Fasilitas Haji di Armina Dikeluhkan, Ini Jawaban Menag

Reporter : Muhammad Ilman Nafi'an
Jumat, 23 November 2018 16:00
Fasilitas Haji di Armina Dikeluhkan, Ini Jawaban Menag
Jumlah tenda dan toilet menjadi sumber keluhan jemaah.

Dream - Indeks Kepuasan Haji 2018 yang diluncurkan Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan predikat memuaskan dengan nilai 85,23 persen. Meski demikian, BPS memberi catatan banyaknya keluhan para jemaah terkait fasilitas di Armina (Arafah-Mina-Muzdalifah).

Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin, mengakui kekurangan tersebut. Menurut dia, pemerintah telah meningkatkan kualitas pelayanan bagi jemaah haji di semua sektor, namun mengalami kesulitan dalam perbaikan fasilitas di Armina.

" Wilayah Armina, kami (Pemerintah Indonesia) tidak memiliki kewenangan penuh karena ada di bawah tanggung jawab Pemerintah Saudi, khususnya tenda di Mina, toilet terbatas," ujar Lukman di Jakarta.

Lukman juga membenarkan wilayah Armina memang selalu dikeluhkan jemaah dari berbagai negara. Dalam tiga tahun belakangan, kata Lukman, pihaknya sudah meminta Pemerintah Arab Saudi untuk memperbaiki fasilitas di Armina, khususnya tenda dan toilet.

Dia juga menjelaskan wilayah Armina sulit untuk diperluas karena berkaitan dengan hukum syar'i. Sehingga diusulkan agar Saudi membuat tenda vertikal. Tetapi belum juga dilaksanakan oleh pemerintah setempat.

" Wilayah ini sangat terbatas. Anda keluar setengah meter dari wilayah Mina maka secara hukum agama dipersoalkan, tidak sah," kata Lukman.

" Anda bisa bayangkan wilayah sangat terbatas tetapi dalam waktu bersamaan ada sekitar 2,5 juta jemaah," ucap dia melanjutkan.(Sah)

1 dari 3 halaman

Daftar Layanan Haji 2018 yang Paling Memuaskan Jemaah

Dream - Badan Pusat Statistik (BPS) memaparkan hasil survei Indeks Kepuasan Jemaah Haji Indonesia 2018. Dari survei tersebut, jemaah haji 2018 mengaku puas dengan pelayanan yang ada.

" Indeks kepuasan jemaah haji Indonesia tahun 2018 ini mencapai 85,23 persen telah memenuhi kriteria sangat memuaskan," kata Kepala BPS, Suhariyanto di kantornya, Jakarta, Kamis, 22 November 2018.

Suhariyanto mengatakan, angka tersebut mengalami peningkatan 0,38 persen dibanding tahun lalu yang sebesar 84,85 persen.

Indeks kepuasan jemaah haji itu dinilai menggunakan rerata sejumlah indikator. Beberapa indikator yang dinilai diantaranya, pelayanan petugas sebesar 87,69 persen, transportasi bus antarkota 88,25 persen, pelayanan bus sholawat sebesar 87,65, pelayanan ibadah 87,12 persen, pelayanan katering non-Armina 86,91 persen.

Selain itu, jemaah juga dimintai pendapat mengenai layanan lain. Dari hasil itu, akomodasi hotel mendapat nilai sebesar 86,02 persen, pelayanan lain-lain sebesar 85,61 persen, pelayanan katering di Armina sebesar 84,38 persen, pelayanan bus Armina sebesar 81,09 persen, dan pelayan tenda sebesar 77,59 persen.

2 dari 3 halaman

Armina Masih Banyak Kendala

Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin dan Kepala BPS Suhariyanto

Terkait dengan pelayanan jarak dari bandara, pelayanan jemaah selama di Madinah, Makkah, dan tempat-tempat lainnya selama di Arab Saudi penilannya lebih dari 80 persen.

" Kata yang sering disebut oleh petugas selama berhaji itu 'petugas'," ujar Suhariyanto.

Dalam survei itu, para jemaah kebanyakan mengeluhkan mengenai pelayanan ketika berada di Armina seperti tenda hingga toliet.

Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin mengaku berterima kasih atas survei yang dilakukan oleh BPS terkait indeks kepuasan jemaah haji. Selain dari survei ini, Lukman mengaku Kementerian Agama juga senantiasa melakukan evaluasi internal terkait pelayanan haji.

" Saya sungguh bersyukur, saya harus menyampaikan syukur berkali-kali atas paparan ini," ucap Lukman.(Sah)

3 dari 3 halaman

Survei: Jemaah Haji Musim 2018 Merasa Lebih Puas

Dream - Indeks Kepuasan Pelayanan Haji di Indonesia (IKPHDI) musim 2018 menunjukan peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya. Di tahun ini, IKPHDI mencatat skot 87,21 atau naik 2,75 dari tahun sebelumnya sebesar 84,46/ 

Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Bimbingan Masyarakat Agama dan Layanan Keagamaan Kementerian Agama, Muharam Marzuki, mengatakan tahapan penelitian dimulai sejak persiapan hingga kepulangan jemaah haji, dari 7 hingga 22 Mei 2018.

" Ini merupakan survei kali kedua," kata Muharam, dikutip dari kemenag.go.id, Kamis, 22 November 2018.

Dalam penilaian kepuasan jemaah haji, tim penilai membuat tiga indikator variabel dalam survei 2018, diantaranya, mengambil sampel 13 asrama haji embarkasi dengan total 1.950 responden, variabel pada keberangkatan jemaah haji reguler, dan kepulangan jemaah haji reguler.

" Kami tidak hanya sekadar survei, namun kami juga melihat secara langsung dari pelayanan kepada jemaah yang tersebar di 13 asrama haji embarkasi. Survei ini kami lakukan tanpa melakukan pemberitahuan kepada jemaah haji," ujar dia.

Anggota Komisi VIII DPR, Dessy Ratnasari, menyoroti survei terhadap kepuasaan layanan dua maskapai yaitu Garuda Indonesia dan Saudi Arabia. " Terkait kepulangan, saya juga belum melihat di data, indikator terkait pelayanan imigrasi termasuk biometrik yang menjadi inovasi Kemenag. Jadi saya belum melihat kepuasaan jemaah dalam hal ini," ujar Dessy.

Selain biometrik, Dessy juga menyasar soal bagasi, pelayanan manasik haji di kabupaten atau kota termasuk ketepatan penyerahan buku panduan manasik kepada jemaah haji.

Menurut Dirjen PHU, Nizar Ali mengusulkan sejumlah tambahan survei untuk setahun ke depan. Terkait inovasi haji seperti porsi pergantian jemaah wafat, jemaah lansia, dan gagal sistem.

" Survei pendaftaran meski komprehensif. Begitu juga dengan pemberangkatan, misalnya pemastian visa jemaah dan pengkloteran. Secara umum saya menyambut baik hasil survei. Ini luar biasa dan sudah linear dengan layanan di luar negeri yang hari ini juga akan dirilis oleh BPS. Hasil survey ini menurut saya valid," kata Nizar.(Sah)

Beri Komentar