Ini Bukti Baru Bahaya Mi Instan untuk Kesehatan

Reporter : Cynthia Amanda Male
Jumat, 22 Juni 2018 10:45
Ini Bukti Baru Bahaya Mi Instan untuk Kesehatan
Fakta baru ini terungkap dari hasil penelitian universitas ternama.

Dream - Murah dan praktis menjadikan mi instan pilihan favorit banyak orang. Padahal, mi instan dikenal memiliki reputasi buruk bagi kesehatan.

Dilansir dari Nextshark, mi instan memiliki kandungan karbohidrat dan lemak yang tinggi. Selain itu mi instan rendah protein, serat, vitamin dan mineral yang sangat penting untuk tubuh.

Menurut World Instant Noodles Association (WINA), 52 negara mengonsumsi 97,7 miliar bungkus mi instan pada tahun lalu. Konsumen tertinggi mi instan adalah China dan Hong Kong, yang sama-sama mengonsumsi 40,43 miliar bungkus.

Cara Lain Nikmati Mi Instan Goreng, Yuk Coba!

Foto: Shutterstock

Yang mengejutkan adalah Indonesia, menjadi negara ketiga konsumsi mi instan terbesar di dunia dengan 13,20 miliar bungkus. Jumlahnya lebih besar dari Amerika Serikat yang mengonsumsi 4 miliar bungkus mi instan pada 2015.

Terlepas dari itu, reputasi mi instan sebagai junk food benar-benar telah dibuktikan secara ilmiah oleh penelitian dari perguruan tinggi ternama, Harvard University. Bersama Baylor University, Harvard telah mempublikasikan penelitian yang mengungkapkan dampak buruk mi instan bagi kesehatan.

Dirilis dalam Journal of Nutrition yang dipublikasikan di Washington Post, mi instan dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke.

Para peneliti menganalisis kesehatan dan diet dari 11.000 warga Korea Selatan yang berusia antara 19 dan 64 tahun. Penelitian menunjukkan bahwa wanita Korea Selatan berisiko tinggi mengalami sindrom metabolik karena mengonsumsi ramen dalam jumlah besar.

Anehnya, para peneliti tidak menemukan risiko tersebut pada laki-laki. Peneliti menduga hal itu disebabkan oleh perbedaan biologis antara kedua jenis kelamin.

mi instan

Foto: Shutterstock

Sindrom metabolik sering menyebabkan terjadinya peningkatan gula darah dan tekanan darah. Hal ini membuat konsumen rentan terhadap penyakit diabetes, stroke atau penyakit jantung.

Menurut para peneliti, dalam produk mi instan atau ramen terdapat zat yang disebut dengan Tertiary-butyl hydroquinone (TBHQ). Zat inilah yang menyebabkan konsumen berisiko mengalami sindrom metabolik tersebut.

THBQ adalah produk sampingan dari industri minyak bumi yang digunakan untuk mengawetkan makanan olahan secara murah. Sehingga menyebabkan sindrom metabolik bagi yang mengonsumsinya secara berlebihan.

" Mengingat mi instan mengandung sodium tingkat tinggi, lemak jenuh yang tidak sehat dan glikemik berlebihan," kata Hyun Shin, salah satu penulis penelitian dari Harvard Public Health.

Penarikan Mi Instan Terkenal di India dan Korea Selatan

mi instan

Foto: Shutterstock

Sementara di India, Food Safety and Standards Authority of India (FSSAI) menemukan kontaminasi timah di mi instan dari sebuah perusahana ternama. Mi instan dengan merek terkenal itu mengandung timah sebanyak 7 kali batas ambang yang diizinkan.

Otoritas pangan India langsung memerintahkan pelarangan kesembilan varian mi instan produksi Nestlé tersebut. Mereka menyebutkan bahwa mi instan tersebut tidak aman dan berbahaya untuk konsumsi manusia.

Sementara itu, otoritas keamanan makanan Korea Selatan menemukan bahwa enam merek mi instan yang dibuat oleh Nong Shim mengandung bahan berbahaya penyebab kanker yang disebut dengan Benzopyrene.

Kasus yang terjadi pada 2012 itu menyebabkan penarikan produk mi instan Nong Shim secara besar-besaran, baik di dalam dan luar negeri.

(Sah)

Beri Komentar