Cerita 101 Tumpeng Bangkitkan Jailolo

Reporter : Ahmad Baiquni
Kamis, 10 Maret 2016 10:14
Cerita 101 Tumpeng Bangkitkan Jailolo
Jailolo luluh lantak akibat gempa Halmahera Utara dan nyaris terisolir. Kini, warga mampu kembali bangkit secara mandiri.

Dream - Abdan tak mampu menahan basah air mata, melihat satu persatu warga Desa Bobanehena, datang membawa tumpeng ke lokasi tasyakuran recovery pasca gempa Halmahera Utara, November tahun lalu.

" Saya tidak pernah terbayang suasana ini," bisik Abdan di tengah keriuhan warga desa yang hadir pada tasyakuran di Bobanehena, seperti dikutip dari keterangan tertulis PPPA Daarul Quran, Selasa, 8 Maret 2016.

Abdan, salah satu tokoh pemuda Bobanehena yang sejak awal gempa berjibaku mengurus posko. Keseharian, dia bekerja sebagai tenaga honorer di Departemen Agama Jailolo.
Dia bersama pengurus posko lainnya, berusaha mengakses berbagai bantuan, untuk bisa disalurkan ke Bobanehena. Sayangnya, gempa yang menghancurkan lebih 350 rumah itu tidak banyak diketahui publik.

Sejak malam sebelum acara, 100 keluarga sibuk membuat tumpeng. Tiap penerima program perbaikan rumah, membawa satu tumpeng. Di tengah jalan raya Kabupaten yang ditutup selama tiga hari untuk lokasi acara, tumpeng dikumpulkan, melengkapi satu tumpeng ukuran lebih besar yang dibuat PPPA Daarul Quran. Total tumpeng jadi 101 tumpeng.

" Kami sulit berkata-kata. Warga kami tiga bulan lebih tinggal di tenda dan hari ini semua kembali dari bukit. Kami sudah tinggal di rumah masing-masing," terang Sekretaris Desa Bobanehena, Taswin Malan dengan gembira.

Proses renovasi 100 rumah ini berlangsung tiga bulan. PPPA Daarul Quran memasok seluruh keperluan material bangunan. Sementara tenaga kerja, digerakkan secara gotong-royong dengan membentuk delapan kelompok kerja.

" Dari awal sampai rumah ke-100, Alhamdulillah warga kompak. Mereka sadar harus bangkit dari musibah secara mandiri. Mulanya ada sedikit kendala, tapi itu seni dalam membangun masyarakat. Semua belajar, dan hari ini semua terharu mampu menyelsaikan rumah tinggal masing-masing," terang Mujito, pendamping program PPPA Daarul Quran yang tiga setengah bulan setia mendampingi masyarakat Bobanehena.

Tidak hanya para orangtua, anak-anak belia dan remaja Bobanehena juga larut dalam tasyakuran ini. Mereka mengikuti proses dari saat emergency tinggal di tenda pengungsian, sampai perpindahan ke dalam rumah yang siap dihuni.

" Kakak-kakak dari Daarul Quran selalu memotivasi kami. Disuruh kami salat, mengaji dan berdoa. Mereka ikut bersama kami tinggal di tenda. Tiap sore dan subuh kami disuruh berdoa biar cepat kembali ke rumah," kenang Imam Yamin (13), remaja Bobanehena yang diberi kesempatan membuka tasyakuran dengan membaca Surat Al Mulk secara merdu.

Imam Yamin dan anak-anak lainnya, saat ini sedang semangat dalam mengaji baca Alquran dan berusaha menghafalnya. Melihat aktivitas program Rumah Tahfidz PPPA, mereka termotivasi untuk jadi hafidz Quran.

" Kita berdoa, suatu hari tampil sebagai presiden, menteri, pemimpin masa depan dan sosok-sohok hebat yang hafal Alquran dari bumi Bobanehena ini”, kata Anwar Sani, Direktur Utama PPPA Daarul Quran di hadapan ratusan warga desa Bobanehena.

Tepuk tangan bergemuruh. Semua serius mendengarkan sambutan Anwar Sani.

" Insya Allah, atas ijin Allah SWT, kita akan sama-sama bangun desa Bobanehena jadi Kampung Quran. Kita dirikan rumah tahfidz, pemberdayaan ekonomi, dan Daqu Preneure untuk pendidikan keterampilan bagi anak-anak muda Bobanehena," papar Anwar Sani yang disambut gembira warga desa.

" Terakhir, atas izin Allah dan doa warga Bobanehena semua, kita akan lanjutkan recovery rumah ini dengan menambah program 100 rumah lagi," lanjut dia.

Kali ini, di antara tepuk tangan masyarakat, Abdan dan beberapa tokoh masyarakat tertunduk. Saat menengadahkan kepala, matanya berkaca-kaca.

" Hari ini kami belajar banyak tentang tauhid, kebersamaan, ketulusan, dan keikhlasan. Kami telah dibimbing sangat jauh, untuk jadi masyarakat yang mandiri dan religius," ungkap Sofyan, salah seorang tokoh masyarakat Bobanehena yang bekerja di Dinas Kesehatan, Jailolo.

" Bismillah kami akan kompak mewujudkan mimpi dan doa Daarul Quran yang sudah jadi visi masa depan Bobanehena yang berdaya dan religius," pungkas Abdan, mengakhiri catatan 101 tumpeng untuk 100 unit rumah Kampung Quran Bobanehena.

Beri Komentar