Sediakan Fasilitas Ibadah Antar Umat, UPDM Berikan Modal Akal dan Moral

Reporter : Cynthia Amanda Male
Senin, 28 Juni 2021 12:14
Sediakan Fasilitas Ibadah Antar Umat, UPDM Berikan Modal Akal dan Moral
Mengutamakan toleransi dan demokrasi bagi mahasiswa.

Dream – Meski toleransi antar umat beragama semakin banyak diterapkan, namun bukan berarti semua orang lebih mudah menemukan tempat beribadah. Hingga kini, cukup sulit menemukan area publik yang memiliki tempat beribadah untuk semua agama.

Bahkan, di tempat umum seperti kampus sekalipun. Hal ini menjadi perhatian Profesor Dr Moestopo sejak awal mendirikan Universitas Profesor Dr Moestopo (UPDM).

“ Sejak awal berdiri, universitas kami sudah punya (tempat beribadah masing-masing). Misalnya, di kampus Hang Lekir, sudah ada Masjid dan Pura kecil untuk agama Hindu. Terus, ada Chapel,” ungkap Ambar Pertiwi, Kepala Humas Promosi Penerimaan Mahasiswa Baru UPDM dalam Konferensi Pers Promosi UPDM di Kampus UPDM Beragama, Jakarta Selatan, akhir pekan kemarin.

1 dari 2 halaman

‘Iman, Ilmu, dan Amal’

Penyediaan fasilitas beribadah untuk semua agama diharapkan mampu mempermudah mahasiswa untuk menerapkan slogan kampus yang berdiri tahun 1963, yaitu ‘Iman, Ilmu, dan Amal’. Upaya tersebut juga berhasil menelurkan prestasi dalam sebuah kompetisi keberagaman yang diselenggarakan oleh asosiasi internasional berbasis di Inggris.

“ Kami mendapatkan Inclusivity Award di awal 2021 untuk toleransi beragama dan diapresiasi oleh Humas L.I.Dikti,” jelasnya. Kompetisi tersebut juga diikuti oleh universitas yang berasal dari Malaysia, Uni Emirat Arab, Inggris, Saudi Arabia, Bahrain, Thailand, Kuwait, dan beberapa negara lainnya.

Selain menyediakan fasilitas, UPDM juga menanamkan toleransi umat beragama dengan mengajarkan doa lintas agama yang dilakukan sebelum dan setelah melakukan aktivitas perkuliahan, serta menghentikan pelajaran saat adzan berkumandang.

2 dari 2 halaman

Demokrasi untuk Mahasiswa

Di samping toleransi umat beragama, UPDM juga menerapkan demokrasi bagi mahasiswanya agar bisa berdiskusi dengan dosen maupun praktisi. Sehingga, mahasiswa bisa mendapatkan informasi, membentuk karakter, menggali keilmuan, dan menjaga etika dalam penyampaian informasi maupun menerapkan ilmu yang telah didapatkan.

Mahasiswa juga akan diajak kerja praktik di tiap jenjang pendidikan agar lebih siap terjun ke industri yang diimpikan setelah lulus kuliah.

“ Yang sangat ingin dilakukan adalah mahasiswa tidak hanya dibekali keilmuan, tapi bisa mempraktikkan apa yang sudah dipelajari.  Jadi tidak hanya bekal akademis, tapi juga punya modal praktis. Itulah mengapa mahasiswa juga harus bisa berdialog secara langsung dengan pengajar”.

Ambar pun mengklaim bahwa belum ada senioritas yang terjadi di UPDM. Senior, junior, dosen, maupun praktisi yang ada di kampus tersebut bisa berbagi pengetahuan. Meski, salah satu pihak cenderung lebih berpengalaman.

“ Tidak menutup kemungkinan mahasiswa punya pengetahuan lebih. Tapi, mereka (masih) perlu dibimbing. Sedangkan dosen dan praktisi juga mengalami perkembangan zaman. Mungkin, praktik yang dilakukan sedang tren di jaman dulu. Sementara anak muda mungkin lebih up to date,” kata Ambar.

Sejauh ini, beberapa mahasiswa UPDM berhasil meraih prestasi di berbagai bidang. “ Ada (mahasiswa) yang menjadi atlet olahraga. Ada juga mahasiswa yang ikut lomba Asian Games dan juara. Salah satu mahasiswa di jurusan Fakultas Kedokteran Gigi juga ikut lomba olimpiade matematika dan jadi juara,” imbuhnya.

Terlepas dari prestasi yang berhasil didapatkan, mahasiswa diharapkan bisa terus mengasah keilmuan, berkembang, dan meningkatkan kualitas integritas agar siap terjun ke ranah profesional.

Beri Komentar