Foto: Pixabay.com
Dream - Aksi pembobolan kartu kredit di Argentina benar-benar mengejutkan penduduk setempat. Si pelaku ternyata hanya berprofesi sebagai seorang penjual koran di Buenos Aires, namun memiliki otak encer dalam bermain dunia maya.
Pelaku membobol lusinan kartu kredit dan menggunakannya untuk melakukan sejumlah pembelian menggunakan pinjaman milik korban.
Melansir Oddity Central, otoritas pemberantasan kejahatan di Argentina awalnya menerima keluhan tentang ratusan pembelian ilegal. Para penegak hukum ini awalnya berpikir tengah berurusan dengan kelompok peretas terorganisir.
Namun hasil penyelidikan mengarah pada sebuah rumah yang dihuni seorang penjual koran berusia 56 tahun di kota Villa Madero di Buenos Aires.
Dilihat dari skala pelanggaran keamanan, tampaknya tidak mungkin pembobolan kartu kredit tersebut hanya dilakukan oleh satu orang. Namun polisi lagi-lagi salah menduga.
Saat menggeledah rumah pria bernama Fernando Falsetti itu, mereka menemukan sebuah buku catatan kecil berisi algoritma yang ditulis tangan. Algoritma itulah yang membuat sang penjual koran dapat mengetahui CVC (Kode Verifikasi Kartu) para korbannya.
Selama ini, Fernando bekerja sebagai penjual koran dari pagi hingga siang hari. Jika Fernando sedang tidak ada di lapaknya, maka berarti dia sedang sibuk mencari cara untuk memecahkan kode verifikasi kartu kredit.
Penyelidik menemukan bahwa dia dapat mengetahui CVC kartu yang diterbitkan oleh bank Argentina tertentu dengan menganalisis nomor kartu dan tanggal kedaluwarsa.
Pakar keamanan tercengang menemukan algoritma setebal 30 halaman yang dikembangkan oleh Fernando dan ditulis di sebuah buku catatan tua.
Pola-pola yang bisa dia identifikasi dan tulis di buku catatannya itulah yang membuat penyelidik curiga bahwa Fernando bukan hanya penjual koran biasa.
Setelah diselidiki lebih lanjut, ternyata Fernando merupakan seorang insinyur komputer terlatih yang berspesialisasi dalam sistem dan telekomunikasi. Bahkan untuk seorang insinyur komputer, algoritmanya dinilai sangat mengesankan.
Setelah mengetahui cara membobol kartu kredit, dia menggunakannya untuk membeli langganan televisi satelit dari kios korannya sendiri, sehingga dia juga bisa mendapatkan komisi dari mereka.
Mungkin menurut Fernando, itu adalah jumlah yang relatif kecil dan kebanyakan orang tidak akan menyadarinya.
Namun, pikiran Fernando rupanya meleset. Banyak korbannya yang ternyata memperhatikan jumlah yang dipotong dari kartu kredit mereka.
Ratusan korban memberi tahu perusahaan televisi satelit bahwa mereka tidak pernah membeli langganan dan ingin membatalkannya. Perusahaan pun segera melaporkan kejadian tersebut pada pihak berwenang.
Fernando yang sama sekali tidak berusaha menutupi jejaknya, menyimpan semua tagihan di rumahnya dan sangat mudah ditemukan oleh penyelidik.
Kabarnya, saat ini Fernando telah dibebaskan, tetapi penyelidikan terus berlangsung dan dia mungkin masih harus menjalani hukuman penjara karena perbuatannya tersebut.
Media Argentina melaporkan bahwa hasil pembobolan kartu kredit yang dilakukannya mencapai US$8.260 atau sekitar Rp119,4 juta.
Advertisement
Senayan Berbisik, Kursi Menteri Berayun: Menanti Keputusan Reshuffle yang Membentuk Arah Bangsa
Perusahaan di China Beri Bonus Pegawai yang Turun Berat Badan, Susut 0,5 Kg Dapat Rp1 Juta
Style Maskulin Lionel Messi Jinjing Tas Rp1 Miliar ke Kamp Latihan
Official Genas, Komunitas Dance dari Maluku yang `Tularkan` Goyang Asyik Tabola Bale
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik
Peneliti Ungkap Pemicu Perempuan Sanggup Bicara 20 Ribu Kata Sehari?
Bentuk Roti Cokelat Picu Komentar Pedas di Medsos, Chef Sampai Revisi Bentuknya
Mahasiswa Sempat Touch Up di Tengah Demo, Tampilannya Slay Maksimal
Menanti Babak Baru Kabinet: Sinyal Menkopolhukam Dirangkap, Akankah Panggung Politik Berubah?
Presiden Prabowo Subianto Reshuffle Kabinet, 5 Menteri Diganti dan Lantik 1 Menteri Baru