Ilustrasi/Shutterstock
Dream - Saat mendengar pandemi Covid-19 muncul di Indonesia, semua masyarakat berupaya melakukan upaya pencegahan. Selain masker, banyak warga makin rutin mengonsumsi berbagai asupan vitamin demi menjaga kekebalan tubuh.
Berdasarkan penelitian yang dipublikasikan dalam the Journal of Clinical Endocrinology & Metabolism, 82,2 persen dari 216 pasien Covid-19 kekurangan vitamin D. Namun tak lantas kita sembarangan mengonsumsi vitamin D.
National Health Services (NHS) menyatakan mengonsumsi suplemen terlalu banyak dalam waktu singkat dapat menyebabkan hiperkalsemia atau kadar kalsium terlalu banyak pada tubuh.
Untuk menghindari dampak buruk, berikut ada tips mengonsumsi vitamin D.
Selalu ingat #PesanIbu untuk selalu mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak untuk pencegahan virus COVID19. Jika tidak, kamu akan kehilangan orang-orang tersayang dalam waktu dekat.
Dream - Selain obat dan perawatan intensif untuk para pasien Covid-19 di rumah sakit, memperkuat sistem kekebalan tubuh juga sangat dibutuhkan.
Tak hanya pasien aktif, mereka yang menjalani karantina mandiri di rumah juga harus menjaga kesehatan dan imunitas tubuhnya.
Asupan bergizi jadi senjata utama melawan virus yang ada di tubuh. Apa yang dimakan dan diminum berperan besar pada sistem kekebalan tubuh. Imunitas akan menentukan seberapa cepat pasien dapat pulih total.
WHO juga telah merekomendasikan sejumlah asupan yang sebaiknya dikonsumsi para pasien Covid-19 demi mempercepat pemulihan. Berikut penjelasannya:
© © Dream.co.id/Savina Mariska
Selalu ingat #PesanIbu untuk selalu mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak untuk pencegahan virus COVID19. Jika tidak, kamu akan kehilangan orang-orang tersayang dalam waktu dekat.
Dream - Kondisi pandemi sejak Maret hingga saat memang begitu berat bagi banyak orang. Rasa cemas, khawatir, beban psikologis, finansial meningkat berkali-kali lipat. Tiap orang memiliki pergolakannya sendiri, termasuk dalam rumah tangga.
Ayah mungkin memiliki masalah di kantornya karena pandemi. Lalu ibu harus berkutat denga urusan rumah tangga dan mendampingi anak-anak belajar di rumah yang tentunya tak mudah.
Saat bertemu muncul, rasa cemas justru meningkat. Inginnya saling mengandalkan tapi yang muncul kemudian malah saling menyalahkan. Dalam kondisi ini konflik jadi sangat mudah muncul, karena hal-hal sepele.
Pertengkaran atau saling mendiamkan terus menerus tanpa mencari solusi tentunya bisa berdampak buruk pada rumah tangga. Anak-anak pun bakal merasakan efeknya.
John M. Gottman, ahli terapi dan ahli hubungan yang terkenal di dunia, mengembangkan konsep rasio 5: 1 setelah penelitian bertahun-tahun dan mengidentifikasinya sebagai aspek kunci dari hubungan yang sehat.
" Artinya untuk setiap interaksi negatif, kita perlu terlibat dalam lima interaksi positif. Jadi, jika tiba-tiba marah kepada pasangan karena tumpukan piring kotor atau pulang malam, kita perlu meluangkan waktu untuk melakukan lima hal positif untuk mengembalikan timbangan ke sisi positifnya," ungkap Gottman, dikutip dari Fatherly.
© © Shutterstock
Gottman juga mencatat bahwa 5: 1 adalah perbandingan yang sangat baik. Jika pasangan menemukan rasio 2: 3, hubungan bisa dikatakan bermasalah. Jika mereka mencapai 1: 1, maka semuanya tidak terlihat bagus.
“ Penting untuk mengingat rasio 5: 1 karena ini akan membantu kita dan pasangan tetap bersama,” kata Michelle Devani, pakar hubungan dan pendiri Lovedevani.com.
Hal ini terutama penting untuk memastikan bahwa kita terlibat dalam lima interaksi positif melawan satu interaksi negatif, karena penelitian telah menunjukkan bahwa pengalaman negatif cenderung lebih melekat dalam otak daripada pengalaman positif.
“ Pastikan untuk memasukkan detail yang intim dan sepenuh hati dalam catatan sebagai cara utama untuk meningkatkan ikatan,” Dr. Fran Walfish, seorang psikoterapis keluarga.
Bagaimana Caranya?
Tetap Penasaran
Cobalah untuk memperdalam hubungan antara ayah dan bunda dengan mengajukan pertanyaan lebih dari sekadar bagaimana aktivitas harian. Perhatikan minat pasangan, tanyakan tentang sesuatu yang kita tahu dan suka mereka bicarakan, atau minta pasangan memberi tahu sesuatu yang belum pernah mereka ceritakan sebelumnya. " Mulailah melihat setiap percakapan sebagai kesempatan untuk menjalin hubungan," kata Walfish.
Tetap Menghargai
Kita semua bekerja keras sepanjang hari, baik ayah maupun ibu, demi rumah tangga dan anak-anak. Coba ucapkan " terima kasih" , bisa melalui catatatan, chatting atau hal lain.
" Mengakui bahwa pasangan telah kerja keras akan sangat berarti bagi mereka. Misalnya ketika pasangan membuang sampah, membuatkan makan, atau mendampingi anak," kata Devani.
Saling mendukung dan mengerti satu sama lain sangat dibutuhkan dalam kondisi pandemi seperti sekarang. Ayah dan bunda harus kompak demi kenyamanan di rumah dan psikologis anak-anak.
Selalu ingat #PesanIbu untuk selalu mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak untuk pencegahan virus COVID19. Jika tidak, kamu akan kehilangan orang-orang tersayang dalam waktu dekat.
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Penampilan Alya Zurayya di Acara Dream Day Ramadan Fest 2023 Day 6
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Mahasiswa Sempat Touch Up di Tengah Demo, Tampilannya Slay Maksimal
Bentuk Roti Cokelat Picu Komentar Pedas di Medsos, Chef Sampai Revisi Bentuknya
Peneliti Ungkap Pemicu Perempuan Sanggup Bicara 20 Ribu Kata Sehari?