Bungkus Camilan Keripik Itu Terlihat Besa (Siakapkeli.my)
Dream - Makan camilan seperti keripik ketika menonton televisi memang sesuatu yang mengasyikkan.
Kadang-kadang, kita bahkan tidak tahu berapa banyak bungkus keripik yang sudah dihabiskan untuk menonton drama favorit kita.
Tapi, ada satu hal yang kurang menyenangkan tentang camilan keripik yang kita makan saat bersantai itu.
Jika dilihat dari luar sebelum dibuka, bungkus camilan keripik itu terlihat besar dan kita membayangkan isinya pasti banyak.
Tapi ketika membuka bungkusnya, kita pasti kecewa karena isinya sedikit saja. Justru bungkus camilan keripik itu lebih banyak diisi angin saja.
Kita tentu bertanya-tanya, mengapa produsen camilan semacam keripik lebih banyak mengisi angin daripada keripik itu sendiri?
Apakah mereka berusaha menipu konsumen dan hanya mencari keuntungan saja? Sebenarnya ada beberapa sebab mengapa produsen berbuat demikian.
© Dream
Dalam industri manufaktur, penggunaan 'angin' atau 'slack fill' ini memang disengaja dalam produk mereka. Bungkus keripik diisi dengan angin ini bertujuan untuk menciptakan perlindungan bagi keripik itu sendiri.
Selama ini kita mungkin tidak pernah memikirkan perjalanan si keripik dari pabrik hingga di atas meja kerja atau belajar, bukan?
Keripik ini dikeluarkan dari pabrik, dimuat di dalam truk, sebelum diangkut dan dijual di gerai ritel.
Jika bungkusnya tidak diisi dengan 'angin', maka keripik-keripik itu akan hancur dan menjadi seperti tepung.
Kalau sudah hancur, tentu saja produsen tidak dapat menghasilkan keuntungan karena dianggap sebagai produk yang rusak.
Kita sebagai pembeli tidak ingin mendapat keripik hancur dan menjadi tepung, bukan?
© Dream
Ya, apa yang dimasukkan ke dalam bungkus keripik itu bukanlah 'angin' sembarangan. 'Angin' itu sebenarnya adalah gas nitrogen. Mengapa produsen harus mengisi bungkus keripik dengan gas nitrogen? Aneh.
Sebenarnya gas nitrogen ini berfungsi sebagai pengawet yang melindungi kualitas dan kerenyahan si keripik. Jika hanya diberi angin biasa, maka kualitas dan kerenyahan keripik akan terpengaruh serta merusak produk itu sendiri.
Namun, pada 1994, para ilmuwan menemukan bahwa keripik kentang yang terkena gas nitrogen tidak hanya membuatnya lebih tahan lama, tetapi mampu membuat rasanya menjadi lebih lezat.
(ism, Sumber: Siakapkeli)
Advertisement
Dompet Dhuafa Kirim 60 Ton Bantuan Kemanusiaan untuk Penyintas Bencana di Sumatera

Perlindungan Rambut Maksimal yang Ringan dan Praktis Lewat Ellips Hair Serum Ultra Treatment

Temukan Pengalaman Liburan Akhir Tahun yang Hangat di Archipelago Hotels

Kolaborasi Strategis KEC dan Archipelago Hadirkan Perusahaan Manajemen Hotel Baru di Madinah

Komunitas `Hutan Itu Indonesia` Ajak Anak Muda Jatuh Cinta Lagi pada Zamrud Khatulistiwa
