Efek Sebelum Dan Sesudah Cuci Tangan (Foto: Reddit)
Dream - Kasus penularan virus corona (Covid-19) membuat banyak orang jadi waspada. Salah satu pencegahan virus yang paling mudah sangat dianjurkan adalah dengan cuci tangan pakai sabun.
Proses cuci tangan ini memiliki aturan tersendiri agar tangan benar-benar bersih dari kuman dan bakteri. Seperti cuci tangan dengan sabun di bawah air mengalir selama lebih dari 20 detik. Jika kurang, dikhawatirkan kuman dan bakteri tak hilang sepenuhnya.
Sebuah foto yang beredar di Reddit menunjukkan perbandingan apabila kamu mencuci tangan dengan waktu yang kurang dari 20 detik. Dalam foto tersebut, terdapat foto tangan seseorang yang terlihat bercahaya di dalam kegelapan.
Disebutkan bahwa foto pertama bagian yang bercahaya merupakan tangan yang kotor oleh kuman dan bakteri. Kemudian terdapat beberapa foto perbandingan setelah mencuci tangan. Foto kedua menunjukkan hasil dari membilas tangan dengan air secara terburu-buru. Tampak jelas bahwa hanya sedikit bagian yang bersih oleh kuman dan bakteri.
Foto ketiga menampilkan hasil dari mencuci tangan tanpa sabun selama 6 detik. Hasilnya adalah sedikit bagian dari tangan tampak bersih tapi sebagian masih kotor.
Foto keempat memperlihatkan hasil dari mencuci tangan dengan sabun selama enam detik. Ini merupakan waktu rata-rata seseorang yang mencuci tangan secara buru-buru. Hasilnya adalah tangan terlihat bersih tapi beberapa bagian tangan masih kotor dan berselimut bakteri/kuman.
(Foto: Reddit)
Foto kelima menunjukkan hasil dari mencuci tangan dengan sabun selama 15 detik. Hasilnya adalah tangan sudah cukup bersih, tapi sela-sela tangan masih penuh kotor.
Foto yang terakhir memaparkan hasil dari mencuci tangan selama 30 detik dengan sabun. Tampak jelas bahwa tangan terlihat bersih hingga ke sela-sela jari. Bagian kuku masih terlihat bercahaya karena bagian tangan tersebut tertutup lapisan kuku.
Dari foto-foto tersebut, jelas sudah manfaat dari mencuci tangan dengan sabun secara benar. Jadi, pastikan cuci tangan demi mengurangi risiko penularan corona.
Laporan Sulung Lahitani/ Sumber: Liputan6.com
Dream - Banyak orang memborong masker dan hand sanitizer, setelah pemerintah mengumumkan ditemukannya kasus corona positif di Indonesia. Harganya menjulang dan barangnya pun langka di pasaran.
Hal ini membuat beberapa orang membuat sendiri masker, baik dari tisu basah maupun kain. Cara ini mungkin yang paling bisa dilakukan tapi sebenarnya malah tidak efektif sebagai perlindungan.
" Saya tidak yakin bahwa membuat masker sendiri di rumah adalah hal yang bijaksana untuk dilakukan. Secara paradoks tidak melindungi dan justru meningkatkan risiko infeksi jika orang menyentuh wajah mereka dan memiliki perlindungan yang salah," ujar Amesh A. Adalja, M.D., senior di Johns Hopkins Center for Health Security.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat bahkan tidak merekomendasikan penggunaan masker di luar kebutuhan (dalam kasus ini merupakan petugas kesehatan). Hal ini karena COVID-19 merupakan virus yang menyerang pernapasan yang menular dari orang ke orang dengan jarak 6 kaki atau sekitar 2-3 meter.
Terlebih, masker berbahan tisu atau kain bukan jenis yang terbukti efektif. Adapun jenis masker yang efektif mengurangi paparan partikel droplet yaitu disebut dengan masker/respirator N-95.
Tanpa masker yang benar-benar pas, tertutup rapat, bahkan dengan N-95, terlebih buatan sendiri justru meningkatkan risiko infeksi. Intinya, jangan pernah membuat sendiri masker.
Banyak juga video viral yang memberi tahu cara membuat hand santizer atau cairan antiseptik buatan.CDC menyarankan menggunakan hand sanitizer yang mengandung minimal 60% alkohol (etanol/etil-alkohol) jika tidak ada sabun.
Resep populer yang menyebar online termasuk kombinasi alkohol, minyak esensial, dan gel lidah buaya. " Sebaiknya Anda tidak berharap metode ini efektif dan aman," ujar Birnur Aral, PhD, direktur Health, Beauty and Environmental Sciences di Good Housekeeping Institute.
Misalnya, resep populer yang viral menyarankan menggunakan 2/3 cangkir 99% alkohol (isopropil-alkohol) atau etanol (etil-alkohol atau alkohol) sebagai bahan aktif antimikroba yang menghasilkan 66% bahan aktif.
" Bedanya produk yang lulus aturan FDA memiliki keefektifan dan keamanan yang teruji," ujar Aral.
Aturannya menentukan tingkat minimum isopropyl-alkohol yaitu 70% di hasil akhirnya atau minimum 60% etil-alkohol. Jadi, jika menggunakan isopropil-alkohol sebagaimana dianjurkan dalam resep, yaitu 2/3 cangkir, hadil akhirnya harus mencapai target minimum, yaitu 70%, catat Aral. Begitupun jika etanol yang ingin digunakan maka harus mencapai tingkat minimumnya sebagaimana disarankan oleh FDA, yaitu 60%.
Beberapa racikan menambahkan minyak tertentu, namun jumlahnya tidak cukup untuk membunuh virus. Untuk orang awam penakaran yang tepat agar bahan bekerja efektif sangat sulit dilakukan.
Justru ada cara yang jauh lebih mudah dari hal itu, yaitu cuci tangan dengan sabun. Daripada membuat masker atau hand sanitizer sendiri, lebih baik cuci tangan sesering mungkin.
Laporan Fitri Syarifah/ Sumber: Liputan6.com
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Kata Ahli Gizi Soal Pentingnya Vitamin C untuk Tumbuh Kembang Anak
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR