Ternyata, Nama Merah Putih Di Satelit Terbaru Telkom, Ada Asal-usul Tersendiri. (Foto: Liputan6)
Dream – Satelit terbaru milik PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) berhasil mengangkasa. Menggunakan perusahaan roket besutan Elon Musk, Space X, satelit meluncur dari Cape Canaveral, Air Force Station, Amerika Serikat.
BUMN Telekomunikasi tersebut menyematkan nama Merah Putih untuk satelit terbaru tersebut.
Nama Merah Putih ternyata memiliki kisah tersendiri.
Manajer Proyek Satelit Merah Putih, Ricky Sunandar, dikutip dari Liputan6.com, Rabu 8 Agustus 2018, menjelaskan penamaan satelit ini mengikuti pola yang sudah ada. Semula, perusahaan akan memberikan nama satelit, Telkom 4.
“ Lalu, Board of Directors (BOD) memiliki inisiatif untuk memberikan nama lain dan dibuat sayembara internal. Akhirnya, terpilih nama Merah Putih,” kata Ricky di Jakarta.
Dia mengatakan Satelit Merah Putih dibekali dengan kemampuan yang lebih baik daripada generasi sebelumnya. Salah satunya adalah kapasitas yang besar.
Sekadar informasi, satelit ini membawa 60 transponder. Ada 24 transpoder standar C-Band yang mencakup wilayah Indonesia dan Asia Tenggara, 24 untuk Asia Selatan, dan 12 extended C-Band untuk Indonesia dan Asia Tenggara.
“ Perbedaan lain Merah Putih dengan satelit sebelumnya, yaitu sudah mulai penetrasi go internasional karena ada 24 standar C-Band yang mencakup wilayah Asia Selatan,” kata dia.
Hingga akhir tahun ini, sudah 18 dari 60 transponder yang dipesan oleh pelanggan. Ada beberapa sektor yang siap memanfaatkan layanan satelit Merah Putih, mulai dari perbankan sampai barang konsumsi. Satelit ini masih menempuh perjalanan 11 hari untuk sampai di orbit. Lalu dilakukan serangkaian tes untuk memastikan semua berjalan lancar. Ricky mengatakan pengujian ini memerlukan waktu 25 hari.
“ Kira-kira 15 September baru akan diserahkan dari manfaktur satelit kepada kami. Lalu, pada 16 September sudah bisa kami jalankan dan me-loading satelit ini,” kata dia.
Peluncuran Satelit Merah Putih ini memanfaatkan teknologi terkini dari SpaceX. Alasannya, peluncuran satelit ini menggunakan Block 5, booster terbaru untuk Falcon 9.
Versi terbaru Falcon 9 ini memang ditargetkan bisa terbang bolak-balik sampai 10 kali, bahkan 100 kali. Pertama kali diperkenalkan, Block 5 didesain untuk kendaraan antariksa yang membawa manusia dan mampu digunakan berulang kali tanpa perombakan besar-besaran.
Teknologi ini yang menjadi alasan Telkom untuk bekerja sama. Menurut Direktur Human Capital Management Telkom, Hardy R. Rahman, penggunaan teknologi ini menawarkan biaya yang lebih murah.
Booster yang digunakan oleh Telkom, ternyata pernah dipakai untuk meluncurkan satelit Banglades pada Mei 2018.
“ Untuk peluncuran dengan SpaceX, biaya yang dikeluarkan memang lebih hemat, hingga 60 persen. Hal ini dimungkinkan roket dapat dipakai kembali,” kata Hardy.
(Sumber: Liputan6.com/Agustinus Mario Damar)