Menurut Survei, Kendaraan Listrik Masih Belum Ramah Lingkungan. (Foto: Shutterstock/ilustrasi)
Dream – Pamor kendaraan listrik tengah naik daun karena dianggap sebagai kendaraan ramah lingkungan. Pemerintah bahkan jor-joran menyiapkan karpet merah kepada perusahaan yang ingin mengembangkan kendaraan yang diyakini semakin berkembang beberapa tahun ke depan.
Sayangnya, menurut survei, kendaraan listrik masih belum ramah bagi penyandang disabilitas.
Dikutip dari Otosia, Jumat, 1 Januari 2021, perusahaan pemetaan kendaraan listrik asal Inggris, Zap-Map, bekerja sama dengan yayasan amal yang berfokus kepada penyandang disabilitas, Motability untuk mengetahui layanan mobil listrik.
Dua pihak ini menggelar survei kepada 2.200 pengemudi kendaraan listrik di Inggris.
Hasilnya, ditemukan fakta bahwa penyandang disabilitas masih sulit mengisi daya kendaraan listrik. Menurut yang diberitakan Carscoops, komponen itu masih belum ramah atau sesuai dengan kebutuhan mereka.
Ada beberapa keluhan penyandang disabilitas terkait kendaraan listrik. Misalnya, tempat pengisian daya yang masih sulit ditemukan, berat kabel pengisi daya, dan sulitnya mengisi daya.
Selain itu, ada keluhan mendasar yang ditemukan dari survei tersebut, yakni tempat stasiun pengisian. Penyandang disabilitas kesulitan untuk mengaksesnya, terlebih charging station biasanya ditempatkan di dekat trotoar.
Kesulitan-kesulitan tersebut kemungkinan menjadi faktor penyebab angka kepemilikan kendaraan listrik oleh penyandang disabilitas sangat kecil. Tercatat hanya ada 20 persen dari total penyandang disabilitas di Inggris yang telah memiliki kendaraan listrik.
Dream – Pelaku usaha biasanya akan memikirkan nama merek yang unik agar produk mereka bisa selalu diingat dan menarik minat masyarakat. Tak jarang nama yang dipilih menjadi terdengar lucu atau nyeleneh di negara lain.
Salah satunya adalah merek mobil buatan Tiongkok yang satu ini.
Dikutip dari World of Buzz, Selasa 19 Mei 2020, produsen mobil listrik di Tiongkok belum lama ini meluncurkan kendaraan buatannya dengan merek Bodo Chronus.
Di Indonesia dan Malaysia, kata ‘bodo’ berarti bodoh. Kata ini kerap digunakan untuk mengejek orang lain.
Terlepas dari maknanya, Bodo merupakan mobil listrik berkecepatan rendah (low speed electric vehicle/LSVE). Mobil ini merupakan subkategori mobil listrik mini. Mobil-mobil ini populer di Tiongkok dan bisa menempuh kecepatan 69 km per jam dan pengemudinya tak memerlukan SIM untuk berkendara.
Untuk Bodo Chronus, mobil ini dipersenjatai dengan baterai 7,5 KW. Baterai ini setara dengan mesin elektrik 10 hp.
Mobil mungil ini punya empat kursi penumpang dan kabin mungil. Chronus juga kerap digunakan untuk transportasi publik.
Menariknya, mobil Bodo ini sudah menembus pasar Eropa. Mobil ini sudah dipesan di Siprus, Bulgaria, Malta, dan Yunani.
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN