Baju Buatan UKM Dijual Mahal, Ini Alasannya

Reporter : Ratih Wulan
Kamis, 1 September 2016 13:14
Baju Buatan UKM Dijual Mahal, Ini Alasannya
Kreatifitas desainer Indonesia jauh lebih unggul dibanding desainer modest wear negara lainnya.

Dream - Masih dengan mengusung semangat untuk mewujudkan pusat busana muslim dunia di tahun 2020, Hijup kembali gencar menggalakan kampanye 'empowering' (pemberdayaan).

CEO Hijup, Diajeng Lestari di sela-sela Tenant Gathering yang dilangsungkan di Hotel Grand Mahakam Jakarta Selatan, Rabu, 31 Agustus 2016 mengatakan keinginannya mendorong kemajuan seluruh tenant yang telah bergabung di e-commerce yang dipimpinnya.

" Ini bagian dari capacity building, dimana kebanyakan dari mereka mengawali usaha dari industri rumahan. Bukan hanya desain yang bagus, kita bahas juga mengenai quality control," ungkap Ajeng.

Sejauh ini Ajeng menilai kreatifitas desainer Indonesia jauh lebih unggul dibanding desainer modest wear negara lainnya. Begitu pula cara mem-branding produk mereka masing-masing yang dinilai sudah cukup baik.

" Kreatifitas desainer kita itu out of the box. Branding bagus tapi kualitas harus kompetitif dengan brand luar di mana standar mereka sangat tinggi," terangnya melanjutkan.

Selain diminta untuk terus mengembangkan kualitas dan standar produk, terungkap permasalahan lainnya dimana harga yang kadang-kadang masih dianggap belum sesuai. Ajeng berharap agar seluruh tenat dapat menerapkan skema syariah dengan cara pembagian hasil tanpa riba.

" Setelah punya ilmu bisnis, kreativitas, imaginasi, nah sekarang bagaimana mereka affordable di market UKM yang standar harga mulai dari Rp 250.000-1 juta," beber Ajeng.

Ke depan ia berharap dapat membantu memberikan solusi mengatasi permasalahan tersebut. Mulai dari memberikan pengetahuan mendapatkan akses modal yang tepat hingga penembangan bisnis ke skala global.

" Mereka awalnya hanya coba-coba dan ternyata produknya laku, pas diminta untuk bikin lagi tapi ternyata nggak bisa beli bahan dalam skala besar. Padahal idealnya mereka sudah harus order bahan. Jadi kelihatan kalau pemain kecil nggak efisien secara budget," sesal Ajeng.

 

Beri Komentar