Obesitas (shutterstock.com)
Dream - Kelebihan berat badan atau obesitas merupakan hal yang paling ditakuti setiap orang. Tak hanya merusakn penampilan, obesitas juga menjadi sumber dari berbagai penyakit mematikan.
Obesitas pada dasarnya dapat diatasi dengan mengubah pola makan dan olahraga. Namun jika sudah mengancam nyawa, bedah bariatrik terpaksa harus dilakukan.
" Kalau Indeks Masa Tubuh (BMI) sudah tinggi sekali di atas 40 kg/m2, satu-satunya jalan adalah dengan prosedur bedah. Kalau masih di bawah 27,5 tidak dianjurkan untuk bedah bariatrik," tutur Peter Ian Limas, Dokter Spesialis Bedah Konsultan Bedah Digestive RSPI.
Berbeda dengan bedah kosmetik yang hanya memperbaiki penampilan, bedah bariatrik bekerja lebih dalam dan hanya digunakan sebagai solusi akhir bagi pasien obesitas.
Bedah bariatrik bekerja dengan mengatasi rasa lapar, memodifikasi saluran cerna dan profil hormon serta mengurangi penyerapan kalori. Namun perlu diingat bahwa bedah bariatrik tidak bisa menyelesaikan semua masalah.
" Ini bukanlah peluru emas, tidak bisa selesai tuntas persoalannya. Dietnya harus diketatkan pasca operasi. Tiga hari pertama hanya minum air putih, dua minggu kemudian minum susu dan dua minggu setelahnya makan makanan lunak," paparnya.
Selain diet, pasien juga harus berolahraga dan rajin konsultasi dengan ahli gizi. Pasien dapat memulai olahraga ringan seperti jalan cepat.
Meski dapat memangkas berat badan sebanyak 60-80 persen dalam kurun waktu 1 tahun, pasien dapat kembali obesitas jika tidak memperbaiki pola hidup.
Terdapat tiga jenis bedah bariatrik dengan prosedur dan keunggulan yang berbeda-beda. Kondisi tubuh pasien harus disesuaikan dengan tiap metode.
Seperti Sleeve Gastrectomy yang kurang cocok dilakukan bagi penderita kelainan lambung. Sebab, Sleeve menimbulkan efek samping berupa kenaikan asam lambung. Metode ini dilakukan dengan cara memotong lambung guna mengurangi lasa lapar.
" Yang paling efektif sebenarnya Gastric/Mini Gastric Bypass. Bypass lebih ideal karena berat badan lebih banyak 5 persen turunnya dan bertahan lebih lama. Pasca operasi juga lebih nyaman," kata Peter.
Metode Bypass sangat ampuh untuk mengatasi kecanduan makanan manis. Prosedur ini memiliki efek samping Dumping Syndrome, di mana pasien yang 'nakal' akan merasa kembung jika mengonsumsi gula dan karbohidrat berlebih.
Meski lebih efektif, metode Bypass terbilang cukup rumit. Dokter akan menyambung kerongkongan ke usus sehingga kerja lambung menjadi lebih sedikit dan mengurangi rasa lapar.
" Ada juga metode Duodenal Switch/Biliopancreatic Diversion yang memakai ring untuk mengikat lambung sehingga menahan lapar. Namun kurang efektif karena akan longgar dari waktu ke waktu dan pasien harus rutin check up," ujarnya.
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Tampil Cantik di Dream Day Ramadan Fest Bersama Beauty Class VIVA Cosmetics
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Peneliti Ungkap Pemicu Perempuan Sanggup Bicara 20 Ribu Kata Sehari?
Kata Ahli Gizi Soal Pentingnya Vitamin C untuk Tumbuh Kembang Anak
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia