Hanya Mengetik Kata 'Ya' di Facebook, Ibu Dibui 15 Tahun

Reporter : Sandy Mahaputra
Jumat, 13 Mei 2016 09:15
Hanya Mengetik Kata 'Ya' di Facebook, Ibu Dibui 15 Tahun
Pernyataan si ibu di Facebook dianggap telah...

Dream - Ibu dari seorang aktivis kelompok pro-demokrasi Thailand menghadapi tuntutan hukuman 15 tahun penjara setelah dituduh menghina simbol kerajaan melalui Facebook.

Patnaree Chankij (40) yang bekerja sebagai pembantu, akan diadili oleh pengadilan militer di bawah undang-undang penghinaan terhadap Kerajaan Thailand.

Pernyataan Chankij di Facebook dianggap telah menghina Raja Bhumibol Adulyadej dan anggota keluarganya.

Pada Sabtu pekan lalu, aktivis Hak Asasi Manusia menyebut penangkapan Chankij sehari sebelumnya merupakan kemunduran baru untuk Thailand.

Menurut aktivis HAM Thailand, tuntutan berdasarkan undang-undang penghinaan terhadap kerajaan meningkat sejak junta militer mengambil alih kekuasaan pada 2014 lalu.

Poonsuk Poonsukcharoen, pengacara Chankij, mengatakan Chankij hanya mengirim balasan satu kata 'Ja' setelah menerima pesan di Facebook.

Kata tersebut dikatakan memang mirip dengan 'Ya', tetapi tidak menyatakan kesepakatan terhadap isi pesan atau berkomentar tentang itu.

Selain itu, pesan tersebut tidak dibuat publik, agar tidak menimbulkan dugaan penghinaan, seperti dalam kasus tersebut. Pengirim pesan tersebut, Burin Intin (28) telah ditangkap bulan lalu.

Kolonel Olarn Sukkasem, kepala polisi Divisi Penindakan Kejahatan Teknologi, mengatakan kepada wartawan bahwa pihak berwenang memiliki bukti cukup untuk menunjukkan bahwa kedua orang itu telah 'melakukan hal-hal secara bersama-sama'.

Namun dia tidak memberikan keterangan secara spesifik tentang tuduhan tersebut dan mengatakan penyelidikan sedang berlangsung.

Sementara itu Human Rights Watch mengatakan hari Sabtu bahwa junta militer menggunakan undang-undang penghinaan secara 'sewenang-wenang dan membabi-buta' untuk mengadili orang-orang yang kritis terhadap Kerajaan Thailand.

Sejak kudeta dua tahun lalu, junta militer telah menangani 57 kasus menggunakan undang-undang penghinaan, dan 44 dari kasus tersebut melibatkan komentar di Internet, kata kelompok HAM Thailand.

" Junta Thailand telah tenggelam ke titik terendah dengan melakukan penuntutan terhadap seseorang di bawah undang-undang penghinaan kerajaan, yang telah disalahgunakan secara sistematis untuk membungkam kritik," kata Brad Adams, direktur Human Rights Watch Asia.

" Menuntut seseorang hanya karena menjawab pesan di Facebook adalah bukti bahwa junta telah keterlaluan dalam menggunakan undang-undang penghinaan kerajaan," tambahnya.

Sementara itu, pada konferensi pers yang digelar haru Sabtu, Kolonel Olarn memperingatkan masyarakat agar hati-hati saat berkomunikasi di Internet.

" Jika Anda membagikan informasi yang meresahkan, Anda harus bertanggung jawab atas tindakan Anda itu juga," katanya. Hanya dengan mengklik 'Like' di Facebook bisa dianggap pelanggaran, tambahnya.

(Sumber: Nytimes.com)

1 dari 4 halaman

Geger Kirim Santet Lewat Facebook, Hati-hati...

Geger Kirim Santet Lewat Facebook, Hati-hati... © Dream

Dream - Jangan dikira badan keamanan siber hanya mengurusi serangan peretas saja. Lihatlah di Malaysia. Badan keamanan siber di negeri jiran itu, juga mengurusi masalah “ ilmu hitam” di dunia maya.

Entah benar atau tidak. Entah bagaimana pula caranya. Yang jelas, Juru Bicara CyberSecurity Malaysia, Jazannul Azriq Aripin, menyebut ada laporan dukun yang menggunakan media sosial.

CyberSecurity Malaysia adalah lembaga di bawah Departemen Sains Teknologi dan Inovasi Badan ini diluncurkan pada tahun 2007 oleh mantan Perdana Menteri Tun Abdullah Ahmad Badawi untuk mempromosikan cybersecurity.

Laporan yang masuk tersebut menyatakan adanya kasus dukun yang menggunakan sosial media, seperti Facebook, untuk mengirimkan guna-guna kepada korban mereka.

“ Jangan terkejut jika ‘bomoh’ [dukun] menjadi lebih pintar dan mereka mungkin telah memasang internet untuk melancarkan ilmu hitam mereka,” kata Aripin, dikutip dari Malaymail Online, Senin 14 Maret 2016.

“ Oleh sebab itu, hindari mengunggah foto diri Anda untuk menghindari ancaman ilmu hitam,” tamah dia.

Dia tidak merinci dengan jelas apa yang terjadi dalam kasus-kasus yang dilaporkan itu, atau bagaimana para dukun itu bekerja secara online melalui media sosial.

Aripin juga memperingatkan pengguna media sosial untuk tidak mengunggah data diri lengkap, seperti nomor telepon dan alamat rumah.

2 dari 4 halaman

Jual Semua Harta Demi Nikahi Pria di Facebook, Ternyata...

Jual Semua Harta Demi Nikahi Pria di Facebook, Ternyata... © Dream

Dream - Ini pelajaran bagi kita semua: jangan mudah jatuh cinta dengan orang yang dikenal secara online. Apalagi terburu-buru mengorbankan segalanya untuk sekadar janji menikah. Ada baiknya kita tunggu hubungan itu menjadi nyata, tak hanya di dunia maya.

Jangan sampai kita mengalami kisah Evangeline Tsadiosou, penyanyi sekaligus penulis lagu dari Stevenage, Hertfordshir, Inggris, ini. Wanita 38 tahun itu patah hati setelah menjual segala harta benda demi niat menikahi pria yang dia kenal lewat Facebook. Namun rencana itu gagal total setelah tahusang lelaki telah menjalin kasih dengan wanita lain.

Dikutip Dream dari laman Metro.co.uk, Jumat 12 Februari 2016, sembilan bulan yang lalu Evangeline bertemu dengan pria Kanada, Darryl Brown Fancey, lewat Facebook. Perkenalan itu bermula saat Darryl menambahkan Evangeline sebagai teman di jejaring sosial tersebut.

Setelah perkenalan itu, keduanaya saling mengirim pesan melalui Facebook. Kerap bercakap melalui pesan online, ternyata menumbuhkan benih asmara di hati Evangeline. Setelah itu, keduanya mulai berbincang melalui telefon.

Darryl kemudian melamar Evangeline pada Desember tahun lalu. Dan lamaran itu diterima. Evangeline juga sudah berencana pindah ke Toronto, tempat tinggal Darryl. Bahkan, Evangeline juga sudah berencana mengenakan gaun pengantin saat terbang ke Kanada, sehingga saat bertemu di bandara, mereka bisa langsung menikah.

" Aku tahu, beberapa orang pasti berpikir kami gila, karena aku belum pernah melihat dia, baik melalui percakapan video maupun bertemu langsung. Tapi aku tahu dalam hatiku dialah jodohku," tutur Evangeline.

Romantis memang. Angan-angan indah itu mendorong Evangeline menjual segalanya. Rumah berikut perabotnya telah diuangkan. Demi mendapat dana untuk menemui sang pujaan hati di Kanada.

Tapi sayang. Setelah kisah romantis Evangeline dan Darryl tersebar di jejaring sosial, kabar buruk datang. Sejumlah perempuan memberi tahu Evangeline bahwa Darryl telah menjalin cinta dengan mereka.

Salah seorang perempuan bahkan mengklaim sebagai kekasih Darryl dan mengaku telah tinggal bersama saat melewatkan akhir pekan pada bulan lalu.

Saat Evangeline mengonfirmasi informasi dari perempuan-perempuan itu, Darryl menuding pengakuan-pengakuan itu hanyalah bentuk kecemburuan dari bekas-bekas kekasihnya. Darryl menuding para mantan itu hanya ingin menghancurkan kebahagiaannya bersama Evangeline.

Dan belakangan, melalui akun Facebook, Darryl malah mengingkari hubungannya dengan Evangeline. Dia mengklaim tak pernah bertunangan dengan Evangeline. Tak pernah berpacaran, dan tak pernah pula berencana untuk menikah dengan Evangeline.

" Aku tak bisa percaya ini terjadi. Aku percaya Darryl sepenuhnya, dia bilang mencintaiku setiap hari, sekarang aku merasa benar-benar malu dan patah hati," ujar Evangeline.

