Sikat Gigi (Foto: Sutterstock)
Dream - Baru-baru ini viral cuitan dari seorang netizen tentang tidak perlunya berkumur usai menyikat gigi untuk memastikan fluoride pada pasta gigi bekerja dengan maksimal.

Namun cuitan itu banyak menerima kritikan dan dipertanyakan kebenarannya. Lantas bagaimana faktanya?
Melansir thevocket.com, seorang ahli gigi terkenal di Malaysia, Dr Ib Shah memberikan pernyataanya terkait hal itu.
Ternyata tidak bermukur usai sikat gigi merupakan sesuatu yang ia benarkan.
Konsep 'spit dont rinse' atau 'meludah tanpa bilas' dianjurkan untuk membuat ion fluoride dari pasta gigi bertahan lebih lama pada pemukaan gigi.
Cara ini pun sudah lama digunakan, terutama bagi para astonot yang bertugas di luar angkasa.
Sebenarnya apakah fluoride itu dan seberapa besar pengaruhnya bagi kesehatan gigi?
Penambahan mineral fluoride pada dasarnya bertujuan untuk mengembalikan mineral di gigi yang hilang akibat asam yang berasal dari plak bakteri dan gula.
Tanpa penambahan mineral (remineralization) gigi menjadi mudah goyang.
Ketika kita menyikat gigi dengan pasta gigi mengandung fluoride, gigi akan menyerap fluoride tersebut.
Selain itu, fluoride tersebut juga akan menghilangkan plak yang mengandung bakteri di gigi.
Seperti diketahui bakteri akan menghasilkan zat asam yang merusak gigi.
Pada beberapa kondisi, seperti orang yang menderita mulut kering, penyakit gusi, sering menderita gigi berlubang, dan menggunakan kawat gigi, penggunaan fluoride dalam pasta gigi atau obat kumur sangat dianjurkan.
Fluoride pada dasarnya aman, tetapi jika dipakai secara berlebihan bisa menyebabkan warna kecokelatan pada gigi yang disebut juga fluorosis.
Kondisi itu umumnya terjadi pada saat gigi tetap baru muncul, kendati jarang.
Dream - Sikat gigi sangat disarankan untuk merawat kesehatan mulut. Sayangnya, cara ini kerap dianggap sepele oleh sebagian orang.
Padahal, ada bahaya besar yang bisa dialami seseorang akibat enggan sikat gigi. Sisa makanan di dalam mulut bisa menjadi kuman ganas.
Seorang dokter di Malaysia menceritakan kisahnya saat menangani seorang pasien wanita. Awalnya, pasien itu mengalami gigi berlubang.
Dikutip dari Siakapkeli, mulut wanita itu membengkak. Dokter bernama Mohd Khairul Izwan awalnya menduga pembengkakan itu hanya karena sakit gigi.
Setelah diperiksa, dokter itu kaget melihat bagian dalam wanita itu. Rupanya pembengkakan itu terjadi lantaran lubang pada gigi tertutup sisa makanan yang berubah jadi kuman.
" Jika masih dibiarkan, mungkin bisa membuat nyawa melayang," kata Izwan.
Pasien itu datang dengan wajah bengkak di kiri hingga bagian leher. " Di bidang kesehatan gigi, kondisi ini disebut Ludwig's Angina," kata dia.
Penyebabnya, pasien itu tidak mau menggosok giginya. Selain itu, gigi berlubangnya juga tidak dirawat.
" Kebersihan mulut tidak dijaga, karang gigi dan sisa makanan penuh di dalam mulut," ucap dia.
Akibatnya, pasien itu terjangkiti kuman. Timbul nanah akibat infeksi dalam mulut, jumlahnya sangat banyak.
" Jika sudah bengkak seperti ini, prosedur pembuangan nanah terpaksa dilakukan untuk mengurangi pembengkakan," ucap dia.
Dokter itu lalu membuat lubang pada pipi dengan sayatan pisau. Lubang itu diperlukan untuk mengeluarkan nanah.
" Tindakan ini untuk mengurangi nanah," ucap dia.
Hasilnya mengejutkan. Nanah yang berhasil diambil sebanyak satu pipet suntikpenuh.
" Ditambah lagi, pasien punya masalah kesehatan lain seperti darah tinggi, kencingmanis, dan gangguan ginjal. Padahal usianya baru 27 tahun," ucap dia.
Advertisement
Dompet Dhuafa Kirim 60 Ton Bantuan Kemanusiaan untuk Penyintas Bencana di Sumatera

Perlindungan Rambut Maksimal yang Ringan dan Praktis Lewat Ellips Hair Serum Ultra Treatment

Temukan Pengalaman Liburan Akhir Tahun yang Hangat di Archipelago Hotels

Kolaborasi Strategis KEC dan Archipelago Hadirkan Perusahaan Manajemen Hotel Baru di Madinah

Komunitas `Hutan Itu Indonesia` Ajak Anak Muda Jatuh Cinta Lagi pada Zamrud Khatulistiwa
