Wanita Berhijab Mengenakan Masker Wajah (Foto: Shutterstock)
Dream - Kasus infeksi virus corona atau COVID-2019 di China terus naik hingga ribuan dalam sehari pada pekan lalu. Sebelum akhirnya terjadi penurunan kasus dalam pekan terakhir. Hal ini mendorong ahli epidemiologi untuk memperkirakan kapan wabah ini akan berakhir.
Beberapa memperkirakan wabah ini mencapai klimaksnya ketika jumlah infeksi baru dalam satu hari mencapai titik tertinggi, dan itu akan terjadi kapan saja dalam bulan ini.
Sementara yang lain mengatakan bahwa wabah virus corona berakhir masih dalam beberapa bulan lagi, ketika virus menginfeksi jutaan atau bahkan ratusan juta orang.
Informasi mengenai puncak wabah ini perlu diketahui. Sehingga pemerintah bisa menyiapkan rumah sakit dan tahu kapan harus mencabut pembatasan atau larangan melakukan perjalanan.
Sayangnya, beberapa peneliti memperingatkan bahwa akurasi soal prediksi kapan wabah ini mencapai puncaknya dan kemudian berakhir sangat sulit untuk dicapai. Apalagi jika data yang digunakan dalam model saat melakukan perkiraan tidak lengkap.
Namun, ilmuwan China Zhong Nanshan memperkirakan bahwa wabah COVID-2019 akan berakhir pada akhir bulan Februari 2020. Hal itu disampaikan Zhong pada 11 Februari lalu.
Ilmuwan penemu virus SARS ini mengatakan situasi terkini telah membaik, dengan langkah-langkah kontrol yang dilakukan pemerintah China. Seperti pembatasan perjalanan dan memperpanjang liburan Tahun Baru China. Meskipun ia mengakui bahwa hal ini menjadi 'masa sulit' bagi Wuhan.
Sebuah model perkiraan yang dibuat para peneliti di Inggris memiliki kesesuaian dengan prediksi Zhong.
Para peneliti di London School of Hygiene and Tropical Medicine memperkirakan bahwa puncaknya bisa terjadi kapan saja pada bulan ini.
Sebastian Funk, seorang ahli statistik yang membuat model perkiraan penyakit menular dan ikut menulis analisis tersebut, mengatakan prediksi tersebut didasarkan pada perkiraan bahwa satu orang yang terinfeksi di Wuhan, rata-rata, menginfeksi antara 1,5 dan 4,5 lainnya.
Funk memperkirakan bahwa pada puncaknya sekitar satu juta orang, atau sekitar 10% dari populasi Wuhan, akan terinfeksi COVID-2019.
Dia mengatakan bahwa adanya penurunan jumlah kasus baru dan kematian di Wuhan menunjukkan bahwa infeksi virus corona mungkin sudah memuncak sebelum wabah itu berakhir.
Sementara itu, Hiroshi Nishiura, seorang ahli epidemiologi di Universitas Hokkaido di Sapporo, Jepang, mengatakan wabah virus corona kemungkinan akan mencapai puncaknya antara akhir Maret dan akhir Mei 2020.
Menurut model perkiraan yang dibuat Hiroshi, pada titik tertentu, terdapat hingga 2,3 juta kasus akan didiagnosis dalam satu hari.
Secara total, ia memperkirakan bahwa antara 550 juta dan 650 juta orang di seluruh China akan terinfeksi atau sekitar 40% dari populasi negara itu.
Hiroshi mengatakan bahwa sekitar setengah dari orang-orang itu akan menunjukkan gejala terjangkit virus corona.
Gabriel Leung, seorang ahli epidemiologi di Universitas Hong Kong, mengatakan bahwa perkiraan Nishiura layak untuk dipertimbangkan.
Banyak ilmuwan mengatakan bahwa tindakan pengendalian mungkin tidak akan mengurangi jumlah orang yang terinfeksi.
" Tetapi mereka dapat memperpanjang waktu yang dibutuhkan epidemi mencapai puncaknya dengan memperlambat penularan," kata Leung.
Menurut Leung, mengurangi jumlah orang yang terinfeksi pada saat wabah mencapai puncak adalah penting.
Sumber: Nature.com
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN