaki, olahraga ini juga membius para wanita.

Sedighian Rad dan 50 wanita remaja lainnya,  mengubah oalahrga yang semula untuk kalangan militer itu, menjadi olahraga yang menyenangkan. Parkour yang mengusung motto: " Jangan bergerak mundur" ,  kini menjadi tren di Teheran. Tiga kali dalam sepekan, Sedighian Rad melatih kelompoknya. Pelatihan itu berlangsung di tiga kompleks olahraga di dalam ruangan." Kami sangat mencintai Parkour," kata Sedighian Rad.

Setiap berlaga, para wanita ini memakai pakaian yang longgar untuk mempermudah gerakan, joging, melompat, bahkan jungkir balik hingga mengakibatkan rambut 'terjatuh'.

Semangat membara dengan olahraga ini juga dirasakan Helia Goharbavar. Belia 16 tahun ini harus menyesuaikan busana jilbabnya demi mengikuti  semua gerakan. " Tapi itu tidak mengganggu saya," ujar Goharbavar.

 

Olahraga Berbahaya Para Gadis Teheran

Gerakan yang memukau, sekaligus  menakutkan, diperagakan Arefeh Shoari. Gadis berusia 17 tahun itu merupakan salah satu anggota tergesit di kelompoknya. Meski diakui bahwa ada beberapa gerakan yang secara tidak sengaja bisa mengekspose salah satu bagian tubuhnya, Shoari – seperti halnya Goharbavar dan anggota lainnya berprinsip -- Parkour sungguh  meroketkan rasa percaya diri.

" Kadang-kadang orang mengkritik, ini bukan olahraga untuk anak perempuan. Mereka berkata kita seharusnya merajut. Mereka... tidak bisa membayangkan seorang gadis berolahraga seperti anak laki-laki," kata Sedighian Rad. Seorang gadis lain, namanya Athena Karami, menyebut olahraga ini sungguh menyenangkan. " Ini sangat menyenangkan. Apalagi ketika kami difilmkan dalam ponsel," kata gadis berusia 19 tahun ini. (ism)

 

Beri Komentar