Aksi Teror Serang Melbourne, ISIS Mengaku Dalangnya

Reporter : Maulana Kautsar
Selasa, 6 Juni 2017 10:40
Aksi Teror Serang Melbourne, ISIS Mengaku Dalangnya
Tentara ISIS menyerang dua warga sipil dan polisi dengan tembakan mesin.

Dream - Serangan teror diduga dilakukan kelompok ISIS kembali membuat warga panik. Kini serangan kelompok militan itu mengarah ke pinggiran kota Melbourne, Australia.

Dalam serangan yang terjadi pada Senin, 5 Juni 2017 malam, seorang terduga teroris membunuh seorang pria dan menyandera seorang perempuan, serta menembak tiga polisi yang bertugas.

Lewat aksi pengepungan di pasar pinggiran Melbourne, pria bersenjata itu akhirnya ditembak ditempat oleh polisi.

Menurut laman news.com.au pihak kepolisian mengidentifikasi penyandera bersejata itu bernama Yacqub Khayre. Dia dikenal sebagai mantan narapidana dan memusuhi polisi.

Menurut polisi, sebelum melancarkan aksinya Yacqub mengatur pertemuan dengan seorang perempuan di Buckingham Serviced Apartments di Brighton. Komisaris Polisi Victoria Graham Ashton mengatakan pria tersebut kemudian menembak kawan perempuan itu, sebelum akhirnya melakukan penyanderaan.

Polisi mengumpulkan barang bukti

" Di tempat kejadian, ketika orang ini pertama kali tiba di sana, seorang pria ditembak, kami yakin, oleh si pria bersenjata," kata Ashton. " Dia adalah pegawai dari apartemen, jadi sepertinya dia berada di tempat yang salah, pada waktu yang salah."

Menurut Ashton, korban peristiwa teror itu adalah warga negara Australia keturunan Tionghoa. Polisi belum menyebutkan nama korban karena polisi masih berusaha memberi tahu kerabatnya, kata Ashton.

Saksi pengepungan di Brighton menggambarkan, dalam aksi itu terdengar ledakan dan teriakan sebelum muncul percikan dari api.

Beberapa media merilis laporan yang mengklaim rencana kegagalan Khayre untuk menyerang sebuah pangkalan militer Australia. Menurut laporan itu Khayre merupakan 'seorang tentara ISIS'.

ISIS mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu. Kantor berita Amaq mengatakan serangan di Australia dibuat oleh tentara ISIS untuk menyerang target negara koalisi Amerika Serikat.(Sah)

Beri Komentar