Kain Tenun Tanibar Di IFW 2016 (Dream/Amrikh Endah Palupi)
Dream - Pada ajang bergengsi Indonesia Fashion Week 2016, kain Tenun Tanibar asal Maluku diangkat oleh para desainer menjadi busana lebih modern.
Wakil bupati Maluku Tenggara Barat, Petrus Werembinan memaparkan alasannya berkolaborasi dengan para desainer muda di ajang Indonesia Fashion Week 2016.
Lebih dari itu, ia berharap kain Tenun Tanibar lebih dikenal lagi baik dalam atau Internasional.
" Tenun warisan budaya para leluhur, menjadi identitas orang Tanibar. Selain kultrural kain Tanibar juga ekonomis. Kain tenun sudah sejak lama dikenal orang banyak. Semoga lebih banyak yang mengenal kain Tenun Tanimbar," kata Wakil bupati Maluku Tenggara Barat, Petrus Werembinan di IFW 2016 Jakarta Convetion Center, Jakarta, Minggu 13 Maret 2016.
Sejumlah desainer yang tergabung dalam Metamorphosis of Tanibar ini unjuk kebolehan dengan menampilkan desain busana di atas panggung.
Berbagai desain akan di tampilkan mulai dari desainer Itang Yunasz, Chossy Latu, Stephanus Hamy, Danjyo, Wieke Dwiharti, Poppy Dharsono, Gugus dan Samuel Wattimena, dan kelompok Acak-acak LPTB Susan Budirhardjo.
" Semua desainer akan menampilkan Tenun Tanibar lebih wearable dan bisa dipakai oleh segala usia. Masing-masing desainer memiliki gaya berbeda disetiap desainnya," kata Samuel Wattimena sekaligus Staf Khusus Kementerian Koperasi dan UKM.
" Jumlah keseluruhan ada 50 pasang busana remaja perempuan dan laki-laki. Model klasik kontemporer orang dewasa," tambah Samuel.
Begitu jelas desain kain Tenun Tanibar tertuang di seluruh desain para desainer. Sementara soal warna para desainer manampilkan berbagai berbagai warna seperti ciri khas Tenun Tanibar.
Desain Danjyo Hiyoji bermain kreatif fabric dengan jaket blazer, dress, menggabungkan bahan pleats sulaman dengan warna tenun.
Sulaman dikombinasikan dengan tenun Baduy. Koleksinya bisa ready to wear.
Untuk Chossy Latu, berbagai macam staling set. Lebih banyak pemakaian busana untuk kegiatan sehari-hari.
Sementara Acak-acak mengangkat kain Tenun Tanibar dengan mengombinasikan kanvas, motif sablon putih berbentuk bunga, motif kupu-kupu.
Gugus menampilkan gaya apik dengan perbaduan teknk patchwork aksen fringe dipadukan dengan kreasi rumbai pada koleksinya. Samuel Wattimena, menggabungkan tenun dengan sulam dari Kalimantan Barat. (Ism)
Advertisement
Momen Haru Sopir Ojol Nangis dapat Orderan dari Singapura untuk Dibagikan
Siswa Belajar Online karena Demo, Saat Diminta Live Location Ada yang Sudah di Semeru
Cetak Sejarah Baru! 'Dynamite' BTS Jadi Lagu Asia Pertama Tembus 2 Miliar di Spotify dan YouTube
Komunitas Warga Indonesia di Amerika Tunjukkan Kepedulian Lewat `Amerika Bergerak`
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas