Letusan Gunung Anak Krakatau (Liputan6.com)
Dream - Gunung Anak Krakatau kembali erupsi. Gunung yang berada di Selat Sunda ini erupsi pada Jumat 10 April 2020, pukul 22.35 WIB
Aplikasi Magma Indonesia, menyebutkan aktivitas seismik ditandai dengan erupsi tremor yang terjadi berulang kali.
Pos pemantau juga melaporkan adanya semburan abu berwarna hitam yang keluar dari puncak Gunung Anak Krakatau (GAK) bergerak ke timur dengan ketinggian sekitar 500 meter dari dasar kawah.
Erupsi ini masih terjadi hingga Sabtu pagi pukul 05.44 WIB.
" Letusan terjadi hingga pagi ini," kata Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Kasbani kepada Liputan6.com.
Saat ini PVMBG melaporkan, status GAK berada di level II atau waspada.
Dilansir dari Liputan6.com, berikut fakta terkait erupsinya Gunung Anak Krakatau (GAK).
Gunung Anak Krakatau juga erupsi sejak kemarin malam, pukul 22.35 WIB. Erupsi Gunung Anak Krakatau melontarkan kolom abu hingga 500 m di atas puncak.
Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas sedang hingga lebat condong ke arah utara.
Erupsi Gunung Anak Krakatau terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 40 mm dan durasi ± 38 menit 4 detik.
Sementara itu, dari pantauan PVMBG terlihat letusan terus berlangsung sampai Sabtu pada pukul 05.44 WIB.
Kepala PVMBG Kasbani mengatakan, erupsi yang terjadi di Gunung Anak Krakatau ini bersifat strombolian, artinya, letusannya sangat kecil dan terus menerus.
" Makannya Krakatau ini level II," ujar dia.
Dia menegaskan terkait kabar dentuman keras yang terdengar di Jakarta hingga Depok, Jawa Barat, bukan karena Gunung Anak Krakatau.
" Sampai sekarang Gunung Anak Krakatau memang masih erupsi, tapi terlalu jauh jika terdengar hingga Jakarta dan Depok," tuturnya.
Sementara, potensi bahaya dari aktivitas Gunung Anak Krakatau saat ini adalah lontaran material lava, aliran lava dan hujan abu lebat di sekitar kawah dalam radius 2 kilometer dari kawah aktif.
Sedangkan hujan abu yang lebih tipis dapat terpapar di area yang lebih jauh bergantung pada arah dan kecepatan angin.
Aktivitas vulkanik berupa erupsi tipe Strombolian saat ini, lontaran material pijar hanya tersebar di sekitar kawah (masih dalam batas kawasan rawan bencana yang direkomendasikan).
Erupsi menerus berpotensi terjadi, namun tidak terdeteksi adanya gejala vulkanik yang menuju kepada intensitas erupsi lebih besar.
Menurut data yang didapatnya dari BPBD Kabupaten Lampung Selatan, kondisi di Kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan, Sabtu, 11 April 2020 Pukul 04.00 WIB, tidak terpantau adanya bau belerang dan debu vulkanik.
" Pagi ini belum ada laporan kerusakan, kondisi juga turun hujan, dan masyarakat di kecamatan tersebut terutama wilayah sepanjang pantai sudah kembali ke rumah masing-masing," kata Kepala Pusat Data dan Informasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Agus Wibowo dalam keterangan tertulis.
Agus merinci desa terdampak di wilayah pesisir pantai seperti Way Mulih, Way Mulih Timur dan Kunjir. Meski sebagian sudah kembali ke rumah masing-masing, namun saat ini sebagian lainnya masih ada warga yang berjaga dan memantau kondisi.
" BPBD melalui tim reaksi cepat (TRC) telah menghubungi tim pemantau Gunung Anak Krakatau, hasilnya yaitu: Status masih waspada (Level 2) dan aktivitas vulkanik sudah reda. Masyarakat diimbau tidak panik" .
(Sumber: Liputan6.com)
Dream - Empat gunung di Indonesia terpantau erupsi pada Sabtu, 11 April 2020. Dilihat dari Peta Magma Indonesia, Gunung Merapi, Gunung Semeru, Gunung Anak Krakatau dan Gunung Kerinci mengeluarkan magma.
Kasbani, Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), mengatakan erupsi di Gunung Merapi sudah terjadi sejak Jumat 10 April 2020.
Gunung Merapi erupsi pada Jumat, 10 April 2020 pukul 09.10 WIB. Menurut laporan, erupsinya mencapai ketinggian kolom abu teramati 3.000 meter di atas puncak atau 5.968 meter di atas permukaan laut.
Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas ketebalan condong ke arah barat laut. Erupsi Gunung Merapi terekam seismogram dengan amplitudo maksimum 75 mm dan durasi kurang lebih 1 menit 43 detik.
Untuk Gunung Anak Krakatau (GAK) juga mengalami erupsi sejak Jumat malam pukul 22.35 WIB. Erupsi GAK melontarkan kolom abu hingga 500 m di atas puncak kudung.
Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal condong ke arah utara. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 40 mm dan durasi kurang lebih 38 menit 4 detik.
PVMBG menjelaskan letusan berlangsung hingga Sabtu pagi pukul 05.44 WIB.
" Letusan Gunung Anak Krakatau terjadi hingga pagi ini," kata Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral ( ESDM) Kasbani kepada Liputan6.com.
Kasbani mengatakan, erupsi yang terjadi di Gunung Anak Krakatau ini bersifat strombolian, artinya, letusannya sangat kecil dan terus menerus.
" Makannya Krakatau ini level II," ujar dia.
Sementara, Gunung Semeru erupsi hampir terjadi setiap hari. Namun, tinggi kolom abu hanya 200 hingga 300 meter saja.
" Semeru hampir setiap hari, 200-300 meter saja. Sudah karakteristik Semeru seperti itu," ujar Kasbani.
Untuk Gunung Kerinci, kata Kasbani, juga memiliki karakteristik yang sama dengan Semeru.
" Saya akan cek lagi Kerinci, kadang-kadang memang erupsi tapi kecil-kecil saja, di Kerinci ada sumber lava, sekali-sekali terdorong," kata dia.
Keempat gunung tersebut, kata dia, berada di level II atau waspada.
Sumber: Liputan6.com/
Advertisement
Style Maskulin Lionel Messi Jinjing Tas Rp1 Miliar ke Kamp Latihan
Official Genas, Komunitas Dance dari Maluku yang `Tularkan` Goyang Asyik Tabola Bale
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik
Kebiasaan Pakai Bra saat Tidur Berbahaya? Cari Tahu Faktanya
Peneliti Ungkap Pemicu Perempuan Sanggup Bicara 20 Ribu Kata Sehari?
Bentuk Roti Cokelat Picu Komentar Pedas di Medsos, Chef Sampai Revisi Bentuknya
Mahasiswa Sempat Touch Up di Tengah Demo, Tampilannya Slay Maksimal
Ditagih Janji Rp200 Juta oleh Ibu Paruh Baya, Ivan Gunawan: 'Mohon Jangan Berharap Bantuan Saya'
Bukan Hanya Terkenal, Ellips Buktikan Diri Paling Dicintai Konsumen Lewat Penghargaan YouGov