Ilustrasi Aprilia Manganang, Mantan Atlet Voli Yang Baru Diketahui Jenis Kelaminnya Sebagai Laki-laki (Foto: Instagram/@apriliamanganang_)
Dream – Pada gelaran Asian Games tahun 2018 lalu, nama Aprilia Manganang sempat banyak diperbincangkan publik. Atlet putri cabang olahraga voli ini membuat lawannya merinding saat menerima smash-smash kerasnya.
Selain menjadi andalam Timnas voli putri Indonesia, Aprilia Manganang juga mulai meniti karier baru sebagai anggota TNI yang diterima melalui perekrutan jalur prestasi pada 2016 silam. Saat itu TNI AD kepincut dengan segudang prestasi yang diraih Aprilia dalam cabang olahraga voli.
Pada awala perekrutan, Aprilian bergabung dengan TNI AD sebagai warga negara berjenis kelamin perempuan. Namun baru-baru ini publik digegerkan dengan informasi baru bahwa Aprilia Manganang berjenis kelamin laki-laki.
Hal itu diketahui berdasarkan hasil rekam medis di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta. Menurut KSAD, Aprilia mengalami kondisi hipospadia sejak lahir.
“ Dari hasil pemeriksaan itu, dilihat dari urologi ternyata Sersan Manganang lebih memiliki organ-organ jenis kelamin laki dan bahkan tidak ada organ internal jenis kelamin wanita,” tutur KSAD.
Hipospadia merupakan salah satu jenis kelainan penis bawaan pada bayi laki-laki. Kali ini, Dream akan mengulas tentang kelainan hipospadia, kondisi bawaan lahir yang dialami mantan atlet voli wanita Aprilia Manganang.

Berdasarkan keterangan dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS, hipospadia merupakan kelainan bawaan lahir di mana lubang pembukaan uretra tidak berada di ujung penis. Uretra merupakan saluran kemih yang berfungsi mengalirkan urine dari kandung kemih keluar tubuh.
Jika seseorang mengidap hipospadia, uretra terbentuk secara tidak normal selama minggu ke-8 sampai ke-14 kehamilan. Berdasarkan letak lubang bukaan uretra, terdapat tiga jenis hiospadia, yaitu:
Tidak hanya lokasi bukaan uretra yang berbeda, kelainan penis bawaan ini juga ada yang sifatnya ringan hingga kondisi yang parah. Terkadang kondisi kelainan ini bisa membuat penis sedikit melengkung ke bawah. Ada juga yang bentuk penisnya jadi tertutup oleh kulup.
Penyebab pasti kelainan hipospadia masih belum diketahui hingga saat ini. Akan tetapi dilansir dari Mayo Clinic, penyebab hipospadia berkaitan dengan gangguan tumbuh kembang jabang bayi saat berada di dalam kandungan.
Kondisi janin laki-laki normal, sejumlah hormone akan merangsang pembentukan uretra dan kulup. Sementara pada bayi pengidap hipospadia, kinerja hormone tersebut rusak sehingga uretra berkembang secara tidak normal.
Kelainan bawaan hipospadia ini terkadang juga disebabkan oleh genetik. Tapi ada juga faktor lingkunagn yang menyebabkan kelainan bawaan seperti ini, di antaranya adalah:
Umumnya, kelainan hipospadia bisa segera didiagnosis setelah bayi lahir. Diagnosis dapat dilakukan melalui pemeriksaan fisik pada penis. Pada hipospadia yang parah, dibutuhkan pemeriksaan lebih detail untuk memastikan ada atau tidaknya ketidaknormalan pada alat kelamin pengidap. Oleh sebab itu dokter akan menganjurkan pemeriksaan kromosom dan pemindaian area genital.

Masih dilansir dari Mayo Clinic, beberapa kasus hipospadia yang ringan tidak memerlukan pembedahan.
Namun pengobatan biasanya melibatkan pembedahan untuk memposisikan kembali lubang uretra dan bila perlu untuk meluruskan batang penis. Operasi ini biasanya dilakukan antara usia 6 dan 12 bulan.
Apabila penis terluhat tidak normal, sunat sebaiknya tidak dilakukan. Jika hipospadia ditemukan selama penyunatan, prosedur harus diselesaikan. Dalam kedua kasus tersebut, dianjurkan untuk merujuk pasien ke ahli urologi anak.
Sebagian besar bentuk hipospadia bisa disembuhkan dengan satu operasi yang dilakukan secara rawat jalan. Beberapa bentuk hipospadia memerlukan lebih dari satu operasi untuk memperbaiki efek.
Ketika lubang uretra berada di dekat pangkal penis, alhi bedah mungkin perlu menggunakan cangkok jaringan dan kulup atau dari dalam mulut untuk merekonstruksi saluran kemih pada posisi yang tepat.
Tindakan bedah ini bertujuan untuk membuat penis lurus dan saluran kemih berakhir di ujung penis. Tindakan operasi hipopasdia biasanya berlangsung dalam empat tahapan, yakni:
Apabila setelah operasi penis tidak tumbuh normal, dokter juga akan menyarankan perawatan hormone testosterone sebelum operasi. Jika operasi hipospadia berhasil, fungsi penis bisa tumbuh dengan normal dan pernaikannya akan bertahan seumur hidup.
Advertisement


IOC Larang Indonesia Jadi Tuan Rumah Ajang Olahraga Internasional, Kemenpora Beri Tanggapan

Ada Komunitas Mau Nangis Aja di X, Isinya Curhatan Menyedihkan Warganet

Wanita 101 Tahun Kerja 6 Hari dalam Seminggu, Ini Rahasia Panjang Umurnya



Nikita Willy Bagikan Pola Makan Issa yang Bisa Tingkatkan Berat Badan