Tas Plastik Biru Ikea Naik Kelas, Jadi Mewah dan Bergengsi

Reporter : Ratih Wulan
Jumat, 9 Juni 2017 15:44
Tas Plastik Biru Ikea Naik Kelas, Jadi Mewah dan Bergengsi
Tas belanja Ikea yang dibuat dari kantong plastik biru berubah menjadi tas high end yang menarik.

Dream - Totebag atau tas jinjing biru Ikea semakin populer setelah produsen tas kenamaan, Balenciaga, menjual tas yang memiliki sangat mirip. Tetapi, tas itu dijual dengan harga 1.672 pounsterling, setara Rp28 juta. 

Tas mewah tersebut turut mendongkrak pamor tas jinjing Ikea yang sebenarnya hanya berharga puluhan ribu rupiah saja. Peristiwa itu menginspirasi Ikea untuk berinovasi mengubah tas tersebut menjadi tas Frakta bernilai tinggi sebagai aksesoris fashion high end.

Ikea menilai sekarang waktunya mengangkat tas Frakta menjadi fashion kelas atas.

Belum lama ini, retail furnitur asal Swedia tersebut berkolabborasi dengan Virgil Abloh yaitu pendiri dan perancang Off-White mengubah tas biru berukuran besar secara keseluruhan.

Virgil Abrol

Ini tentu menjadi sebuah kejutan besar karena Virgil Abloh dikenal sebagai orang yang suka merancang produk minimalis, berestetika dan aesthetic. Hal ini tentunya sangat berbeda dengan tas plastik biru milik Ikea itu.

Virgil Abloh juga menjabat sebagai direktur seni untuk Watch the Throne dan merupakan teman baik Kanye West.

Jadi banyak orang berharap perancang Yeezy-esque mengambil peranan dalam merancang totebag itu. Beberapa juga menyarankan agar dibuat dalam tone yang netral, bukan biru.

Ikea

Lalu desainnya juga dibuat lebih ramping dan sederhana, namun tetap cukup untuk memuat semua barang laiknya tas biru tersebut.

W Magazine melaporkan tas itu sebetulnya berbentuk sama dengan Frakta klasik. Tapi terbuat dari kardus yang dihiasi dengan kata 'Sculpture' di sampingnya.

Belum jelas bagaimana akhir desain tas itu nantinya, tapi akan ada prototipe yang disatukan dengan pita berwarna cerah.

Dalam sebuah pernyataan resmi Virgil menjelaskan ia menafsirkan ulang tas itu sebagai penanda fase kedewasaan seseorang.

" Mereka pergi berbelanja sendiri dan memiliki selera sendiri pada barang pertama yang dibelinya. Saya tertarik untuk memikirkan bagaimana pembelian tersebut diinformasikan," tutur Virgil.

 

Beri Komentar