Ilustrasi (AsiaOne)
Dream - Kejadian ini bisa menjadi pelajaran bagi kita untuk berhati-hati menyebarkan artikel di media sosial. Pastikan dulu kebenaran berita tersebut sebelum memutuskan untuk ikut menyebarkan. Jika tidak, maka akibatnya sangat berbahaya.
Berita palsu hampir saja memicu perang nuklir antara Pakistan dan Israel. Pada Selasa 20 Desember 2016, AWDNews menulis bahwa mantan Menteri Pertahanan Israel, Moshe Yaalon, mengancam akan menghancurkan Pakistan jika mengirim tentaranya ke Suriah.
" Kami akan menghancurkan mereka dengan serangan nuklir," demikian AWDNews mengutip Yaalon, sebagaimana dikutip Dream dari CNN, Selasa 27 Desember 2016. Namun tak ada bukti yang menunjukkan bahwa Yaalon benar-benar mengeluarkan pernyataan itu.
Celakanya, berita hoax tersebut direspons serius oleh Menteri Pertahanan Pakistan, Khawaja Asif. Dia bahkan menulis langsung tanggapannya melalui Twitter. Lewat akun media sosial itu, Asif memeringatkan bahwa Israel bukan satu-satunya negara yang memiliki senjata nuklir.
" Menteri Pertahanan Israel mengancam balasan nuklir terhadap peran (Pakistan) dalam memerangi teroris di Suriah. Israel lupa Pakistan juga negara nuklir," tulis Asif di Twitter pada 23 Desember.
Israeli def min threatens nuclear retaliation presuming pak role in Syria against Daesh.Israel forgets Pakistan is a Nuclear state too AH
— Khawaja M. Asif (@KhawajaMAsif)December 23, 2016
Kurang dari sehari, Kementerian Pertahanan Israel merespons kicauan itu melalui Twitter. Melalui kicauan itu, Kementerian Pertahanan Israel menyatakan bahwa pernyataan berita AWDNews yang mengutip Yaalon hanyalah bohong belaka.
" @KhawajaMAsif Pernyataan yang mengutip mantan Menteri Pertahanan Yaalon terhadap Pakistan tak pernah dikatakan," tulis Kementerian Pertahanan Israel.
" @KhawajaMAsif Laporan seperti disebutkan Menteri Pertahanan Pakistan seluruhnya palsu," tambah akun Kementerian Pertahanan Israel.
Setelah dibalas oleh Kementerian Pertahanan Israel, Asif menyatakan bahwa kekuatan nuklir Pakistan hanyalah " penggertak" untuk menjaga kemerdekaan mereka.
" Kami ingin hidup berdampingan dalam damai, baik di dalam maupun luar wilayah kami," kata Asif.
Our nuclear prgrm is only a deterrence to protect our freedom.We desire to coexist in peace , both in our region & beyond.@nytimes
— Khawaja M. Asif (@KhawajaMAsif)December 25, 2016
Advertisement
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik
Kebiasaan Pakai Bra saat Tidur Berbahaya? Cari Tahu Faktanya
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Peneliti Ungkap Pemicu Perempuan Sanggup Bicara 20 Ribu Kata Sehari?
Penampilan Alya Zurayya di Acara Dream Day Ramadan Fest 2023 Day 6
Bentuk Roti Cokelat Picu Komentar Pedas di Medsos, Chef Sampai Revisi Bentuknya
Mahasiswa Sempat Touch Up di Tengah Demo, Tampilannya Slay Maksimal
Desain Samsung Galaxy S26 Bocor, Isu Mirip iPhone 17 Pro Bikin Heboh Pecinta Gadget
Konser Sejarah di GBK: Dewa 19 All Stars Satukan Legenda Rock Dunia dalam Panggung Penuh Magis
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik