Para Pengisi Diskusi Tampil Membuka Pameran Foto Kolase Bicara:Kisah Para Korban Rokok (dream/maulana)
Dream - Dua lembaga anti rokok Smoke Free Agent dan World Lung Foundation bekerja sama dengan Universitas Negeri Jakarta (UNJ) menggelar diskusi dan pameran fotografi bertema 'Kolase Bicara: Kisah Para Korban Rokok'. Acara ini digelar untuk membantu menyuarakan kisah para korban asap rokok.
Menurut salah seorang pembicara dr. Kartono Mohammad, korban asap rokok meliputi orang-orang yang merokok (perokok aktif) dan perokok yang terpapar asap rokok (perokok pasif).
Jika menganut statistik, menurut Kartono, jumlah perokok pasif di Indonesia tercatat lebih banyak ketimbang perokok aktif.
" Jika dalam statistik, ada setidaknya 80 persen orang Indonesia terpapar asap rokok. Mereka terpapar asap rokok dari orang-orang terdekat, seperti keluarga, teman, tetangga, dan kendaraan," jelasnya saat sesi diskusi berlangsung di UNJ, Jakarta Kamis, 5 November 2015.
Meski begitu Kartono menyebut satu lagi jenis korban rokok yang belum banyak diketahui masyarakat. Korban ketiga ini merupakan orang yang tidak merokok dan tidak terkena paparan asap rokok.
" Namanya third hand smoker. Mereka tidak merokok, tidak terkena asap rokok, tapi terkena endapan nikotin yang menempel," ungkapnya.
Dalam sesi diskusi yang berlangsung, salah seorang korban rokok Zainudin mengaku sedih karena menjadi perokok pasif. Karena jadi perokok pasif itulah dirinya kini harus memiliki lubang di leher sebagai tempat bernafas.
" Ayah saya yang merokok. Tapi saya yang terkena dampaknya. Lubang ini karena saya menderita kanker pita suara," ungkap pria berambut putih itu sembari menunjuk lubang di lehernya.
Menurut Kartono, fakta mengenai perokok aktif di Indonesia sebetulnya cukup mencengangkan. Sebab, dari data yang diperolehnya, 67 persen laki-laki dan 2,7 persen perempuan merupakan perokok aktif.
" Dan uniknya, 70 persen perokok itu berasal dari keluarga miskin," jelasnya.
Kedepannya, dia berharap, ada tindakan tegas dari pemerintah untuk mengatur dan memberi sanksi kepada para perokok. Sebab, dia khawatir pertumbuhan perokok aktif sudah menggejala di kalangan generasi muda di bawah usia 15 tahun.
" Saya tidak ingin generasi kedepan menjadi generasi yang tidak sehat karena paparan asap rokok," pungkasnya. (Ism)
Advertisement
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
UU BUMN 2025 Perkuat Transparansi dan Efisiensi Tata Kelola, Tegas Anggia Erma Rini
Masa Tunggu Haji Dipercepat, dari 40 Tahun Jadi 26 Tahun
Viral Laundry Majapahit yang Bayarnya Hanya Rp2000
NCII, Komunitas Warga Nigeria di Indonesia
Azizah Salsha di Usia 22 Tahun: Keinginanku Adalah Mencari Ketenangan
Hj.Erni Makmur Berdayakan Perempuan Kalimantan Timur Lewat PKK
Benarkah Gaji Pensiunan PNS Naik Bulan Ini? Begini Penjelasan Resminya!
Timnas Padel Indonesia Wanita Cetak Sejarah Lolos ke 8 Besar FIP Asia Cup 2025
Hore, PLN Berikan Diskon Tambah Daya Listrik 50% Hingga 30 Oktober 2025
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
Hasil Foto Paspor Shandy Aulia Pakai Makeup Artist Dikritik, Pihak Imigrasi Beri Penjelasan
Zaskia Mecca Kritik Acara Tanya Jawab di Kajian, Seperti Membuka Aib