(Foto: Shutterstock)
Dream - Siapa di antara Sahabat Dream yang orang tuanya atau mungkin kamu sendiri masih menyimpan telepon genggam (handphone) bekas di rumah? Mungkin di antara kamu ada yang pernah melihat handphone bermerek Nokia, Sony Erickson, atau Motorolla yang masih tersimpan dengan rapi hingga saat ini.
Dengan teknologi yang semakin berkembang, banyak orang yang tetap mempertahankan handphone jadul karena alasan sentimentil seperti punya banyak kenangan. Padahal tanpa disadari, barang-barang tersebut bisa menumpuk menjadi limbah jika tidak didaur ulang.
Di tengah usia sustainibility ketika dunia menghadapi isu global warming, topik daur ulang atau recycle kembali menggema. Cara ini dinilai sebagai salah satu solusi yang efektif dalam mengurangi limbah sampah yang dapat mencemari lingkungan, tidak terkecuali juga sampah elektronik.
Samsung dengan perusahaan intelijen global Morning Consult belum lama ini melakukan survei mengenai limbah elektronik kepada 2.210 audience berusia di atas 18 tahun. Pertanyaannya cukup sederhana yaitu apa yang menghalangi mereka untuk hidup lebih ramah lingkungan terkait limbah elektronik.
Hasilnya cukup mengejutkan. Survei ini dengan jelas memetakan sikap berbeda antara generasi lama dan kaum kekinian.
Dilaporkan hampir 50 persen responden setuju bahwa limbah elektronik adalah masalah utama bagi iklim. Namun sayangnya 72 persen dari responden ini tidak mendaur ulang perangkat elektronik mereka yang sudah tidak terpakai.
Kebanyakan hal ini disebabkan orang-orang tetap menyimpan limbah elektronik mereka. Sebanyak 36 persen responden mengakui mereka memiliki laci sampah elektronik khusus, untuk menyimpan barang-barang elektronik lama mereka.
Jumlah itu naik hingga 54 persen untuk anak muda dari Gen Z. Mereka memasukkan barang elektronik bekas ke dalam kotak dan membawanya ke garasi, gudang, atau loteng. Cara ini menjadi metode populer lainnya dengan 35 persen responden.
Beragam alasan diberikan para responden terkait keputusan mereka tetap menyimpan barang elektronik bekasnya. Kebanyakan dikarenakan mereka begitu melekat pada gadget mereka, atau seperti yang dikatakan Samsung, mereka memiliki ‘FOMO Digital’ atau rasa takut merasa `tertinggal`.
Sebanyak 24 persen responden mengaku takut kehilangan foto di ponsel lama mereka. Sementara 23 persen lainnya memutuskan tetap menyimpan perangkat lama untuk berjaga-jaga jika terjadi sesuatu pada perangkat baru mereka.
Ketika melihat kelompok usia, generasi yang lebih tua cenderung lebih waspada terhadap kebocoran informasi yang sensitif. Seperempat dari responden yang berusia dewasa itu mengatakan bahwa mereka mempertahankan limbah elektronik mereka karena mereka percaya bahwa perangkat lama masih memiliki informasi yang sensitif dan tidak ingin informasi itu menyebar.
Angka itu turun menjadi 8 persen untuk responden Gen Z yang tampaknya lebih percaya diri dengan keamanan perangkat lunak. Generasi yang lebih muda juga lebih cenderung menyimpan perangkat lama untuk diberikan sebagai hadiah nanti.
Selain temuan survei itu, Samsung menawarkan berbagai saran mengenai apa yang dapat orang lakukan dengan limbah elektronik. Perusahaan Samsung merekomendasikan untuk membawa limbah elektronik ke lokasi daur ulangnya.
(Sah, Laporan : Erdyandra Tri Sandiva/Sumber: techradar.com)
Advertisement
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
UU BUMN 2025 Perkuat Transparansi dan Efisiensi Tata Kelola, Tegas Anggia Erma Rini
Masa Tunggu Haji Dipercepat, dari 40 Tahun Jadi 26 Tahun
Viral Laundry Majapahit yang Bayarnya Hanya Rp2000
NCII, Komunitas Warga Nigeria di Indonesia
Azizah Salsha di Usia 22 Tahun: Keinginanku Adalah Mencari Ketenangan
Hj.Erni Makmur Berdayakan Perempuan Kalimantan Timur Lewat PKK
Benarkah Gaji Pensiunan PNS Naik Bulan Ini? Begini Penjelasan Resminya!
Timnas Padel Indonesia Wanita Cetak Sejarah Lolos ke 8 Besar FIP Asia Cup 2025
Hore, PLN Berikan Diskon Tambah Daya Listrik 50% Hingga 30 Oktober 2025
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
Hasil Foto Paspor Shandy Aulia Pakai Makeup Artist Dikritik, Pihak Imigrasi Beri Penjelasan
Zaskia Mecca Kritik Acara Tanya Jawab di Kajian, Seperti Membuka Aib