Karya Marina Christyanti Ayumi (Foto: Dok. Ayumi/Moza Wahyu)
Dream - Satu lagi desainer Indonesia yang melenggang di New York Fashion Week (NYFW) 2020. Marina Christyanti Ayumi, awalnya tidak berani berharap menjejakkan kaki di panggung mode tersebut.
Namun dorongan dari para kerabat membuat pemilik label Ayumi ini, memamerkan karyanya di panggung Spring Studio 'Indonesian Diversity' NYFW Spring/Summer Collections, 9 September lalu.

Foto: Dok. Ayumi/Moza Wahyu
Bertajuk 'An Ode to the Ethnicity', Ayumi mengusung material khas Indonesia yang terinspirasi dari sosok perempuan enerjik, cantik dan bergaya chic.
Songket Minang dipilih menjadi material utama. Orangtua yang berasal dari Sumatera Barat membuat Ayumi cukup akrab dengan songket.

Foto: Dok. Ayumi/Moza Wahyu
" Kendala terberat adalah waktu yang sempit. Hanya tingga minggu. Songketnya sendiri asli hasil tenunan tangan pengrajin dari Sumatera Barat, dan satu warna songket dibuat untuk satu bahan. Jadi, no chance for failure," tutur Ayumi lewat keterangan tertulis yang diterima Dream, Senin 8 Oktober 2019.

Foto: Dok. Ayumi/Moza Wahyu
Bahan songket yang sedikit kaku dengan perpaduan benang emas dipadukan dengan bahan tipis yang ringan dalam siluet bertumpuk. Aksen ruffles diberikan di beberapa titik busana untuk memberi kesan luwes.
Kilau jalinan benang emas berwarna merah gelap, hijau pekat dan krem pada songket memberi kesan glamor tanpa menghilangkan nuansa Tanah Air.

Foto: Dok. Ayumi/Moza Wahyu
Berkolaborasi dengan Epa Jewelry, padu padan aksesori menambah citra mewah yang menjadi ciri khas desain Ayumi.

Foto: Dok. Ayumi/Moza Wahyu
Selain Ayumi, ada tiga desainer Indonesia yang juga memamerkan karya di NYFW 2020. Mereka adalah Maggie Hutauruk-Eddy, Julianto dan Yogiswari Pradjanti.
Digawangi Indonesia Fashion Gallery (IFG) mereka tampil di pekan mode bergengsi itu dan berbagi panggung dengan desainer papan atas seperti Calvin Klein dan Jeremy Scott. (ism)
Dream - Belum lama ini, baju dengan logo merek karung tepung mendadak viral karena muncul di gelaran New York Fashion Week (NYFW). Baju tersebut merupakan karya desainer Tanah Air, Maggie Hutauruk-Eddy.
Pemilik label 2Madison Avenue itu memboyong 12 busana bertajuk 'Vivify the Block' ke Amerika Serikat pada 9 September 2019. Salah satu rancangannya, yakni baju yang terbuat dari karung tepung sukses menyita perhatian.

Banyak orang mengira merek tepung tersebut di-endorse oleh sang desainer hingga mencapai NYFW. Namun ada kisah menarik di balik karung tepung yang menempel pada rancangan Maggie.
" Itu sebenarnya tidak sengaja. Saat aku mau ke NYFW cuma prepare sebulan dan ada beberapa look yang perlu grafis di tengahnya. Tapi aku tidak punya waktu untuk melukis, membuat sablon, bordir ataupun print," cerita Maggie ketika ditemui di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, Jumat 27 September 2019.
Desainer berdarah Batak itu pun termenung mencari ide. Suatu hari, ia tak sengaja melihat sang asisten tumah tangganya pulang berbelanja. Mbak Sum, namanya. Ia kedapatan membawa karung beras dan tepung yang menyita perhatian sang desainer.

" It looks good! Ukuran grafisnya pas, bentuk dar warnanya cocok untuk mengisi kekosongan salah satu bajuku. Akhirnya sisa karung kita kumpulkan dan dicuci," ungkapnya.

Wanita yang terbiasa bekerja dengan karakter impulsif itu kemudian menyulap karung-karung tersebut. Ia menempelkan potogan logo ke atas t-shirt berbahan jersey. Jahitan dibentuk dengan sangat rapih guna memenuhi standar pakaian New York.
Maggie memboyong busana karung tepung serta beras ke panggung NYFW Spring/Summer 2020. Baju dikreasikan dengan gaya era 1980 untuk busana pria. Kesan gahar dan playful berpadu manis, menyiratkan alter ego Maggie Hutauruk-Eddy yang serius namun penuh warna.

Sesampainya di Jakarta, Maggie mengaku kaget mengetahui baju rancangannya viral. " Iya, I know itu viral tapi enggak nyangka. Mereka (publik) sangat mendukung. Ada yang bilang segitiga illuminati juga tapi iseng aja kali ya," ujarnya.
Tak lama kemudian, ia langsung mendapat banyak tawaran dari berbagai brand untuk memakai logo mereka di busana Maggie. Ia bahkan dikontak langsung oleh pemilik brand tepung tersebut.
" Aku di DM sama bos Bogasari. Beliau pengen order satu piece, sekarang juga. Pengen langsung dipakai. Tapi sayang aku baru punya satu," kata wanita berdarah seniman itu.

Hal itu membuat Maggie yang berasal dari bidang seni rupa semakin tergugah. Ia tertantang untuk membuat busana dari bahan ban bekas.
" Aku ingin mengajarkan bahwa kita orang-orang kreatif, harus bisa memakai barang yang ada di sekitar kita and make it really cool," kata Maggie.
Advertisement
Influencer Fitness Meninggal Dunia Setelah Konsumsi 10.000 Kalori per Hari

Raih Rekor Dunia Guinness, Robot Ini Bisa Jalan 106 Km Selama 3 Hari

Sensasi Unik Nikmati Rempeyek Yutuk Camilan Khas Pesisir Kebumen-Cilacap

5 Destinasi Wisata di Banda Neira, Kombinasi Sejarah dan Keindahan Alam Memukau

Habib Husein Jafar Bagikan Momen Saat Jenguk Onad di Panti Rehabilitasi


Toyota Rehabilitasi Toilet di Desa Wisata Sasak Ende, Cara Bangunnya Seperti Menyusun Lego
Tampil Cantik di Dream Day Ramadan Fest Bersama Beauty Class VIVA Cosmetics

Mahasiswa UNS Korban Bencana Sumatera Bakal Dapat Keringanan UKT

Makin Sat Set! Naik LRT Jakarta Kini Bisa Bayar Pakai QRIS Tap

Akses Ancol Ditutup karena Banjir Rob Masuki Puncak, Warga Jakarta Utara Diminta Waspada

Influencer Fitness Meninggal Dunia Setelah Konsumsi 10.000 Kalori per Hari

Raih Rekor Dunia Guinness, Robot Ini Bisa Jalan 106 Km Selama 3 Hari

Sensasi Unik Nikmati Rempeyek Yutuk Camilan Khas Pesisir Kebumen-Cilacap