Selama sembilan bulan perkenalan itu, Darryl memang kerap melontarkan rayuan gombal. Dia bilang telah menyiapkan rumah untuk tinggal bersama Evangeline dan sudah tak sabar untuk hidup bersama.

Dan Evangelin termakan oleh rayuan itu. Dia menjual seluruh kekayaan untuk janji-janji kosong Darryl. " Aku telah menjual semua yang aku punya karena aku kehabisan waktu dan hanya perlu menyingkirkan segala sesuatu untuk membeli tiket pesawat."

" Setelah mengetahui apa yang aku ketahui sekarang, aku tak pernah berpikir dia akan datang ke bandara untuk menemuiku. Ini sangat memalukan," tambah Evangeline.

Kisah ini sengaja diutarakan oleh Evangeline agar didunia ini tak lagi ada perempuan yang bernasib sama dengannya. Kini, Evangeline hanya punya waktu dua pekan untuk meninggalkan rumah yang telah dijualnya. (Ism)

3 dari 4 halaman

Kecantikan Dipuji Teman Facebook, Wanita Ini Dianiaya Kekasih

Kecantikan Dipuji Teman Facebook, Wanita Ini Dianiaya Kekasih © Dream

Dream - Hati-hatilah dalam menggunakan media sosial. Bak dua sisi mata uang, jejaring sosial selalu memiliki dampak positif dan negatif. Jika kurang bijak, bisa-bisa menimbulkan kesalahpahaman.

Simaklah kisah tragis yang dialami seorang wanita di George Town, Penang, Malaysia, ini. Perempuan 28 tahun itu dianiaya oleh sang pacar yang cemburu karena pujian lelaki lain di jejaring sosial.

Dikutip Dream dari laman New Straits Times, Selasa 26 Januari 2016, peristiwa itu terjadi pada Kamis malam, pekan lalu. Saat sang perempuan pulang ke rumahnya yang beralamat di Taman Pisang Awak, Kampung Melayu.

Setiba di rumah, perempuan ini bersitegang dengan sang pacar, lelaki berusia 52 tahun. Pertengkaran tak berhenti dengan adu mulut. Karena geram, lelaki itu menghajar kekasihnya itu dengan kapak.

Lelaki itu memukulkan bagian belakang kapak ke kepala dan kaki perempuan nahas itu. Setelah itu, sang perempuan diusir dari rumah. Tak terima dengan perlakuan kasar itu, sang wanita mengadu ke polisi.

Polisi pun memeriksa lelaki yang dilaporkan oleh kekasihnya itu. “ Tersangka mengira korban memiliki pacar lain, meskipun wanita itu menolak tuduhan tersebut,” ujar petugas kepolisian Mior Fridalatrash Wahid.

Usut punya usut, lelaki itu ngamuk karena melihat lini masa Facebook kekasihnya. Di laman jejaring sosial itu, lelaki itu melihat sang pacar mendapat pujian dari lelaki lain. Sang pacar dibilang cantik oleh teman lelaki di Facebook.

Sang wanita semula ingin menghentikan kasus ini, dengan syarat lelaki itu mau datang ke kantor polisi dan berjanji tak akan mengulangi perbuatan asar itu.

“ Namun setelah kami mendatangi rumahnya, tersangka telah pergi, diyakini melarikan diri,” tambah Mior. Saat ini, polisi masih memburu lelaki itu. 

4 dari 4 halaman

Suami Bunuh Istri karena Kecanduan Facebook

Suami Bunuh Istri karena Kecanduan Facebook © Dream

Dream - Seorang pria Mesir membunuh istrinya dengan sadis hanya karena alasan sepele.

Pelaku menusuk istrinya 17 kali karena menganggap istrinya itu lebih suka Facebook daripada sang suami, seperti ditulis surat kabar lokal. 

Polisi menangkap pelaku setelah mendapat laporan dari kakak korban yang mengatakan ,adiknya ditikam berkali-kali di rumah pasangan itu di Mesir timur.

" Pelaku mengatakan ia melakukan pembunuhan itu, karena istrinya lebih suka main Facebook. Istrinya selalu sibuk dengan media sosial sehingga tidak memperhatikan dirinya," kata satu sumber di kepolisian.

Ibu korban, berbicara di TV lokal, mengatakan ia sebenarnya menolak pelaku untuk menjadi suami putrinya. Namun putrinya bersikeras menikahi pelaku.

" Saya tidak pernah melihat putri saya duduk di kursi pelaminan saat pernikahannya. Tapi saya melihat dia telah meninggal di pemakaman," kata ibu korban.

(Ism, Sumber: emirates247.com)

Beri Komentar