Foto: Shutterstock
Dream - Batu ginjal merupakan endapan keras dari mineral yang dapat mengganggu fungsi penyaringan darah. Jika dibiarkan, batu dapat membesar dan berkembang menjadi jenis yang lebih berbahaya.
Staghorn stone adalah salah satu jenis batu ginjal yang berbentuk menyerupai tanduk rusa. Batu ini memiliki cabang-cabang yang terdapat di pelvis renalis dan mengisi dua atau lebih ruang ginjal sehingga membentuk gambaran seperti tanduk rusa.
Menurut data RISKESDAS 2013, prevalensi batu tanduk rusa ginjal di Indonesia adalah 0,6% dan lebih banyak dialami oleh pria usia 55-64 tahun dibandingkan wanita. Jenis batu ginjal ini juga tidak selalu disertai dengan gejala.
" Perbandingan laki-laki dan wanita yaitu sekitar 0,8 dan 0,4 persen karena saluran kemih pria lebih panjang dibandingkan dengan wanita. Selain itu bisa karena keturunan batu ginjal dari orang tua, asam urat tinggi, ada riwayat infeksi dan obesitas," ujar Dr. Ponco Birowo, Sp.U(K), Ph.D di Jakartam Rabu 29 Juli 2020.
Teknik operasi untuk menghancurkan batu tanduk rusa ginjal di Indonesia kini dapat dilakukan tanpa radiasi. Teknik Percutaneous Nephrolithotomy (PCNL) ini dilakukan dengan luka operasi minim tanpa memerlukan sinar x-ray.
Teknik PCNL ini menggunakan Alken Telecopic Metal Dilator yang dapat digunakan berkali kali sehingga lebih ekonomis dari segi biaya. Sinar x-ray yang diganti dengan melakukan ultrasonografi (USG) dapat mengurangi paparan radiasi bagi pasien dan juga operator.
" Hal ini sangat berguna bagi pasien yang memang sensitif pada kontras, cairan yang digunakan untuk membantu memvisualisasikan struktur organ yang diperiksa. Pasien yang memiliki riwayat azotemia (peningkatan produk nitrogen di darah) juga dapat memilih prosedur ini, karena kontras dapat memicu azotemia," ujar Dr. Ponco.
Pembedahan dilakukan secara minimal untuk menghancurkan batu ginjal yang menggunakan jarum (needle) dan guidewire yang ditusukkan ke punggung pasien pada kulit dekat ginjal untuk mengakses ginjal dan saluran kemih bagian atas. Luka operasi pada teknik ini hanya sekitar 1 centimeter.
" Setelah akses tercapai saluran kemih dilebarkan dengan dilator dan dimasukan kamera untuk melihat struktur ginjal. Kemudian batu dihancurkan. Setelah semua batu dihancurkan, dilakukan pencitraan kembali apakah masih ada batu tersisa atau tidak," lanjutnya.
Pada pasien dengan penyakit ginjal polikistik, penggunaan teknik PCNL bisa memperkecil kemungkinan komplikasi karena prosedur tindakan yang lebih mudah. Pasien juga dapat pulih dengan perawatan 3-5 hari di rumah sakit.
Setelan melakukan tindakan PCNL, pasien dapat beristirahat di rumah selama seminggu dan kembali beraktivitas. Namun pasien segala jenis batu ginjal memiliki kemungkinan kambuh sebanyak 50 persen dalam 5 tahun ke depan.
" Dengan kita minum 2 - 2,5 liter air sehari kemunginan terkena batu kembali akan berkurang. Ada atau tidak adanya keluhan, pasien dengan riwayat batu ginjal harus rutin check up," lanjutnya.
Advertisement
9 Kalimat Pengganti “Tidak Apa-Apa” yang Lebih Hangat dan Empatik Saat Menenangkan Orang Lain
Tampil Cantik di Dream Day Ramadan Fest Bersama Beauty Class VIVA Cosmetics
PT Taisho Luncurkan Counterpain Medicated Plaster, Inovasi Baru untuk Atasi Nyeri Otot dan Sendi
Hasil Foto Paspor Shandy Aulia Pakai Makeup Artist Dikritik, Pihak Imigrasi Beri Penjelasan
Zaskia Mecca Kritik Acara Tanya Jawab di Kajian, Seperti Membuka Aib
Pertumbuhan Ekonomi RI Capai 5 Persen, Prabowo: Masih Tinggi Dibandingkan Seluruh Dunia