(Foto: Shutterstock)
Dream - Saat gerah atau kepanasan, paling nikmat jika diredakan dengan sekaleng minuman ringan atau soda dingin. Namun kenikmatan menengguh air yang kita dapatkan ternyata tak sebanding dengan bahaya yang ditimbulkan.
Soft drink ternyata salah satu jenis minuman yang mengandung kadar gula yang tinggi. Dampak buruknya bagi kesehatan jika dikonsumsi bisa bertahan dalam jangka waktu yang lama.
Pengalaman itulah yang menimpa seorang pria dari Singapura yang hanya dikenal sebagai Lim.
Menurut China Press, saat masih muda, pria 58 tahun itu biasa minum enam kaleng soft drink setiap hari tanpa pernah absen sama sekali.
Namun, saat berusia 21 tahun, Lim didiagnosis dengan diabetes yang berujung pada penyakit gagal ginjal.
Mantan koki tersebut meninggalkan sekolah saat baru berusia 12 tahun dan mulai bekerja di restoran. Karena suhu dapur yang panas, dia selalu basah kuyup oleh keringatnya sendiri.
Untuk memuaskan rasa hausnya, dia selalu memilih soft drink, bukan air putih. Setiap hari, dia mengkonsumsi 6 kaleng soft drink dalam sehari.
Meski ibu dan istrinya menderita diabetes, kondisi mereka tampaknya tak menghalangi dia untuk terus mengkonsumsi minuman manis tersebut.
Selain itu, dia biasa begadang dan minum bersama teman-temannya. Selama bertahun-tahun, gaya hidupnya yang tidak sehat itu telah memakan tubuhnya.
Selama pemeriksaan kesehatan sebagai bagian dari persyaratan Pelayanan Nasional, dokter yang terkejut mengungkapkan bahwa Lim menderita diabetes.
Namun sulit bagi Lim untuk percaya karena saat itu dia baru berusia 21 tahun. Alih-alih melakukan pemeriksaan lanjutan, Lim malah membuang obat yang diberikan oleh dokter.
" Saya pikir diabetes hanya untuk orang tua saja, dan karena saya masih muda, saya tidak menganggap serius kondisi saya," kata Lim.
Setelah 19 tahun, Lim yang berada di rumah sendiri suatu hari, merasa pusing dan muntah sebelum pingsan di toilet. Beruntung adiknya pulang dan membawanya ke rumah sakit.
Mengejutkan, kadar gula darahnya tiga kali lebih tinggi dari rata-rata orang seusianya. Ginjalnya juga hampir tidak berfungsi pada saat itu, yang menyebabkan penyakit lainnya.
" Diabetes adalah pembunuh senyap. Awalnya tidak seperti apa-apa, tapi perlahan-lahan akan menghilangkan penglihatan dan anggota tubuh Anda," katanya.
Dia mulai menjalani cuci darah pada usia 40 sebanyak tiga kali seminggu. Pada usia 43, kaki kirinya diamputasi karena tulangnya rapuh.
" Tidak ada yang bisa saya lakukan setelah kehilangan satu kaki. Saya harus mengundurkan diri dari pekerjaan dan tinggal di rumah sambil mengandalkan kakak perempuan saya untuk mendukung saya. Jika saya tahu ini akan terjadi, saya akan merawat kesehatan saya dengan baik," kata Lim dengan penuh penyesalan.
(Sumber: World of Buzz)
Advertisement
4 Komunitas Jalan Kaki di Indonesia, Perjalanan Jadi Pengalaman Menyenangkan
Mau Liburan? KAI Wisata Tebar Promo HUT ke-16, Ada Diskon Bagi yang Ultah Bulan September
Si Romantis yang Gampang Luluh: 4 Zodiak Ini Paling Cepat Jatuh Cinta pada Pandangan Pertama
Lebih dari Sekadar Bermain, Permainan Tradisional Ajak Anak Latih Fokus dan Kesabaran
Halte TJ Senen Sentral yang Terbakar, Berubah Jadi Halte Jaga Jakarta
Nyaman, Tangguh, dan Stylish: Alas Kaki yang Jadi Sahabat Profesional Modern
4 Komunitas Jalan Kaki di Indonesia, Perjalanan Jadi Pengalaman Menyenangkan
Mau Liburan? KAI Wisata Tebar Promo HUT ke-16, Ada Diskon Bagi yang Ultah Bulan September
Sosok Ferry Irwandi, CEO Malaka Project yang Mau Dilaporkan Jenderal TNI ke Polisi