Aquaplaning Menjadi Salah Satu Penyebab Kecelakaan Saat Musim Hujan. (Foto: Shutterstock)
Dream – Pada musim penghujan, salah satu hal yang harus diwaspadai adalah aquaplanning. Dalam kondisi ini, ban kehilangan traksi saat melewati genangan air dalam kecepatan tinggi.
Alhasil, ini memberikan efek mobil serasa melayang di atas air bagi pengendaranya. Aquaplaning ini menjadi biang kerok penyebab kecelakaan saat hujan karena pengemudi salah mengantisipasi kondisi ini.
“ Ketika berkendara saat turun hujan, yang harus dilakukan adalah mengurangi kecepatan, pindah ke lajur lambat, dan amati kondisi sekitar,” kata Senior instructor dari SDCI (Safety Defensive Consultant Indonesia) Sony Susmana.
Hal itu disampaikan Sony dalam acara “ Daihatsu Ngobrol Asyik” melalui kanal Instagram Live Daihatsu Indonesia @daihatsuind, dikutip dari keterangan tertulis PT Astra Daihatsu Motor (ADM), Selasa 1 Desember 2020.
Kalau pandangannya kurang, kata Sony, pengemudi bisa menyalakan lampu utama. Jangan menyalakan lampu hazard saat hujan. Dikatakan bahwa langkah ini akan membuat pengemudi di belakangnya menjadi bingung.
“ Saat melewati genangan air, antisipasinya adalah mengangkat kaki dari pedal gas, tahan kemudi ke arah depan dan jangan melakukan pengereman agar laju mobil tetap lurus dan tidak mengalami selip,” kata dia.
Kalau terjadi selip, Sony meminta pengendara merasakan kondisinya, apakah terjadi di roda depan atau belakang. Kalau asalnya dari roda depan dan mobil mengarah ke kiri atau kanan, kamu bisa melawan streer secara halus ke tujuan.
“ Untuk meminimalisir gejala understeer,” kata Sony.
Tapi, jika selip terjadi pada roda belakang alias oversteer, segera putar steer sesuai dengan arah mobil tersebut dan jangan melakukan banting steer agar mobil berputar pada porosnya.
“ Yang perlu tetap diingat, tingkat keberhasilannya sangat ditentukan bergantung pada kondisi,” kata dia.
PG-On Vehicle Test Manager PT Gajah Tunggal Tbk—produsen GT Radial—Zulpata Zainal, mengatakan ban menjadi faktor terpenting dalam menghadapi kondisi aquaplaning. Ban memang sudah melewati beragam uji pengetesan, termasuk untuk melalui jalan basah.
Akan tetapi, pengemudi harus tetap mengecek kondisi ban saat menghadapi musim hujan.
Walaupun ban sudah melewati berbagai uji pengetesan, termasuk diperuntukkan untuk kondisi jalan yang basah, namun pengemudi tetap harus mengecek kondisi ban saat menghadapi musim hujan.
Zulpata mengatakan ulir atau pola kembangan adalah tempat mengalirnya air saat melewati genangan air. Jika tak ada ulir alias sudah botak, risiko selip menjadi lebih besar.
“ Walaupun ban tidak ada masa kadaluarsa, ban harus tetap dirawat agar tetap awet dan tidak cepat botak dengan memperhatikan selalu tekanan anginnya,” kata dia.
Advertisement
Influencer Fitness Meninggal Dunia Setelah Konsumsi 10.000 Kalori per Hari

Raih Rekor Dunia Guinness, Robot Ini Bisa Jalan 106 Km Selama 3 Hari

Sensasi Unik Nikmati Rempeyek Yutuk Camilan Khas Pesisir Kebumen-Cilacap

5 Destinasi Wisata di Banda Neira, Kombinasi Sejarah dan Keindahan Alam Memukau

Habib Husein Jafar Bagikan Momen Saat Jenguk Onad di Panti Rehabilitasi


5 Destinasi Wisata di Banda Neira, Kombinasi Sejarah dan Keindahan Alam Memukau
Throwback Serunya Dream Day Ramadan Fest bersama Royale Parfume Series by SoKlin Hijab

Sensasi Unik Nikmati Rempeyek Yutuk Camilan Khas Pesisir Kebumen-Cilacap

Raih Rekor Dunia Guinness, Robot Ini Bisa Jalan 106 Km Selama 3 Hari

Influencer Fitness Meninggal Dunia Setelah Konsumsi 10.000 Kalori per Hari

VinFast Beri Apreasiasi 7 Figur Inspiratif Indonesia, Ada Anya Geraldine hingga Giorgio Antonio

Influencer Fitness Meninggal Dunia Setelah Konsumsi 10.000 Kalori per Hari

Raih Rekor Dunia Guinness, Robot Ini Bisa Jalan 106 Km Selama 3 Hari