5 Provinsi dengan Reproduksi Virus Covid-19 yang Masih Meningkat, Tetap Hati-Hati!

Reporter : Okti Nur Alifia
Selasa, 8 Maret 2022 06:12
5 Provinsi dengan Reproduksi Virus Covid-19 yang Masih Meningkat, Tetap Hati-Hati!
Sebagian besar provinsi di Indonesia sudah menunjukan tingkat reproduksi virus COvid-19 yang menurun. Namun lima provinsi masih menunjukan peningkatan. Daerah mana saja?

Dream - Kementerian Kesehatan melaporkan tren kasus COVID-19 yang secara nasional sudah mulai menurun. Namun dia mengingatkan warga di lima provinsi untuk tetap waspada mengingat angka reproduksi virus (Rt) masih sangat tinggi dibandingkan daerah lain.

“ Angka reproduksi virus (Rt) sudah menurun di setiap pulau besar di Indonesia, tetapi ada lima provinsi yang sedikit meningkat,” ungkapn Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono mengutip laman Setkab.go.id.

Kelima provinsi yang tercatat masih mengalami kenaikan reproduksi virus tersebut adalah Aceh, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Tengah, Gorontalo, dan Kalimantan Utara.

Tren penurunan kasus juga terlihat dari tingkat perawatan pasien COVID-19 di rumah sakit yang menurun. Sekitar 60 persen pasien yang masih dirawat termasuk dalam golongan tidak bergejala atau bergejala ringan.

“ Jadi, sebenarnya sebagian besar kasus yang dirawat adalah kasus-kasus yang tidak memerlukan perawatan secara klinis medis,” imbuhnya.

1 dari 3 halaman

Penyebab Terbanyak Kematian Lansia Pasien COvid-19

Sementara untuk tingkat kematian, Wamenkes menjelaskan angka meninggal dunia pasien COVID-19 di beberapa rumah sakit didominasi pasien yang mempunyai komorbid, kelompok lanjut usia (lansia), dan pasien yang belum mendapatkan vaksinasi lengkap.

Hasil audit menunjukan mayoritas kasus Covid-19 yang meninggal tersebut adalah Lansia dengan komorbid berupa diabetes, hipertensi, dan gagal ginjal.

Pada bagian lain, Wamenkes juga mengimbau masyarakat untuk segera mengikuti vaksinasi dosis lanjutan atau booster. Berbeda dengan ketentuan sebelumnya, masyarakat yang baru menerima vaksin dengan interval tiga bulan setelah suntikan dosis primer bisa mengikuti vaksinasi booster.

Pemerintah berharap dengan semakin banyaknya masyarakat yang mengikuti vaksinasi booster akan mempercepat terjadinya kekebalan komunal (gerd immunity) di masyarakat.

Dantu tak lupa berpesan agar masyarakat tidak memiliki vaksin booster yang akan digunakan. Dia memastikan seluruh vaksina yang dipakai sudah dijamin uji keamanan dan efektivitasnya.

“ Vaksin apa yang terbaik adalah vaksin yang paling cepat kita dapatkan,” tegasnya.

2 dari 3 halaman

Dosis Ketiga Belum Selesai, Muncul Wacana Vaksin Booster Keempat

Dream - Vaksinasi dosis ketiga saat ini tengah digalakkan Pemerintah. Meski masih jauh dari total sasaran, muncul wacana booster keempat.

Wakil Menteri Kesehatan, Dante Saksono Harbuwono, menjelaskan terdapat kemungkinan Indonesia menerapkan booster keempat. Tetapi, hal itu perlu studi lebih dulu.

" Kalau nanti diperlukan dengan studi yang kita evaluasi ternyata kita butuh booster keempat, bukan tidak mungkin booster keempat itu perlu dilakukan," ujar Dante.

Dante menerangkan Kemenkes masih fokus pada vaksinasi Covid-19 primer dosis 1 dan 2 yang ditargetkan selesai pada Juni 2022. Baru setelah itu Kemenkes melakukan evaluasi dengan penyelidikan epidemiologi untuk mengkaji seberapa penting booster keempat.

" Bukan tidak mungkin booster keempat itu diperlukan, tapi bukan sekarang waktunya," kata dia.

Untuk saat ini, Dante menyatakan pihaknya masih mengejar terpenuhinya equal policy (kebijakan vaksinasi merata). Ini mengingat belum semua warga Indonesia menerima vaksinasi penuh, bahkan dosis pertama.

3 dari 3 halaman

Dante menerangkan dari total sasaran mencapai 208.265.720 orang, sudah sebanyak 91,27 persen mendapatkan dosis pertama. Sementara vaksinasi dosis kedua baru di angka 68,09 persen.

Lebih lanjut, Dante menjelaskan pemberian booster bertujuan memberikan proteksi tambahan. Berdasarkan hasil studi sejumlah pakar, proteksi yang diberikan vaksin primer dosis 1 dan 2 menurun setelah 3-6 bulan sehingga perlu penguatan.

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi, mengungkapkan pihaknya tengah mengkaji rencana booster keempat. Namun demikian, sifatnya terbatas hanya untuk tenaga kesehatan yang sangat berisiko.

" Iya, untuk nakes ya," kata Nadia, dikutip dari Merdeka.com.

Beri Komentar