Heboh Karateka Diminta Lepas Hijab, Ini Kata Forki

Reporter : Ahmad Baiquni
Kamis, 29 Desember 2016 11:01
Heboh Karateka Diminta Lepas Hijab, Ini Kata Forki
Pengurus Federasi Olahraga Karate-do Indonesia (FORKI) Jawa Timur angkat bicara.

Dream - Seorang pelajar SMP peserta Kejuaraan Daerah Karate di Magetan, Jawa Timur, Aulia membuat heboh media sosial. Pemicunya, dia dikabarkan diminta melepaskan hijab sebelum bertanding di kejuaraan tingkat Magetan dan sekitarnya pada 22-24 Desember 2016 lalu. 

Kabar itu diunggah oleh pemilik akun Facebook Janan Farisi. Di dalam unggahan itu, pemilik akun menyertakan kronologi pelarangan itu menurut versinya.

Di akun itu, Janan mengisahkan perjuangan Aulia berlatih karate. Tetapi, perjuangan itu berakhir sia-sia. Aulia tidak bisa bertanding karena diminta melepas hijab.

" Namun saat hari itu tiba, saat ia sudah siap bertanding dengan seragam karate gagahnya, seorang juri menyuruhnya melepas JILBAB nya. Ia tak dibolehkan mengikuti pertandingan dengan jilbabnya. Tersentaklah ia. Bergejolak pertandingan yang sangat hebat dalam hatinya. Bertanding mengejar mimpi atau mempertahankan JILBAB nya, izzah ke-Islaman nya... Latihan gigihnya selama ini... Impiannya... Akankah menguap begitu saja...," tulis Janan, diakses pada Rabu, 28 Agustus 2016.

Unggahan tersebut banyak mendapat tanggapan dari pengguna Facebook. Sejak diunggah pada 24 Desember lalu, unggahan ini telah disebar sebanyak 4.376 kali dan mendapat 1.272 komentar.

 

1 dari 2 halaman

Penjelasan Forki

Penjelasan Forki © Dream

Dream - Ramainya kabar ini membuat Pengurus Federasi Olahraga Karate-do Indonesia (FORKI) Jawa Timur angkat bicara. Wakil Ketua bidang Pembinaan Prestasi FORKI Jatim, Yanto membantah adanya pelarangan penggunaan hijab di kejuaraan itu.

Yanto mengatakan sebelum pertandingan, penyelenggara telah menggelar Technical Meeting (TM) membahas aturan yang diperbolehkan dalam kejuaraan.

Salah satunya yakni peserta berhijab boleh mengenakan hijab yang diakui oleh federasi karate dunia, World Karate Federation (WKF).

" Kalau seusai ketentuan yang diakui WKF, hijab yang dibolehkan itu yang orang-orangtua kita biasa sebut dengan kerpus," kata Yanto.

Menurut dia, hijab karate menutup leher dan telinga dan menyesuaikan bentuk tubuh.

Bentuk hijab ini juga diterapkan oleh para atlet karateka dunia, termasuk dari negara-negara Muslim di Timur Tengah.

" Di dalam TM sudah setuju semua. Besoknya, para peserta juga menyesuaikan hijabnya," kata Yanto.

2 dari 2 halaman

Bukan Diminta Lepas Hijab Tapi...

Bukan Diminta Lepas Hijab Tapi... © Dream

Dream - Demikian pula saat Aulia yang masuk kategori +35 kilogram putri. Dia sempat diperiksa pembantu wasit dan diminta mengganti hijabnya sesuai ketentuan yang disepakati.

" Ternyata Aulia mengira disuruh melepas hijab. Aulia ini belum tanding, dia masih menunggu urutan," kata Yanto.

Saat tiba gilirannya, wasit memanggil Aulia. Tetapi, dalam tiga kali panggilan, Aulia yang seharusnya bertanding tidak maju ke arena.

" Sepertinya pendamping Aulia ini tidak mengerti. Ada kok berita acaranya," ucap Yanto.

Yanto pun mengaku kaget berita yang tersebar tidak sesuai dengan fakta. Dia pun tidak mengetahui apakah pihak penyebar kabar itu apakah pelatih atau hanya guru pendamping Aulia.

" Kami minta pertanggungjawaban dari pendampingnya. Tapi sampai sekarang tidak ada konfirmasi dari pendamping," ucap Yanto. (Ism)

Beri Komentar