Pahami Pentingnya Zat Besi untuk Cegah Risiko Anemia Lintas Generasi

Reporter : Ferdike Yunuri Nadya
Rabu, 31 Maret 2021 18:18
Pahami Pentingnya Zat Besi untuk Cegah Risiko Anemia Lintas Generasi
Kondisi kurangnya jumlah sel darah merah atau Anemia masih menjadi tantangan besar masyarakat Indonesia

Dream - Kondisi kurangnya jumlah sel darah merah atau Anemia masih menjadi tantangan besar masyarakat Indonesia. Berdasarkan Riskesdas 2013, persentase ibu hamil penderita Anemia mencapai 37%, remaja berkisar 15% dan balita di atas 25%.

Angka ini tergolong sangat tinggi dan penuh risiko, khususnya bagi ibu hamil. Wanita yang menderita anemia dalam kehamilannya memiliki risiko infeksi dan kejang saat kehamilan. Risiko bayi terlahir prematur dan terkena anemi juga tinggi.

" Ibu yang kekurangan zat besi berpotensi melahirkan anak-anak yang kekurangan zat besi juga. Salah satu dampak mal nutrisi pada anak yaitu stunting yang menjangkit 37% anak di Indonesia." jelas Dr. dr. Diana Sunardi, MGizi, SpGK, Dokter Spesialis Gizi Klinik Indonesian Nutrition Association pada webinar Peran Nutrisi dalam Tantangan Kesehatan Lintas Generasi pada 1 Februari 2021.

Bayi, anak-anak dan remaja yang menderita anemia memiliki imunitas tubuh rendah, tekanan darah rendah, dan dalam jangka panjang menyebabkan gangguan konsentrasi yang mempengaruhi penurunan prestasi.

Tidak hanya itu, beragam efek negatif defisiensi besi muncul dalam jangka pendek hingga jangka panjang.

Jika anak yang kekurangan zat besi mengalami mal nutrisi hingga dewasa, maka berpotensi melahirkan bayi yang kekurangan zat besi hingga stunting. Rantai defisiensi zat besi dan mal nutrisi terus terikat.

Tentu hal ini menjadi momok menakutkan bagi Indonesia. Jika para Generasi Emas tidak tumbuh optimal dan terhambat menggapai prestasi, mimpi bangsa menjadi negara maju pada tahun 2045 mungkin akan tertunda.

1 dari 1 halaman

Asupan Zat Besi

Child

Anemia memang menjadi tantangan besar lintas generasi. Namun hal ini dapat dicegah dengan memberikan anak makanan yang kaya zat besi.

" Bahan makanan yang kaya akan zat besi seperti daging merah, hati, ikan, ayam. Dan dari sumber nabati bisa diperoleh dari bayam atau sayuran daun hijau" jelas dr. Diana.

Namun ternyata zat besi ini tidak optimal terserap tubuh, peran vitamin C sangatlah penting pada proses penyerapan zat besi non heme. Jadi, kombinasi zat besi dan vitamin C menjadi kunci optimalnya penyerapan zat besi di dalam tubuh.

" Paprika merah, brokoli serta buah-buahan seperti mangga, tomat dan jeruk kaya akan vitamin C yang dapat membantu penyerapan zat besi" tambah dr. Diana.

Beri Komentar