Es Mencair/ Shutterstock
Dream - Kabar menarik datang dari para ilmuwan terkait penemuan virus penjelajah waktu yang selama ribuan tahun tersegel dalam permafrost atau tanah beku.
Sayangnya, dengan meningkatnya pemanasan global, lapisan mencair dan membuka peluang untuk kehancuran dunia. Boffins atau para ahli mengkhawatirkan bahwa patogen beku ini bisa bocor ke dunia, memicu pandemi, dan mengancam peradaban, seperti dalam film The Day After Tomorrow.
Para ilmuwan dari Pusat Penelitian Gabungan Komisi Eropa pun cemas, karena begitu virus-virus tersebut bebas, mereka dapat berevolusi menjadi spesies dominan yang hidup bebas dan menyebabkan hal serius bagi kehidupan di Bumi.
Pada tahun lalu, para ilmuwan telah berhasil menghidupkan kembali virus berusia 48.500 tahun yang ditemukan di permafrost Siberia yang sedang mencair.
Temuan ini menggugah perhatian, karena virus-virus tersebut menyebabkan kematian sepertiga dari spesies.
" Risiko yang ditimbulkan oleh 1% patogen yang dilepaskan ini mungkin tampak kecil," ungkap tim ilmuwan.
Hal ini namun tetap memicu kekhawatiran, terutama di masyarakat kemarin sempat menghadapi pandemi.
Tidak hanya itu, ada ancaman lain yang mengintai Bumi, yaitu asteroid seukuran bangunan tertinggi ketiga di dunia.
NASA mengonfirmasi bahwa planet kecil ini akan menembus atmosfer Bumi dengan potongan asteroid setinggi Menara Shanghai, yang memiliki tinggi sekitar 632 meter.
Asteroid bernama QL433 ini diketahui melewati Bumi setiap tiga tahun, dan sebelumnya terlihat pada Juli 2020. Selain itu, dia juga rutin meledak ke dan dari Venus setiap enam tahun, dengan asteroid menuju planet kedua dari Matahari pada 28 Juni.
Semua perlu tetap waspada terhadap segala ancaman yang ada di sekitar. Pemanasan global dan fenomena alam lainnya dapat membawa konsekuensi serius bagi peradaban manusia. Mari bersama-sama menjaga lingkungan dan melakukan langkah-langkah pencegahan agar kita dapat menghadapi masa depan dengan lebih baik dan aman.
(Sumber: Dailystar)
Dream - Jika bicara soal tempat terdingin di bumi, banyak orang akan menjawab kutub utara atau kutub selatan. Nyatanya, anggapan itu salah.
Tempat terdingin di bumi ternyata berada di Dataran Tinggi Antartika Timur, Antartika. Suhu di tempat itu bisa mencapai minus 98 derajat Celcius.
Para peneliti menemukan fakta dengan memeriksa kembali data satelit yang diambil dari punggung bukit di lapisan es Antartika yang sebelumnya mencapai minus 93 derajat Celcius.
Analisis baru yang diterbitkan jurnal Geophysical Research Letters menunjukkan suhu di tempat ini bisa lebih rendah lagi.
Faktor pemicu suhu dingin ini kondisi yang bersih dan udara yang sangat kering - kelembaban bisa terjebak di udara.
Kedua kondisi ini harus bertahan selama beberapa hari agar suhu turun hingga minus 62 derajat Celcius.
Dikutip dari Live Science, peneliti senior di Pusat Data Salju dan Es Nasional Universitas Colorado, Ted Scambos, yang juga pemimpin penelitian, mengatakan kondisi ini tampaknya menjadi batas seberapa dingin di permukaan Bumi.
Tempat ke dua terdingin di Bumi yang juga dihuni manusia adalah Oymyakon, Rusia. Suhu musim dingin di desa di Siberia timur ini rata-rata bisa mencapai minus 50 derajat Celcius.
Hari terdingin di tempat ini pernah tercatat pada 1924, ketika suhu merosot menjadi minus 71,2 derajat celcius.
Kota terdingin di dunia juga berada di Rusia yaitu di kota Yakutsk. Pada 18 Januari lalu, kota di Siberia ini mencetak rekor baru ketika suhunya mencapai minus 62,2 derajat Celcius, suhu terdingin dalam hampir dua dasawarsa.
Yakutsk berada hanya 450 km di selatan Lingkaran Arktik atau Kutub Utara, yang juga menjadi kota terbesar yang berada di atas tanah beku permanen atau permafrost. (x)