Ilustrasi (Foto: Shutterstock)
Dream - Mutasi virus corona jadi salah satu yang membuat cemas banyak pihak. Salah satu varian yang kini mulai menyebar ke berbagai negara adalah B117, yang pertama kali ditemukan di Inggris.
Varian B117 ini diketahui berasal dari pasien dengan imun lemah, sehingga tubuhnya pun menjadi inang bagi virus untuk bermutasi, varian ini diketahui lebih menular daripada jenis sebelumnya.
" Virus ini juga memiliki kemampuan untuk menyebar dengan cepat, hal ini membuat B117 menjadi ancaman yang harus ditanggapi secara serius,” kata Robert Challen selaku penulis utama dan peneliti di University of Exeter, dikutip dari WebMD.
Ahli epidemiologi dari Universitas Exeter dan Universitas Bristol juga telah melakukan perbandingan tingkat kematian pada orang yang terinfeksi B117 dengan orang yang terinfeksi dengan penyebab lain. Mereka menemukan bahwa varian B117 bisa menyebabkan lebih banyak kematian, hingga 227 kematian diantara hampir 55.000 pasien, dibandingkan dengan jumlah pasien yang terinfeksi dengan varian lain atau sebelum mutasi yaitu sebanyak 141 jiwa.
Selain itu para peneliti juga telah membandingkan kelompok berdasarkan usia, jenis kelamin, etnis, dan lokasi. Perbedaan tersebut mewakili peningkatan kematian dari 2,5 menjadi 4,1 pada per 1.000 kasus. Mereka juga menemukan bahwa lebih banyak orang yang dianggap berisiko lebih rendah sebelum mereka dirawat di rumah sakit akibat varian B117.
“ SARS-CoV-2 tampaknya dapat bermutasi dengan cepat, dan ada kekhawatiran yang nyata bahwa varian lain akan muncul dengan resistensi terhadap vaksin yang diluncurkan dengan cepat,” kata Leon Dannon selaku peneliti di Universitas Bristol pada sebuah pernyataan.
“ Pemantauan terhadap varian yang baru muncul, mengukur karakteristiknya, dan bertindak secara tepat, harus menjadi bagian penting dari respons kesehatan masyarakat di masa mendatang,” ungkapnya.
Laporan: Yuni Puspita Dewi
Selalu ingat #PesanIbu untuk selalu mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak untuk pencegahan virus COVID19. Jika tidak, kamu akan kehilangan orang-orang tersayang dalam waktu dekat.
Dream - Seluruh negara sedang kewalahan menghadapi virus SARS-CoV-2 atau Covid-19 yang kini bermunculan dengan varian atau strain baru. Penting diketahui, virus selalu berubah, dan itu dapat menyebabkan terbentuknya varian, atau strain baru, dari virus.
Varian biasanya tidak memengaruhi cara kerja virus, namun terkadang membuatnya bertindak dengan cara yang berbeda. Ilmuwan di seluruh dunia sedang melacak perubahan pada virus yang menyebabkan Covid-19. Penelitian mereka membantu para ahli memahami apakah varian Covid tertentu menyebar lebih cepat daripada yang lain, bagaimana mereka dapat memengaruhi kesehatan Anda, dan seberapa efektif berbagai vaksin dapat melawannya.
Lalu ada berapa varian virus corona?
Coronavirus tidak muncul begitu saja baru-baru ini. Virus ini adalah keluarga besar virus yang telah ada sejak lama. Banyak di antaranya dapat menyebabkan berbagai penyakit, mulai dari batuk ringan hingga penyakit pernapasan yang parah.
Coronavirus baru atau SARS-CoV-2 yang menyebabkan COVID-19 adalah salah satu dari beberapa yang diketahui menginfeksi manusia. Ini mungkin sudah ada selama beberapa waktu pada hewan. Terkadang, virus pada hewan menyebar ke manusia.
Itulah yang menurut para ilmuwan yang sedang terjadi saat ini. Jadi virus ini bukanlah hal baru di dunia, tetapi baru bagi manusia. Ketika para ilmuwan mengetahui bahwa virus tersebut membuat manusia sakit parah, lalu dinamakan virus corona baru.
Para ilmuwan telah membagi virus corona menjadi empat sub-kelompok, yang disebut alfa, beta, gamma, dan delta. Tujuh dari virus ini dapat menginfeksi manusia. Berikut daftarnya dikutip dari WebMD.
- 229E (alfa)
- NL63 (alfa)
- OC43 (beta)
- HKU1 (beta
- MERS-CoV, virus beta yang menyebabkan Middle East respiratory syndrome (MERS)
- SARS-CoV, virus beta yang menyebabkan sindrom pernafasan akut yang parah (SARS)
- SARS-CoV-2, yang menyebabkan COVID-19
Bagaimana varian virus bisa terjadi?
Virus korona memiliki semua materi genetiknya dalam sesuatu yang disebut RNA (asam ribonukleat). RNA memiliki beberapa kesamaan dengan DNA, tetapi keduanya tidak sama.
Ketika virus menginfeksi manusia, maka menempel pada sel, masuk ke dalamnya, dan membuat salinan RNA, yang membuatnya menyebar. Jika ada kesalahan penyalinan, RNA akan berubah. Ilmuwan menyebut perubahan itu sebagai mutasi.
Perubahan ini terjadi secara acak dan tidak sengaja. Itu adalah bagian normal dari apa yang terjadi pada virus saat berkembang biak dan menyebar. Karena perubahannya acak, mungkin sedikit atau tidak ada perbedaan pada kesehatan seseorang.
Jika virus memiliki perubahan acak yang membuatnya lebih mudah menginfeksi orang dan menyebar, varian itu akan menjadi lebih umum. Intinya adalah bahwa semua virus, termasuk virus corona, dapat berubah seiring waktu.
Selalu ingat #PesanIbu untuk selalu mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak untuk pencegahan virus COVID19. Jika tidak, kamu akan kehilangan orang-orang tersayang dalam waktu dekat.
Advertisement
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
UU BUMN 2025 Perkuat Transparansi dan Efisiensi Tata Kelola, Tegas Anggia Erma Rini
Masa Tunggu Haji Dipercepat, dari 40 Tahun Jadi 26 Tahun
Viral Laundry Majapahit yang Bayarnya Hanya Rp2000
NCII, Komunitas Warga Nigeria di Indonesia
Azizah Salsha di Usia 22 Tahun: Keinginanku Adalah Mencari Ketenangan
Throwback Serunya Dream Day Ramadan Fest bersama Royale Parfume Series by SoKlin Hijab
Benarkah Gaji Pensiunan PNS Naik Bulan Ini? Begini Penjelasan Resminya!
Timnas Padel Indonesia Wanita Cetak Sejarah Lolos ke 8 Besar FIP Asia Cup 2025
Hore, PLN Berikan Diskon Tambah Daya Listrik 50% Hingga 30 Oktober 2025
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
Hasil Foto Paspor Shandy Aulia Pakai Makeup Artist Dikritik, Pihak Imigrasi Beri Penjelasan
Zaskia Mecca Kritik Acara Tanya Jawab di Kajian, Seperti Membuka Aib