Survei: Pengguna eSport Indonesia 60 Juta

Reporter : Annisa Mutiara Asharini
Rabu, 27 Februari 2019 14:15
Survei: Pengguna eSport Indonesia 60 Juta
Riset itu dilakukan oleh POKKT, Decision Lab dan Mobile Marketing Association (MMA) pada Oktober 2018.

Dream - E-Sports di Indonesia tengah naik daun. Tak hanya anak muda, penetrasinya sudah mencapai orang dewasa, baik pria maupun wanita.

Menurut hasil studi yang dirilis oleh POKKT, Decision Lab dan Mobile Marketing Association (MMA), pada Oktober 2018, jumlah gamers mobile di Indonesia mencapai 60 juta orang dan diperkirakan meningkat menjadi 100 juta orang pada 2020 mendatang.

Hasil survei itu juga menunjukkan penikmat game eSports memiliki rentang umur yang bervariasi, antara 15 hingga 40 tahun baik pria maupun wanita. Tapi jumlahnya didominasi dengan anak muda 18-34 tahun.

" Mereka adalah generasi aktif dan produktif yang menyukai tantangan," papar Vemri Veradi Junaidi, Senior Brand Manager Pop Mie, di Jakarta, Selasa 26 Februari 2019.

Menariknya, riset konsumen Newzoo menunjukan fakta bahwa dunia eSports Indonesia menduduki peringkat ke 17 dari 100. Per Januari 2019, Indonesia memiliki kontribusi pendapatan gaming sebesar US$1.084 juta atau Rp15 triliun.

Melihat potensi tersebut, Pop Mie menggandeng dua tim eSports Tanah Air dengan segudang prestasi di kancah internasional. Mereka adalah Rex Regum Qeon (RRQ) dan EVOS Esports.

" Kini game bukan sekadar pengisi waktu luang atau hobi, tapi juga sebagai medium bagi anak muda untuk berprestasi di Indonesia maupun internasional. Kami ada untuk mendukung anak-anak muda ini," lanjut Vemri.

Tak hanya mendukung dari segi team sponsorship, mereka akan mendukung segala aktivitas eSports mulai dari pelatihan dan turnamen.

Di kesempatan ini, Pop Mie juga mempersembahkan jersey untuk kedua tim. Selain kehadiran logo, kedepannya mereka juga akan memproduksi kontej menarik, kampanye seru hingga sosialisasi eSports.

" Sosialisasi mengenai eSports di kalangan anak muda dan orang tua sangat diperlukan, mengingat masih terdapat stigma negatif mengenai game," ujar Chief Executive Officer RRQ, Andrian Pauline.

Beri Komentar