Shutterstock.com
Dream - Penyebaran wabah virus corona telah membuat seluruh warga dunia panik. Virus mematikan dengan nama resmi Covid-2019 itu bisa menyebar cepat meski tidak melalui udara.
Sebenarnya Covid-2019 hanya bisa menyebar melalui droplet atau cairan pernapasan yang keluar saat penderitanya batuk atau bersin.
Namun jika cairan itu mengenai permukaan benda, maka orang sehat yang tidak menjaga kebersihan tangannya dan kemudian menyentuhnya akan tertular virus corona.
Salah satu benda yang rentan terkontaminasi oleh virus corona adalah ponsel. Padahal, ponsel ini adalah benda yang paling banyak disentuh, bahkan hampir setiap saat, oleh pemilik atau orang lain yang meminjam ponsel tersebut.
Oleh karena itu, otoritas kesehatan Singapura memberikan peringatan soal penularan virus corona ini melalui ponsel.
" Benda yang paling sering disentuh adalah ponsel, jadi pastikan bahwa Anda membersihkan permukaan ponsel sebelum dan setelah menyentuhnya," kata Kenneth Ma, direktur layanan medis di Departemen Kesehatan Singapura.
Menurut Kenneth, menjaga kebersihan permukaan ponsel bahkan lebih penting daripada memakai masker untuk mencegah penularan Covid-2019.
" Benda yang paling banyak disentuh adalah ponsel, jadi mengenakan masker bukanlah hal yang paling penting sekarang," katanya.
Seperti diketahui, sebagian besar orang menggunakan ponsel sehingga praktis menjadi kebutuhan dasar dalam hidup.
Sayangnya, tidak banyak yang menyadari bahwa saat sebelum dan sesudah menyentuhnya, permukaan ponsel tetap mengandung jutaan bakteri yang menunggu untuk berpindah tempat.
Dalam penelitian mereka, para ilmuwan dari Universitas Arizona mengungkapkan fakta mengejutkan tentang ponsel. Menurut mereka ponsel mengandung 10 kali lebih banyak bakteri dibandingkan dengan toilet duduk.
Hal ini mengingatkan kita akan pentingnya membersihkan ponsel secara teratur. Selain demi kebersihan, kebiasaan membersihkan ponsel setidaknya bisa mencegah penyebaran virus berbahaya yang telah menelan 1.000 lebih jiwa itu.
Sumber: World of Buzz
Dream - Sejak 7 Februari 2020, Singapura telah meningkatkan status oranye dalam menghadapi merebaknya wabah virus corona atau yang kini disebut COVID-19.
Status tersebut menunjukkan betapa krisis virus COVID-19 di Negara Singa itu sudah mendekati level membahayakan seluruh warga negara.
Menanggapi pengumuman ini, orang-orang Singapura menjadi panik. Mereka bergegas melakukan persiapan melindungi diri agar tidak tertular virus COVID-19.
Meskipun pemerintah meyakinkan masyarakat untuk tidak perlu menimbun barang, warga Singapura 'menyerbu' toko kelontong untuk membeli kebutuhan pokok.
Tidak hanya itu, mereka juga membanjiri apotek untuk membeli berbagai barang yang diperlukan untuk melindungi diri mereka dari virus COVID-19.
Barang-barang seperti masker, pembersih tangan, dan tisu, menjadi incaran warga Singapura. Namun yang aneh, mereka juga membeli kondom sebagai salah satu alat perlindungan menghadapi virus yang mematikan tersebut.
Kondom yang biasa dipajang di depan kasir minimarket sekarang selalu habis diborong oleh warga Singapura.
Rupanya, warga Singapura melihat kondom sebagai salah satu alat perlindungan dari virus COVID-19. Mereka memakai kondom untuk melindungi jari saat menekan tombol lift.
Hal itu terbukti dari postingan foto-foto viral yang dibagikan oleh netizen Singapura di Reddit dan Twitter.
Seperti diketahui, pegangan pintu dan tombol lift menjadi salah satu area berisiko tinggi penularan vir COVID-19.
Salah satu foto yang diposting itu bahkan memperlihatkan cara melindungi jari dari virus COVID-19 dengan kondom.
Namun, penggunaan kondom ini belum terbukti efektif untuk melindungi jari dari penularan virus COVID-19.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah mengeluarkan cara terhindar dari virus COVID-19 dengan benar.
Pertama, selalu mencuci tangan dengan air dan sabun. Hindari menyentuh wajah dengan tangan.
Selain itu, selalu memakai masker saat bepergian keluar atau berada di ruang publik terbuka.
Jangan lupa selalu menggunakan tisu setiap kali bersin atau batuk. Virus COVID-19 menular melalui droplet atau cairan yang keluar dari sistem pernapasan.
Terakhir, pergi ke dokter jika mengalami gejala-gejala seperti demam, batuk, bersin atau napas pendek.
Sumber: World of Buzz