Ini Mobil Terbang Atau Apa, Ya? Ada Yang Tahu? (Foto: Carscoops)
Dream – Di dunia otomotif, ada mobil terbang. Namanya juga mobil terbang, ya, kendaraannya ini dirancang untuk terbang —walaupun ketinggiannya tidak bisa menyamai pesawat terbang.
Tapi, mobil terbang yang satu ini beda, lho. Sepintas memang mirip mobil terbang, tetapi kendaraan yang satu ini adalah drone raksasa.
Dikutip dari Carscoops, Senin 12 November 2018, drone terbang ini bernama Koncepto Millenya. Kendaraan ini dirancang oleh seorang inventor Filipina, Kyxz Mendiola.
Drone ini memiliki satu kursi penumpang. Kyxz membangun pesawat nirawak ini selama enam tahun. Koncepto Millenya memiliki 16 mesin, 16 baling-baling, dan 16 komputer.
Purwarupa ini bisa terbang setinggi 20 kaki. Baterainya juga awet untuk terbang selama 10-15 menit. Kyxz menggunakan serat karbon untuk konstruksi pesawat untuk menekan berat.
“ Ketika teknologi drone mulai dating ke Filipina, saya mulai membangun drone sebagai hobi dan film. Di luar dari itu, saya penasaran apakah bisa membuat sesuatu yang besar untuk membawa saya,” kata Kyxz.
“ Mobil terbang” Kyxz menyedot perhatian warganet dan menarik perhatian Star 8, perusahaan Australia yang mengkhususkan diri dalam kendaraan listrik. Star 8 sangat terkesan dengan kreasi Kyxz dan bermitra dan berniat untuk mengkomersialkan kendaraan yang mirip dengan Koncepto Millenya.
CEO dan President Star 8, Jacob Maimon, berencana untuk memanggil pembuat Koncepto.
Dream - Setelah 15 tahun dikembangkan, perusahaan Urban Aeronautics optimis dapat meluncurkan mobil melayang kreasi mereka. Mobil terbang bernama The Cormorant tersebut dapat mengangkut bobot hingga 500 kilogram dan mampu terbang dengan kecepatan 185 kilometer perjam.
Menurut pendiri dan CEO Urban Aeronautics, Rafi Yoeli, mobil yang menggunakan rotor internal tersebut dapat mengevakuasi korban konflik bersenjata. Selain itu, mobil terbang tersebut dapat digunakan militer sebagai kendaraan untuk menghindari bom.
" Bayangkan saja, mobil ini dapat melewati bom yang dipasang di kota dan kandungan kimia berbahaya lain dengan dikontrol dari jarak jauh," kata Yeoli, dilansir dari Reuters via Arab News, Rabu, 4 Januari 2017.
Pemilik perusahaan yang awalnya mengembangkan pesawat tanpa awak, drone, itu yakin mobil terbang itu dapat segera terselesaikan. Meski begitu, dia menjelaskan ada beberapa perbaikan yang harus dilakukan sebelum akhirnya diluncurkan di pasaran.
The Cormorant berbobot 1,5 ton. Hingga riset terakhir, Yoeli telah menghabiskan dana sekitar 14 juta dolar, setara Rp188 miliar.
Selain The Cormorant, Yoeli juga mendesain kendaraan berukuran mobil keluarga yang disebut Air Mule.
Meski demikian, dua kreasi Yoeli saat ini belum memenuhi standar Federal Aviation Administration (FAA). Tes pada November 2016 menyebut ada masalah mengenai data yang dikirim oleh perangkat sensor mobil terbang tersebut.
Advertisement
4 Komunitas Menggambar & Melukis di Jakarta Seru Buat Diikuti
Quest Hotels: Akomodasi Fleksibel untuk Keluarga, Bisnis, dan Solo Traveller
Cara Cek Ketersediaan BBM Shell yang Semakin Langka
Jakarta Sales & Marketing Community, Jejaring Bisnis Santai yang Tumbuh Pesat
Banjir Kritikan, Prabowo Gelar Rapat Evaluasi MBG di Kediamannya
Penampakan Makan Bergizi Gratis Sebelum dan Sesudah Viral di SMPN 3 Jayapura
Throwback Serunya Dream Day Ramadan Fest bersama Royale Parfume Series by SoKlin Hijab
Tasya Farasya Banjir Support dari `Pasukan Outfit Kuning` Hadapi Perceraiannya
10 Pekerjaan Bergaji Tinggi dan Rendah Stres di 2025, Segera Apply!
4 Komunitas Menggambar & Melukis di Jakarta Seru Buat Diikuti
Quest Hotels: Akomodasi Fleksibel untuk Keluarga, Bisnis, dan Solo Traveller